Jumat, 13 Oktober 2023

LOGOUT TAGOUT

 LOG OUT  &  TAG OUT (LOTO)



BAHASA INDONESIA

Menggunakan peralatan mesin yang bergerak sendiri akan membuat pekerjaan kita lebih mudah serta membantu kita menjadi lebih produktif. Mesin yang kita gunakan dapat bekerja dengan berbagai bentuk energi yang berbeda, sementara energi ini membantu kita melakukan hal-hal yang tidak dapat kita lakukan sendiri karena kekuatannya yang besar dan juga bisa berbahaya sehingga kita perlu berhati-hati saat menanganinya, misalnya cedera yang berhubungan dengan energi. hal sering terjadi ketika seseorang sedang mengerjakan peralatan dan orang lain secara tidak sengaja menyalakan listrik sehingga peralatan tersebut kembali beroperasi.

Maka diperlukan cara untuk mencegah situasi tersebut. Dalam hal seperti ini OSHA telah memberlakukan peraturan tag out  lock out, OSHA, yang adalah bagian dari pemerintah federal di Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat. dimana dalam program ini kita akan membahas peraturan ini dan bagaimana peraturan tersebut berlaku pada pekerjaan yang Kita lakukan. Kita juga akan mengilustrasikan peralatan dan prosedur tag out  lock out  yang harus Kita gunakan untuk menyiapkan perbaikan dan pemeliharaan daya dengan aman. ide di balik tag out  lock out  cukup sederhana tujuannya adalah untuk menonaktifkan mesin saat sedang diservis dengan mengisolasinya dari sumber listrik atau sumber energi sehingga tidak dapat melukai siapa pun yang sedang bekerja atau di sekitarnya untuk melakukan tag kunci ini dan mekanisme lainnya ditempatkan pada perangkat isolasi energi seperti kotak saklar listrik dan katup langkah penguncian mematikan atau mengisolasi mesin dari sumber energi dengan penkitaan Mesin yang dapat memberi tahu orang lain tentang jenis pekerjaan yang sedang dilakukan.

Pada situasi mesin di mana Prosedur tag out  lock out  harus digunakan termasuk memperbaiki sirkuit, membersihkan dan melumasi komponen, membersihkan mekanisme yang macet, membangun kembali peralatan dan melakukan penyetelan mesin sehingga karyawan akan mengetahui cara menangani situasi ini dengan aman, peraturan tag out  lock out  menurut OSHA meminta semua fasilitas untuk menerapkan program pengendalian energi. harus menyertakan program tag out  lock out  tertulis yang terdiri dari dua komponen utama, prosedur tag out  lock out  untuk semua peralatan dan mesin bertenaga listrik di fasilitas dan rencana untuk melatih karyawan mengenai prosedur ini. Ada banyak jenis perangkat lock out  yang dapat digunakan untuk mengisolasi suatu bagian. peralatan dari sumber energinya yang paling umum adalah dengan rantai gembok dan klem katup.

Perangkat yang lebih khusus seperti irisan dan pin sering digunakan dengan sistem hidrolik atau pneumatik. Perangkat penkita memberikan peringatan visual bahwa pekerjaan sedang dilakukan pada mesin atau peralatan. tag mengidentifikasi orang-orang yang bekerja pada mesin dan juga dapat menunjukkan mengapa peralatan tidak berfungsi ingat tag hanya memberikan informasi saja, tag tidak dapat mengamankan perangkat isolasi energi sehingga harus digunakan dengan kunci bila memungkinkan jika Kita terlibat dalam aktivitas yang memerlukan lock out  prosedur tag out  majikan Kita akan menyediakan kunci tag dan perangkat lain yang Kita perlukan ini harus diidentifikasi sebagai perangkat tag out  lock out  hanya saja perangkat tersebut tidak dapat digunakan untuk fungsi lain dan tidak boleh digunakan bersama dengan pekerja lain Kita juga tidak boleh menggunakan perangkat yang tidak ditunjuk untuk lock out  tag out  misalnya Kita tidak boleh mengambil gembok dari loker atau kotak perkakas dan menggunakannya untuk mengunci panel listrik perangkat lock out /tag out  harus mudah dikenali dan cukup tahan lama untuk tahan terhadap kondisi keras apa pun yang mungkin akan dihadapinya. akhirnya kunci harus sulit untuk dilepas sehingga tidak dapat dilepas secara tidak sengaja hanya karyawan tertentu di fasilitas Kita yang akan diizinkan untuk memasang perangkat tag out  lock out  karyawan tersebut harus dapat mengenali sumber energi berbahaya serta jenis dan jumlah energinya. energi yang terkait dengan masing-masing mesin dan peralatan yang diservis dalam situasi lock out  tag out  yang ditunjuk oleh OSHA sebagai karyawan yang terkena dampak karena mereka juga harus mengetahui prosedur dan perangkat yang digunakan untuk mengendalikan sumber energi ini.

Orang lain yang bekerja dengan atau di sekitar mesin dan peralatan yang diservis dalam situasi lock out  tag out  mungkin terpengaruh oleh pekerjaan yang sedang dilakukan karyawan ini perlu memahami tujuan dari prosedur pengendalian energi fasilitas Kita dan bagaimana prosedur tersebut digunakan dan mereka harus diberitahu setiap kali pekerjaan lock out  tag out  sedang dilakukan di area kerja mereka, namun karyawan yang terkena dampak tidak diizinkan untuk menghidupkan ulang atau menghidupkan kembali mesin setelah terkunci ketika ada peralatan yang perlu dikunci, ada beberapa langkah yang harus dilakukan terlebih dahulu.

 Orang-orang yang diperlukan harus diberi tahu setelah ini selesai, Kita dapat melanjutkan dengan mengunci dan menkitai sumber energi mesin, Kita harus menggunakan mekanisme tag out  penguncian yang dirancang untuk perangkat isolasi energi seperti panel listrik, pemutus sirkuit, dan katup yang Kita gunakan.

