Minggu, 24 September 2023

KEBAKARAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN

 


ENGLISH

BAHASA INDONESIA


PEMADAM KEBAKARAN.

A. DEFINISI KEBAKARAN.
¢ Kebakaran adalah api yang tidak terkendali.
¢ Kebakaran terjadi karena ada 3 unsur yang bertemu, yaitu unsur:
1. Bahan bakar à Bahan yang mudah terbakar misalnya BBM.
2. Udara ( O2 ) à Oksigen atau O2.
3. Titik nyala à Suhu saat bahan bakar mulai terbakar misalnya dalam derajat Celcius °C.

¢ Hubungan ketiga unsur kebakaran.



Gambar 5.1 Tiga Unsur Kebakaran

 

¢ Kebakaran hanya terjadi jika ketiga unsur tersebut bertemu.

 

1. BAHAN BAKAR.

 

a. Bahan Bakar Padat.
Bahan bakar padat adalah bahan yang mudah terbakar dalam bentuk padat. Cara penanganan kebakaran pada bahan padat relatif lebih mudah dari pada bahan bakar cair dan gas karena bahan
jenis ini relatif lebih mudah dipisahkan dengan unsur kebakaran lainnya.

Tabel 5.1 Bahan Bakar Padat


Nama bahan bakar.
1. Belerang.
2. Fosfor.
3. Seng.
4. Alumunium.
5. Magnesium.


b. Bahan Bakar Cair.
Bahan bakar cair merupakan bahan yang cukup sulit untuk ditangani, apalagi yang bersifat
korosif, mudah meledak dan mempunyai berat jenis yang lebih kecil dari air. Bahan ini harus diwaspadai dan ditangani dengan baik mulai dari proses pembuatan, pengemasan,
pendistribusian, sampai penyimpanannya.

Tabel 5.2 Bahan Bakar Cair.

Nama Zat Cair. Dan Rumus Kimianya.
1. Eter ROR atau (C2H5)2O.
2. Benzena C6H6.
3. Aseton CH3COCH3.
4. Metanol/spiritus CH3OH.
5. Ester RCOOR.
6. Karbon disulfida CS2.
7. Asetaldehid CH3CHO.
8. Asam asetat CH3COOH.
9. Petroleum C8H18.


c. Bahan Bakar Gas.
Bahan bakar gas merupakan bahan yang sangat berbahaya, karena bahan ini mudah meledak, jika terjadi peningkatan suhu, peningkatan tekanan, dan terkena benturan. Gas yang dipasarkan dikemas di dalam tabung gas. Spesifikasi tabung harus memenuhi standar industri agar aman
ketika disimpan. Pada saat diangkut dan disimpan harus dalam posisi tegak, hal ini dimaksudkan jika terjadi ledakan, lontaran katup tabung ke arah atas sehingga tidak mengenai orang di
sekitarnya.

Tabel 5.3. Bahan Bakar Gas.

Nama Zat Cair dan Rumus Kimianya.
1. Gas alam Komponen utama CH4.
2. Asetilen C2H2.
3. Hidrogen H2.
4. Etilen Oksida C2H4O.
5. Metana CH4.
6. Karbon Monoksida CO.
7. Butana CH3CH2CH2CH3.

2. UDARA (O2).

¢ Udara adalah zat yang berbentuk gas yang tersedia di alam dalam jumlah yang tidak terbatas. Udara mengandung berbagai macam gas, diantaranya yang cukup besar adalah Nitrogen dan Oksigen.
Oksigen termasuk bagian dari Segitiga kebakaran, sehingga gas ini merupakan bagian yang cukup penting dalam proses kebakaran.
¢ Sebenarnya kebakaran tidak akan terjadi jika kita bisa mengisolasi Oksigen dari dua unsur lain Segitiga kebakaran, namun karena Oksigen dalam udara walaupun hanya sekitar 28% tetapi
persediaannya tidak terbatas, sulit untuk mengisolasinya. Oksigen murni yang dikemas dalam tabung juga harus diwaspadai, kendati tidak mudah terbakar, namun tekanannya sangat tinggi dan
menyebabkan terjadinya kebakaran.

3. TITIK NYALA.

¢ Titik nyala sering dikatakan sebgai peletup.
¢ Penyebabnya adalah:
a. Gesekan.
b. Loncatan listrik.
c. Percikan api.
d. Panas.
e. Tekanan.
f. Dan lain lain.

¢ Pada bahan-bahan tertentu, panas/titik nyala dapat menyebabkan terbakarnya bahan tersebut tanpa adanya penyalaan api lebih dahulu.