Beberapa fasilitas menyimpan semua peralatan tag out  penguncian di lokasi pusat dan mungkin ada a log tag out  lock out  di mana karyawan yang berwenang harus menkitatangani dan mengeluarkan perangkat, prosedur yang harus Kita ikuti akan dijelaskan dalam program tag out  lock out  tertulis di fasilitas Kita saat Kita bekerja, pastikan untuk mengikuti prosedur operasi stkitar perusahaan Kita, lihat pedoman program pengendalian energi Kita sebagai dibutuhkan jenis energi yang paling umum digunakan untuk menggerakkan peralatan adalah energi listrik hidrolik dan pneumatik yang masing-masing dapat berada dalam dua keadaan aktif dan tersimpan aktif artinya energi tersebut benar-benar digunakan seperti listrik memutar motor tersimpan artinya energi tersebut menunggu untuk digunakan seperti muatan listrik dalam baterai atau kapasitor setelah Kita menyelesaikan prosedur tag out  penguncian awal, Kita mungkin perlu menghilangkan energi yang masih tersimpan di mesin yang sedang Kita kerjakan.

Cara Kita melakukannya akan bergantung pada jenis sistem yang Kita gunakan yang sedang ditangani ada sejumlah teknik yang dapat Kita gunakan untuk peralatan hidrolik atau pneumatik. Kita mungkin harus menyesuaikan katup atau memasang penutup pada pipa untuk menghentikan pergerakan fluida di dalam sistem ini. Sistem kelistrikan mungkin memerlukan pembumian untuk mengalirkan listrik yang tersimpan. Berbagai jenis peralatan mungkin mengharuskan Kita melepaskan tegangan pegas atau menghilangkan suhu panas atau dingin yang ekstrem serta setelah membuang sisa energi, Kita mungkin masih harus memblokir bagian mesin yang dapat bergerak saat Kita bekerja dan memasang mekanisme tag out  penguncian tambahan untuk selesaikan penguncian sistem setelah Kita melakukan semua tag out  penguncian dan prosedur pembuangan energi, Kita harus menguji mesin untuk memastikan bahwa mesin tidak dapat beroperasi untuk sistem kelistrikan.

Kita mungkin ingin menggunakan voltmeter terlebih dahulu untuk memeriksa ulang apakah tidak ada listrik mengalir selanjutnya tekan semua tombol start dan buang semua saklar dan tuas yang biasanya digunakan untuk mengaktifkan peralatan setelah Kita menentukan bahwa prosedur penguncian Kita berfungsi kembalikan semua saklar ini ke posisi mati dalam kebanyakan situasi pekerjaan kemudian dapat dimulai peralatan yang sedang Kita servis dalam beberapa situasi khusus, prosedur tambahan harus diikuti saat mengunci dan menkitai mesin. Salah satu hal yang paling penting terjadi jika Kita memiliki pergantian personel selama peralatan sedang diservis dalam situasi ini, penting untuk menjaga kesinambungan tanggung jawab, pertama-tama personel dari shift kerja baru yang masuk harus memasang perangkat lock out /tag out  mereka, kemudian kunci dan tag yang dipasang pada shift kerja yang berangkat harus dilepas.

Situasi khusus lainnya muncul ketika beberapa peralatan diberi daya oleh listrik yang sama. sumber energi atau ketika peralatan yang sedang Kita kerjakan terhubung dengan peralatan lain di sini supervisor harus dihubungi sebelum pekerjaan lock out  tag out  dilakukan. Situasi khusus lainnya terjadi ketika sistem harus tetap menyala saat sedang diservis karena berfungsinya peralatan sangat penting untuk pengoperasian normal fasilitas, sekali lagi Kita perlu berkonsultasi dengan supervisor kita, jika Kita mengalami salah satu dari hal ini, meskipun hal ini biasanya tidak terjadi pada sistem 120 volt, jika Kita bekerja dengan voltase yang lebih tinggi, 

Kita perlu mewaspadai kemungkinan terjadinya busur api. kilatan busur terjadi ketika arus pendek terjadi di antara dua titik di mana listrik dialirkan atau antara satu titik listrik dan kilatan busur tanah bisa sangat berbahaya. Ini pada dasarnya adalah ledakan dan selain kekuatan ledakan itu sendiri, menghasilkan ledakan yang hebat. panas dan sering kali semburan logam cair seperti senapan serta kilatan busur dapat disebabkan oleh beberapa hal termasuk kontak yang tidak disengaja dengan bagian aktif atau kabel yang memiliki benda yang menghantarkan listrik seperti perkakas logam berada di dekat sumber listrik kelas atas. percikan arus yang dihasilkan dengan membuka pemutus atau mengganti sekering, isolasi yang memburuk atau penumpukan korosi pada terminal listrik dan asap atau uap kimia di udara yang memudahkan penghantaran sumber energi listrik, panel kendali dan peralatan lain yang menimbulkan risiko busur api sering kali ditkitai dengan label peringatan khusus jadi pastikan untuk mencarinya setiap kali Kita melakukan penguncian listrik jika Kita melihat peringatan arc flash, konsultasikan dengan supervisor Kita untuk menentukan prosedur yang tepat untuk mengerjakan sistem.

Situasi khusus lainnya terjadi jika sistem buddy harus digunakan saat Kita sedang melakukan prosedur tag out  lock out  terutama ketika sumber listrik tidak terlihat dari bagian pengoperasian mesin. Dalam situasi ini satu orang bekerja untuk mengunci listrik sementara temannya mengamati dan menguji mesin, ada juga saat di mana sekelompok orang bekerja bersama-sama pada mesin yang terkunci dalam hal ini perangkat tag out  lock out  yang dirancang untuk memungkinkan lebih dari satu pekerja untuk secara bersamaan mengunci sumber listrik yang sama harus digunakan setiap karyawan yang berwenang harus memasang kunci dan tag mereka sendiri ke perangkat tag out  lock out  grup ini jika sejumlah kelompok akan bekerja pada mesin yang sama satu karyawan dapat diberi wewenang untuk mewakili setiap kelompok personel luar seperti kontraktor juga dapat terlibat dalam operasi tag out  lock out  jika personel kontraktor bekerja di area tersebut perwakilan fasilitas perlu memberi tahu mereka tentang setiap aktivitas tag out  lock out  yang sedang terjadi yang dapat mempengaruhi mereka jika kontraktor sendiri yang melakukan pekerjaan lock out  tag out , mereka harus memberitahu perwakilan fasilitas mengenai aktivitas lock out  tag out  mereka setelah pekerjaan pada mesin yang terkunci selesai, prosedur pelepasan tag out  lock out  yang tepat harus diikuti untuk mengembalikannya ke layanan terlebih dahulu Kita harus memindahkan semua peralatan yang tidak penting dan bahan-bahan lain dari sekitar mesin, selanjutnya bersihkan semua karyawan yang terkena dampak dari area sekitar, kemudian Kita harus memeriksa untuk memastikan bahwa mesin siap dioperasikan, termasuk memverifikasi bahwa tidak ada beban pada sirkuit listrik mana pun setiap karyawan yang memasang perangkat lock out  tag out  pada mesin harus melepas perangkat tersebut secara pribadi dalam situasi darurat, personel manajemen dapat diberi wewenang untuk melepas perangkat tersebut tetapi hanya jika karyawan asli tidak ada dan tidak dapat dengan mudah dipanggil kembali ketika hal ini terjadi karyawan yang kuncinya dilepas harus diberi tahu mengapa kuncinya dilepas sebelum dia melanjutkan pekerjaannya setelah semua perangkat tag out  penguncian dilepas, peralatan harus diuji coba jika Kita tidak dapat menghidupkan peralatan dan memverifikasi bahwa peralatan berfungsi dengan benar dari lokasi jika perangkat lock out  tag out  telah dipasang, 

Kita harus menggunakan sistem yang baik untuk pengujian ini selama beberapa prosedur lock out  tag out  seperti saat peralatan mengalami penghentian berkepanjangan untuk pembangunan kembali atau situasi pemeliharaan besar dapat muncul di mana mesin harus dihidupkan ulang untuk sementara dalam kasus ini startup sementara ini harus ditangani persis seperti rilis normal dan restart perangkat lock out tag out pertama dihapus dan prosedur rilis diikuti mesin kemudian restart setelah restart sementara selesai, prosedur normal harus diikuti lagi untuk mengamankan kembali perangkat lock out  tag out  dan mengisolasi sumber energi mesin pada saat penyelesaian semua jenis prosedur lock out /tag out , kunci dan tag yang telah digunakan harus dikembalikan ke rumahnya, kunci dan tag tersebut juga harus masuk ke dalam log tag out  lock out  jika ada yang sedang digunakan sekarang kita telah melihat prosedur tag out  lock out  umum dalam beberapa situasi khusus yang mungkin kita temui, mari kita lihat beberapa aturan untuk melakukan tag out  lock out  pada jenis sistem tenaga tertentu ketika Kita bekerja dengan sistem kelistrikan, ingat objek lock out  tag out  adalah menghilangkan listrik yang biasanya mengalir ke peralatan yang sedang diservis.

Langkah-langkah spesifik yang perlu Kita ambil untuk setiap peralatan di fasilitas Kita akan diragukan dalam program tag out  lock out  tertulis di fasilitas Kita, tetapi ada beberapa prinsip umum yang harus selalu diikuti tidak peduli mesin apa yang sedang Kita kerjakan identifikasi terlebih dahulu semua sumber energi peralatan matikan peralatan dan titik operasinya sebelum melepaskannya hati-hati ledakan dapat terjadi ketika listrik terputus saat saluran sedang berbeban saklar dalam keadaan hidup sebagian besar kotak atau panel sakelar terletak di sisi kanan untuk memotong dudukan listrik di sebelah kanan kotak sakelar, jauhkan kepala Kita dari kotak dan gunakan tangan kiri Kita untuk memindahkan sakelar ke posisi mati lalu gunakan gembok dan tkitai dan prosedur tag out  penguncian yang sesuai untuk mengisolasi sumber energi ingat sebagian besar kotak memiliki dua tempat yang dapat Kita pasang kuncinya, satu akan mengunci Kotak tertutup sementara yang lain akan mengunci daya mati pastikan Kita menaruh keberuntungan Kita di tempat yang benar, beberapa peralatan mungkin mengharuskan Kita melepas sekring dalam hal ini tidak cukup hanya dengan menarik sekring keluar dari kotaknya, kotak tersebut juga harus dikunci dan ditkitai jika Kita mengetahui bahwa Kita tidak dapat menggunakan perangkat pengunci stkitar pada kotak sekring, konsultasikan dengan supervisor Kita jika Terdapat lebih dari satu sumber tenaga listrik pada suatu mesin.

Mungkin akan lebih mudah atau perlu untuk mengunci panel utama setelah prosedur tag out  penguncian telah diselesaikan pada sistem kelistrikan Kita harus mencoba menghidupkan dan mengoperasikan peralatan jika penguncian Kita telah selesai benar, Kita tidak akan melihat gerakan apa pun. Kita juga perlu menguji sirkuit dengan voltmeter atau perangkat serupa jangan lupa jika ada kapasitor yang terintegrasi ke dalam sistem kelistrikan, kapasitor tersebut mungkin berisi muatan listrik yang tersimpan dalam hal ini Kita perlu mengardekan kapasitor. sebelum memulai pekerjaan Kita [Musik] melakukan lock out /tag out  pada peralatan hidrolik dan pneumatik berbeda dengan melakukannya pada mesin listrik dengan sistem jenis ini lock out  tag out  biasanya melibatkan pipa dan katup dalam situasi ini bahayanya adalah potensi pelepasan gas uap bertekanan tinggi cairan hidrolik atau cairan lain untuk mengunci sistem ini Kita biasanya perlu menggunakan gembok dan rantai atau semacam penjepit katup untuk memastikan bahwa katup tidak dapat diputar setelah perangkat ini terpasang, Kita dapat memasang tag, ingat seperti listrik yang tersimpan tekanan yang ada di saluran hidrolik dan pneumatik juga bisa berbahaya sehingga Kita harus membuang saluran bertekanan sebelum mulai bekerja. Pembagi pipa yang disebut tirai berguna ketika Kita bekerja dengan sistem hidrolik yang sangat rumit.

Tirai memungkinkan Kita untuk membagi sistem sehingga Kita dapat mengeluarkan darah satu bagian pada satu waktu ini memberikan perlindungan terbaik dalam situasi ini cara yang baik untuk menguji efektivitas penguncian Kita pada sistem hidrolik dan pneumatik adalah dengan mencari katup hilir yang dapat Kita pecahkan untuk melihat apakah masih ada tekanan.

ada satu tindakan pencegahan tambahan Hal ini juga harus diperhatikan saat Kita bekerja dengan peralatan hidrolik atau pneumatik. Sistem ini sering kali menyertakan komponen berat yang bergerak selama penguncian.

Kita perlu memastikan komponen tersebut tidak tergelincir karena sifat peralatannya. Komponen ini sering kali terpengaruh oleh getaran dari lalu lintas kendaraan di sekitar atau pengoperasian alat berat lainnya blok atau pin dapat digunakan untuk mengamankan bagian yang bergerak.

Dalam situasi ini Kita mungkin juga perlu mengisolasi secara fisik mesin hidrolik dan pneumatik yang terkunci untuk memastikan bahwa bagian yang bergerak tidak terdorong bebas oleh forklift yang lewat atau Barikade peralatan lain atau perangkat lain dapat digunakan untuk membantu membatasi jenis lalu lintas ini. Dalam beberapa kasus, Kita bahkan mungkin perlu mengatur penutupan mesin di sekitar.

Lock out /tag out  sangat penting saat Kita mengerjakan sebagian besar peralatan dan mesin, ingatlah ini dasar-dasar Kita perlu mengidentifikasi semua sumber energi untuk peralatan yang sedang Kita kerjakan. Setiap pekerja harus memasang perangkat tag out  penguncinya sendiri pada sumber energi. Peralatan dan sistem harus diuji setelah kunci dan tag dipasang.

Orang yang melepas lock out  terakhir perangkat harus memastikan bahwa pekerjaan pada mesin telah selesai dan aman untuk dioperasikan. Komunikasi yang masuk akal dan pengetahuan yang baik tentang prosedur tag out  penguncian. Ini adalah kunci keselamatan semua orang saat Kita mengerjakan peralatan listrik.





Minggu, 08 Oktober 2023

AMDAL

 

6. ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN. ( AMDAL ).


ENGLISH


BAHASA INDONESIA

 A. PENDAHULUAN.


Lingkungan hidup Indonesia sebagai suatu sistem yang terdiri darilingkungan sosial (sociosystem), lingkungan buatan (technosystem) dan lingkungan alam (ecosystem) dimana ke tiga sub sistem ini saling berinteraksi (saling mempengaruhi). Ketahanan masing-masing subsistem ini akan meningkatkan kondisi seimbang dan ketahanan lingkungan hidup, dimana kondisi ini akan memberikan jaminan suatu yang berkelanjutan yang tentunya akan memberikan peningkatan kualitas hidup setiap makhluk hidup di dalamnya.

 

B. AMDAL.

¢ Analisis Mengenani Dampak Lingkungan (AMDAL) diperkenalkan pertama kali tahun 1969 oleh National Environmental Policy Act di Amerika Serikat. Menurut UU No. 23/1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup dan PP No. 27/1999 tentang Analisis mengenai dampak lingkungan hidup (AMDAL) adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.


¢ Tujuan secara umum AMDAL adalah menjaga dan meningkatkan kualitas lingkungan serta menekan pencemaran sehingga dampak negatifnya menjadi serendah mungkin.


¢ Dokumen AMDAL terdiri dari:

1) Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA-ANDAL).

2) Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL).

3) Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL).

4) Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL).

 

C. PENANGANAN LIMBAH CAIR

1. Pengertian Limbah Cair Menurut Kepmen Lingkungan Hidup Nomor: KEP- 51/MENLH/10/1 995 yang dimaksud limbah cair adalah keadaan limbah dalam wujud cair yang dihasilkan oleh kegiatan industri yang dibuang ke lingkungan dan diduga dapat menurunkan kualitas lingkungan. Limbah cair berupa air yang telah tercemari oleh bahan pencemar. Pencemar air adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air dan atau berubahnya tatanan air oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. Mutu limbah cair ditetapkan dengan pengertian: mutu limbah cair yang dibuang ke dalam air pada sumber air tidak melampaui baku mutu limbah cair yang telah ditetapkan dan tidak mengakibatkan turunnya kualitas penerima limbah.

 

1. Pengertian Limbah Cair Secara sederhana limbah cair dapat berasal dari sumber domestic dan sumber industri.


a. Air buangan.

b. Air buangan domestic.

c. Air buangan industri pangan.

 

2. Penanganan Air Limbah.

Cara pengolahan limbah cair umumnya dilakukan melalui dua cara yaitu pengolahan primer dan pengolahan sekunder. Pengolahan primer ditujukan untuk memisahkan padatan dari cairannya, baik padatan berukuran besar, kecil, maupun koloid. Pengolahan sekunder digunakan sebagai pengolahan limbah cair lanjutan.

a. Pengendapan Biasa (sedimentasi).

b. Penggumpalan Kimiawi (chemical coagulation).

c. Penyaringan (filter).

 

1) Pasir penyaring lambat ( slow sand filters).

2) Pasir penyaring cepat ( rapid sand gravity filters).

3) Pasir penyaring dengan tekanan ( presure sand filters).

4) Penyaringan Cochrane.


6
D. PENGGUMPALAN BIOLOGIS.

¢ Pengolahan sekunder antara lain trickling filter (saringan biologis), activated sludge, pond, dan lagoon. Trickling filter berfungsi agar pencampuran antara air limbah dan mikrobia yang mampu mencerna air limbah tersebut berlangsung dengan baik. Alat ini memanfaatkan pecahan batu karang atau cadas sebagai media pertumbuhan mikrobia secara aerob (mikrobia bersama-sama air limbah) atau dapat juga dengan cara menginokulasi mikrobia yang sesuai.
Oksidasi polutan organik terjadi pada saringan tersebut, sehingga secara bertahap mampu mengurangi BOD dari air limbah hingga sekitar 50%-90%. Bagan skematisnya seperti berikut ini.

Bagan skematis Trickling filter berikut ini:

Gambar 1. Trickling Filter 

E. PENGUJIAN FISIKA AIR.

¢ Warna air (apparent colour) Warna air artinya warna dari air yang telah dihilangkan penyebab kekeruhannya. Sedangkan warna air sebenarnya (apparent colour) termasuk pula warna yang disebabkan oleh bahan-bahan dalam larutan dan bahan-bahan tersuspensi. Jadi apparent colour adalah warna air sebelum dilakukan filtrasi atau sentrifugasi. Warna air dapat ditentukan dengan membandingkan visual dari sampel dengan larutan warna standar (yang sudah diketahui konsentrasinya) dengan menggunakan komparator (platinum cobalt atau pengukuran tintometer).
¢ Bau dan rasa (tidak berbau, tidak berasa) Bau dan rasa untuk air murni tidak ada artinya air murni tidak berbau dan tidak berasa. Air yang telah dimasak dapat berbau tanah liat, amis, jamuran, klorin atau bau-bau lainnya yang menyerupai bau sayur-sayuran. Jadi air yang bersih tidak dijumpai bau-bau tersebut, adanya bau dan rasa pada air menandakan adanya polutan. Untuk mengukur bau dan rasa dilakukan pengujian sensoris.

¢ Kekeruhan (bervariasi sangat keruh sampai sedikit keruh) Kekeruhan yang terjadi dalam air sangat bervariasi dari sangat keruh sampai sedikit keruh. Untuk mengukur kekeruhan digunakan fuller’s earth, satu unit kekeruhan sama dengan 1 mg/liter dari fuller's earth pada kondisi yang telah ditetapkan.

 

F. PENGUJIAN KIMIA AIR.

Pengujian kimia air meliputi:

v  Total padatan.

v  Bahan organic.

v  Kesadahan.

v  Alkalinitas.

v  Asiditas.

v  Nitrogen.

v  Klorida.

v  Sulfat.

v  Oksigen yang meliputi :

a.        Biochemical Oxygen Demand (B.O.D).

b.       Chemical Oxygen Demand (C.O.D).

 

G. PENGUJIAN MIKROBIOLOGI AIR.

Analisis mikrobiologis dilakukan dengan cara:

v  Total plate count.

v  Uji Coliform.

v  Uji Streptococcus faecalis.

v  Uji Clostridium Welchii.

 

Dalam keadaan istimewa, mungkin diperlukan untuk menguji adanya mikrobia yang mampu mereduksi sulfat organik dan besi serta bakteri sulfur dan bakteri lain. Uji total plate count dilakukan untuk menentukan kemurnian air secara umum dan untuk tujuan-tujuan penanganan/pengolahan air. Mikrobia yang berasal dari tinja seperti Escherichia coli, Streptococcus faecalis, dan beberapa spesies Chlostridium dapat digunakan sebagai indikasi adanya polusi.

 

Minggu, 01 Oktober 2023

ERGONOMI DAN ANTHROPOMETRI

 

BAGIAN 7

ERGONOMI DAN ANTHROPOMETRI

BAHASA INDONESIA


ENGLISH



 

A. PENGERTIAN ERGONOMI.


¢ Ergos (kerja) + nomos (hukum).

¢ Definisi ergonomi menurut Woodside dan Kocurek (1997) adalah kajian yang intergral antara pekerja, pekerjaan, alat, tempat dan lingkungan kerja, yaitu lingkungan dimana pekerja dapat melakukan pekerjaannya dengan aman dan nyaman.

¢ Menurut Charpanis (1985) yang dikutip oleh Sanders mengatakan Ergonomi ialah suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi mengenai sifat, kemampuan, keterbatasan,
dan karakteristik manusia lainnya untuk merancang alat, mesin, pekerjaan, sistem kerja, dan lingkungan sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sistem itu produktif, efektif, aman dan
menyenangkan.

Menurut Sanders dan Mc. Cormick (1987), mendefinisikan ergonomi (Human Factors) dengan  Pendekatan 3 unsur, yaitu:

1. Fokus ergonomic adalah interaksi manusia dengan produk, peralatan, fasilitas, prosedur, dan
lingkungan kerja maupun tempat tinggal. Dalam perancangan dengan produk, peralatan, fasilitas, prosedur, dan lingkungan masalah kapabilitas, keterbatasan, dan kebutuhan manusia menjadi pertimbangan utama.

2. Tujuan utama ergonomic ada dua. (a). meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam bekerja,
termasuk disini bagaimana penggunaan alat yang nyaman, menggurangi kesalahan, dan meningkatkan produktivitas. (b). adalah mengembangkan keselamatan, mengurangi kelelahan dan stress, penggunaan yang menyenangkan, meningkatkan kepuasan kerja dan meningkatkan kualitas hidup.

3. Pendekatan ergonomic ialah secara sistematis mengaplikasikan informasi yang relevan tentang kapasitas manusia, keterbatasan, karakteristik, tingka laku, motivasi untuk mendisain prosedur dan lingkungan yang mereka gunakan.


B. KENYAMANAN.

¢ Pada saat bekerja terjadi interaksi antara pekerja dengan mesin dan lingkungan dalam menyelesaikan pekerjaannya. Acmadi (1990) menyatakan bahwa pekerjaan maupun lingkungan merupakan paparan yang menjadi beban bagi pekerja, setiap beban akan menimbulkan ketegangan (stresses) dan regangan (strain), sehingga menimbulkan reaksi bagi pekerja berupa rasa nyaman atau tidak nyaman.

¢ Paparan:

a. Fisik: suhu, tekanan, suara, pencahayaan, radiasi, getaran.

b. Kimia: debu, uap, larutan.

c. Psikososial: hubungan kerja, sistem manajemen.

d. Ergonomis: desain alat, lay out, metoda kerja (Trisnaningsih:1990).

¢ Nyaman dapat berarti segar, sehat, dan badan terasa enak (KBBI).

¢ Pengukuran kenyamanan dapat dilakukan dari perasaan tidak nyaman.

(Suma`mur:1992) terhadap paparan yang diterima pekerja, yaitu berupa keluhan rasa tidak nyaman atau rasa tidak enak pada bagian tubuh akibat paparan yang diterima. Keluhan rasa tidak nyaman dapat berupa rasa lelah, pegal, nyeri, memar, lecet, dan sebagainya, pada bagian tubuh pekerja saat bekerja menggunakan alat.

Bagian tubuh yang mengalami ketidak nyamanan.

Bagian tubuh yang mengalami ketidak nyamanan digambarkan dalam Body Area Discomfort (BAD), bagian tubuh tersebut antara lain leher/tengkuk (neck), bahu/pundak (shoulder), siku
(elbow), lengan (forearm), tangan/pergelangan (hand/wrist), jari (fingers), punggung atas (upper back), punggung bawah (low back), paha (thigh), lutut (knee), kaki bawah (low leg) dan
persendian kaki/ kaki (ankle/foot).


 
Gambar 7.1. Bagian-bagian tubuh yang peka mengalami ketidak nyamanan.

 

C. SISTEM MANUSIA – MESIN.

¢ Walaupun perkembangan teknologi produksi berkembang cepat namun faktor manusia tetap signifikan dalam menentukan produktivitas. Pada industri manufaktur maupun industri pelayanan peran manusia masih diandalkan sebagai komponen dalam proses produksi (Wignjosoebroto:
2000).

¢ Manusia merupakan komponen dalam sistem manusia-mesin, kedua elemen produksi tersebut saling berinteraksi untuk menghasilkan keluaran-keluaran berdasarkan masukan. Proses interaksi manusiamesin diilustrasikan oleh Sander dan Mc.Cormick (1987) pada gambar sebagai berikut. Manusia memperoleh masukan (input) dengan melihat atau mendengar (sensing) dari display mesin, informasi tersebut diproses di otak, kemudian otak memutuskan untuk melakukan reaksi melakukan kontrol mesin, kontrol tersebut membuat mesin dapat beroperasi, mesin dipasang display untuk menginformasikan bahwa mesin sedang operasi, proses sudah selesai atau mati. Beroperasinya mesin akan memproses masukan menjadi keluaran, proses tersebut
terjadi pada lingkungan kerja.

 


Gambar 7.2. Sistem manusia–mesin (Sander & Mc.Cormick, 1987: 14)

Hubungan mesin-manusia dikelompokkan menjadi:

1. Sistem manual:

Pada sistem ini input akan langsung menjadi output. Alat tangan berfungsi untuk menambah kemampuan atau kapabilitas dalam menyelesaikan pekerjaan yang dibebankan padanya. Manusia berfungsi sebagai sumber tenaga dan kendali operasi.

2. Sistem mekanik:

Sistem ini sering disebut semi otomatis. Pada sistem ini tenaga dan beberapa fungsi lain diganti mesin. Manusia memberi respon melalui sistem kontrol untuk mengoperasikan mesin. Mesin beroperasi dengan kendali manusia.

3. Sistem otomatis:

Pada sistem otomatis mesin mampu melaksanakan semua fungsi mulai sensor, pengambilan keputusan maupun aksi. Manusia bertugas memonitor agar mesin dapat bekerja dengan baik,
memasukkan data atau mengganti program baru bila diperlukan.

 


 

Gambar 7.3. Beberapa contoh alat kontrol manual (mekanik).

D. PENGERTIAN ANTHROPOMETRI.

¢ Dalam proses produksi terjadi interaksi manusia dengan mesin.

Interaksi tersebut akan harmonis dan serasi bila mesin tersebut didesain sesuai dengan karakteristik manusia yang menggunakan mesin, untuk itu seorang desainer perlu informasi tentang dimensi tubuh manusia. Ilmu tentang pengukuran dimensi tubuh manusia
disebut anthropometri.

¢ Antropometri berasal dari kata “ anthro” yang berarti manusia dan “metry” yang berarti ukuran.

Secara definitif anthropometri dapat dinyatakan sebagai studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia Wignjosoebroto (2000). Hughes (2002) mendefinisikan antropometri sebagai ilmu mengukur dan mengoleksi data karakteristik fisik dan aplikasinya untuk desain dan
evaluasi sistem, peralatan, produk manufaktur, fasilitas dan lingkungan manusia.

Faktor yang mempengaruhi ukuran tubuh manusia (Winjosoebroto).

1. Usia:

Ukuran tubuh akan berkembang seiring dengan pertambahan usianya. Usia 0 sampai 20 tahun merupakan usia berkembang, 20 sampai 40 relatif tetap dan usia 40 tahun ke atas cenderung
menyusut.
2. Jenis kelamin:

Dimensi tubuh laki-laki pada umumnya lebih besar dari pada wanita kecuali bagian tubuh tertentu seperti pinggul.

3. Suku bangsa:

Setiap suku bangsa ataupun kelompok ethnik akan memiliki karakteristis tubuh yang berbeda satu dengan yang lain.

Prinsip dasar penerapan antropometri dalam desain yang ergonomis:

1. Desain untuk individual yang ekstrim (maksimal dan minimal) Contoh: tinggi pintu gunakan ukuran tinggi maksimal manusia Untuk perencanaan gaya operasional alat kontrol gunakan ekstrim minimal.

2. Desain untuk rata-rata manusia.

Pendekatan rata-rata ini mudah dan murah, namun mempunyai kelemahan yang sangat besar karena hanya “setengah populasi” yang mampu mengoperasikan.

3. Desain yang dapat disetel.

Desain ini sangat baik, karena 95% populasi mampu mengoperasikan alat tersebut, tetapi kelemahannya membutuhkan biaya yang mahal.

4. Desain untuk individu.

Desain ini dibuat untuk seorang individu yang datanya digunakan untuk mendesain. Desain ini paling ideal untuk individu tersebut tetapi tidak nyaman digunakan orang lain.

Anthropometri dikelompokkan menjadi dua (Pulat :1992, Sanders dan Mc. Cormick: 1987, Woodside dan Kucurek 1997, Hughes 2002) :

1. Anthropometri statis atau structural merupakan ukuran bodi pada kondisi tidak bergerak, posisi standar baik posisi berdiri maupun duduk.

2. Antropometri dinamis atau fungsional merupakan ukuran bodi/tubuh saat melakukan aktivitas kerja di suatu lingkungan kerja.

Berdasarkan data dari antropometri kita dapat melakukan desain stasiun kerja. Contoh tinggi meja kerja untuk pekerjaan yang membutuhan tenaga otot tangan di bawah pusar, tinggi meja kerja yang membutuhkan tenaga otot sedang setara pusar, sedangkan yang membutuhkan ketelitian tinggi meja kerja di atas pusar.

 


Gambar 7.4. Tinggi meja kerja sesuai dengan jenis pekerjaan (ILO, 2010).

 


Gambar 7.5. Jangkauan tangan saat bekerja (ILO, 2010).

E. MEMILIH & MENDESAIN ALAT TANGAN YANG ERGONOMI.

¢ Perkembangan teknologi memungkinkan alat-alat tangan diproduksi secara massal untuk memenuhi kebutuhan sesaat, banyak alat-alat tangan diproduksi tanpa pertimbangan faktor manusia sebagai pengguna alat tersebut, sehingga setelah digunakan potensial menimbulkan gangguan kesehatan pada penggunanya. Gangguan tersebut dapat lecet, terjepit, terpukul, terpotong, terkilir maupun komulatif trauma.

¢ Pemilihan alat yang ergonomis merupakan salah satu upaya preventif mencegah terjadinya gangguan kesehatan kerja akibat lingkungan kerja yang kurang ergonomis, sehingga dalam
mendesain alat perlu memperhatikan prinsip ergonomi.

Prinsip mendesain alat tangan yang ergonomis:

1. Buat alat tangan yang ringan dan dapat dibawah dengan satu tangan. Alat yang berat menyebabkan pengguna alat cepat lelah, hal ini dapat menurunkan produktivitas kerja. Alat ringan namun saat membawa alat harus dengan dua tangan akan merepotkan saat
membawa, selain itu efisiensi penggunaan tangan menjadi rendah.

2. Buat alat tangan yang kompak yaitu ringan, mudah dibawah dan disimpan. Alat tangan sering digunakan pada berbagai posisi kerja, dan lokasi kerja sehingga desain harus kompak yaitu ringan dan mudah dibawa. Alat juga harus dapat disimpan dengan baik agar awet, mudah perawatan dan mudah dicari bila ingin menggunakan lagi.

Prinsip mendesain alat tangan yang ergonomis:

3. Buat gagang alat dengan diameter, panjang dan bentuk yang tepat.

Ukuran gagang alat mempengaruhi kenyamanan dan kekuatan genggam. Diameter gagang alat 30-45mm dengan bentuk bulat atau oval, untuk alat presisi diameter 5-12 mm. Panjang gagang
disesuaikan dengan cara memegang saat menggunakan, apakah menggunakan dua tangan atau satu tangan. Panjang gagang tertutup 100 – 125 mm, dan jarak dengan depan 40-60 mm.

 

 


Gambar 7.6. Ukuran gagang tongkat pegangan tangan.

4. Buat gagang yang nyaman dipegang, tidak mudah slip, mempunyai pembatas, mempunyai tahanan panas dan listrik yang tinggi. Gagang dapat dibuat dari kayu, plastic atau karet. Bahan tersebut mempunyai koefisien gesek tinggi sehingga tidak mudah slip, isolator panas maupun listrik yang baik sehingga dapat melindungi pekerja dari kemungkinan kecelakaan saat alat terkena panas atau tersengat listrik. Karet merupakan bahan yang baik untuk pelapis gagang karena elastis sehingga lebih nyaman saat menggenggam, selain itu karet juga mempunyai koefisien gesek dan isolator listrik yang baik. Pembatas pada gagang diperlukan untuk melindungi tangan dari kemungkinan slip dan menimbulkan luka.

 


Gambar 7.7. Gagang pisau dengan pembatas (ILO, 1996).

5. Buat alat pada posisi kerja alami, hindari terjadi deviasi unar maupun radial pada tangan. Deviasi unar maupun radial saat menggunakan alat potensial terjadi teknosinovitis akibat syaraf median (median nerve) luka pada kanal karpi. Terdapat dua model gagang untuk menghindari
hal itu yaitu bentuk segaris (inline) dan bentuk pistol. Contoh gagang dibengkokkan agar posisi tangan alami.


Gambar 7.8. Beberapa desian gagang alat tangan yang dibengkokkan.

5. Pemilihan model gagang berhubungan dengan posisi kerja, untuk posisi vertikal model pistol baik digunakan, tetapi untuk posisi kerja herizontal model gagang in line lebih tepat.

 


Gambar 7.9. Pemilihan model gagang terkait posisi kerja (Marshall, 2003).

6. Buat pegangan segaris dengan sumbuh aksial. Bila pegangan tidak sesumbu maka akan gerak putar dan momen, untuk mengatasi fenomena tersebut tangan melakukan reaksi menyeimbangkan gerak putar sehingga kerja tangan lebih berat.


 

Gambar 7.10. Gerak putar akibat gagang tidak sesumbu (Nurmianto, 1996).

7. Buat alat dengan titik berat sedekat mungkin dengan genggaman untuk mengurangi gerak putar atau momen berlebihan pada tangan yang memegang.

8. Hindari bagian-bagian alat yang mempunyai sudut tajam yang dapat menimbulkan luka tersayat.
9. Buat alat yang memungkinkan digunakan dengan tangan kiri atau kanan, digunakan oleh laki-laki atau perempuan. Terdapat 8% -10% orang kidal dan 50 % perempuan.

10. Hindari penekanan pada jaringan sensitif. Beberapa desain alat saat digunakan menyebabkan terjadi penekanan pada daerah sensitif tekanan seperti syaraf, aliran darah, khususnya alteri unar dan radial. Mengatasi hal tersebut maka permukaan kontak diperluas dan memindahkan tekanan pada daerah kurang sensitive yaitu di daerah antara ibu jari dan jari telunjuk.

 


Gambar 7.11. Penekanan pada daerah sensitive (Marshall, 2003).

11. Buat alat tangan dengan tenaga untuk mengoperasikan serendah mungkin. Tenaga mengoperasikan alat yang rendah memungkinkan pekerja dapat bekerja lebih presisi, nyaman,
waktu istirahat kecil dan produktif.

12. Buat alat tangan dengan pegas penyeimbang (spring balance), sehingga pekerja tidak perlu selalu memegang saat memindahkan alat setelah menggunakan alat dan alat kembali pada posisi semula. Dengan demikian tenaga membawah alat dapat direduksi dan alat dapat dengan cepat ditemukan saat menggunakan lagi.

 

F. MEMAHAMI EKONOMI GERAK ERGONOMI.

¢ Gerakan yang dilakukan pekerja ada kalanya sudah tepat namun ada pula gerak yang tidak perlu (Sutalaksana, dkk: 1980). Gerak tidak perlu pemborosan tenaga dan energi, untuk itu perlu kita hilangkan agar tidak memperlambat waktu produksi.

¢ Dalam mendesain alat, lay out maupun metode kerja perlu pertimbangan ekonomi gerak, agar tercipta alat lay out maupun metode kerja yang mampu mengeleminir gerakan yang tidak perlu,
mengkombinasikan gerak menjadi lebih efektif dan menyederhanakan kegiatan sehingga kebutuhan energi minimal.

Prinsip ekonomi gerak dari Mandel (1994):

1. Eliminasi kegiatan:

a. Eliminasi semua kegiatan/ aktivitas atau gerakan yang tidak perlu.

b. Eliminasi kondisi yang tidak beraturan dalam setiap kegiatan, dengan meletakkan fasilitas dan matrial pada tempat yang tetap.

c. Eliminasi penggunaan tenaga otor pada kegiatan statis.

d. Eliminasi waktu kosong atau menunggu.

2. Kombinasi gerak atau aktifitas kerja:

a. Ganti gerakan pendek, terputus, berubah arah menjadi kontinyu, tidak patah patah.
b. Kombinasikan beberapa gerakan yang mampu ditangani dengan desain peralatan kerja.
c. Distribusikan kegiatan dengan membuat keseimbangan kerja kedua tangan.

3. Penyederhanaan kegiatan:

a. Laksanakan setiap kegiatan/aktivitas kerja dengan prinsip kebutuhan energi otot yang digunakan minimal.

b. Kurangi kegiatan mencari obyek kerja (peralatan, material) dengan meletakkan pada tempat yang tidak berubah-ubah.

c. Letakkan fasilitas kerja pada jangkauan tangan yang normal.

d. Sesuaikan letak komponen sesuai dimensi tubuh manusia.

Prinsip ekonomi gerak dihubungkan dengan tubuh manusia dan Gerakan gerakannya (Sutalaksana, dkk :1980), antara lain:
1. Kedua tangan sebaiknya memulai dan mengakiri gerakan pada saat yang sama.
2. Kedua tangan sebaliknya tidak mengganggur pada saat yang sama.
3. Gerakan tangan akan lebih mudah bila satu terhadap yang lain simetris dan berlawanan.
4. Gerakan tangan dan badan sebaiknya dihemat.
5. Sebaiknya pekerja dapat memanfaatkan momentum untuk membantu pekerjaannya.
6. Gerak patah-patah dan berubah arah akan memperlambat gerak.
7. Pekerjaan sebaiknya dirancang semuda-mudahnya.
8. Sebaiknya irama kerja mengikuti irama yang alami bagi pekerjanya.
9. Usahakan sedikit mungkin gerakan mata.

SAFETY LESSON TASK JTD 3A

  ANSWER CORRECTLY BY LOOKING AT THE NOTES: HANDWRITTEN ASSIGNMENTS MUST BE PHOTOGRAPHED AND SENT AS AN ATTACHMENT ( Must be the same as the...