Perhatikan Tabel 5.4. berikut ini untuk melihat: Bahan, Berat Jenis, Perbandingan berat terhadap udara, Titik Nyala (OC derajat Celcius), Batas Menyala (% dalam persen), Suhu Nyala Sendiri (OC derajat Celcius), Nyala Atas Pemanasan, Kemungkinan Campur Air. Bahan bahan itu antara lain:


B. KLASIFIKASI KEBAKARAN.

1. Kebakaran kelas A
Kebakaran dari bahan biasa yang mudah terbakar seperti kayu, kertas, pakaian dan sejenisnya.
Jenis alat pemadam : yang menggunakan air harus digunakan sebagai alat pemadam pokok.
2. Kebakaran kelas B
Kebakaran bahan cairan yang mudah terbakar seperti minyak bumi, gas, lemak dan sejenisnya.
Jenis alat pemadam : yang digunakan adalah jenis busa sebagai alat pemadam pokok.
3. Kebakaran kelas C
Kebakaran listrik (seperti kebocoran listrik, korsleting) termasuk kebakaran pada alat-alat listrik.
Jenis alat pemadam : yang digunakan adalah jenis kimia dan gas sebagai alat pemadam pokok.
4. Kebakaran kelas D
Kebakaran logam seperti Zeng, Magnesium, serbuk Aluminium, Sodium, Titanium dan lainlain.
Jenis alat pemadam : yang harus digunakan adalah jenis khusus yang berupa bubuk kimia kering.

=========================

C. CARA PENANGANAN KEBAKARAN.

 

Lihat Gambar 5.2 Diagram Sistem Pengendalian Kebakaran berikut.


¢ Kebakaran harus ditangani dengan baik. Penanganan yang dilakukan tidak hanya sekedar melakukan pemadaman saja tetapi ada tiga langkah yang harus dilakukan, yaitu:
1) Pencegaha kebakaran.
2) Pemadaman kebakaran.
3) Prosedur evakuasi yang harus dilakukan.

¢ Untuk menjalankan tiga langkah tersebut diperlukan Sistem Pengendalian Kebakaran (SPK). Dalam kaitannya dengan kondisi kebakaran, ada lima hal yang harus dilakukan dalam SPK ini. Lima langkah tersebut terdiri dari:
1) Mencegah penyalaan.
2) Pemadaman  tahap dini.
3) Mencegah pertumbuhan api.
4) Mengontrol asap.
5) Melakukan evakuasi.

1. PENCEGAHAN KEBAKARAN.
¢ Surat Keputusan Menaker No 187/Men/1990 yang mengatur tentang Material Safety Data Sheet (MSDS).
¢ MSDS adalah dokumen tentang satu bahan kimia yang harus ada pada industri yang membuat, menyimpan, atau menggunakannya, yang memberikan informasi tentang bahan kimia tersebut.
¢ Informasi ini meliputi:

1. Identitas bahan.
2. Komposisi bahan.
3. Identifikasi bahaya.
4. Tindakan P3K.
5. Tindakan penanggulangan kebakaran.

6. Tindakan terhadap tumpah & bocor.
7. Penyimpan bahan.
8. Pengendalian.
9. Sifat fisik & kimia.
10. Reaktifitas & stabilitas.

11. Toksikologi.
12. Ekologi.
13. Pembuangan limbah.
14. Pengangkutan.
15. Peraturan & perundangan.


2. PEMADAMAN KEBAKARAN.
¢ Ada tiga tahap pemadaman kebakaran yang berkaitan dengan tahaptahap terjadinya kebakaran, tahap tersebut meliputi:
a) Memadamkan api tahap dini.
b) Mencegah api tumbuh.
c) Mengontrol asap.

a) MEMADAMKAN API TAHAP DINI.

Lihat Gambar 5.3 dan Tabel berikut ini.

¢ Setiap kebakaran dimulai api yang kecil, jika tidak segera diketahui dan dicegah, api akan membesar.
¢ Pemadaman api tahap dini merupakan langkah yang sangat penting dalam mencegah terjadinya kebakaran yang lebih besar.
¢ Alat yang dibutuhkan pada tahap ini adalah Alat Pemadam Api Ringan (APAR), Hydrant yang menyediakan air bertekanan tinggi, fixed system yang biasa terpasang di gedung-gedung, serta peralatan lain di sekitar kita yang bisa digunakan untuk proses pemadaman api seperti karung goni, selimut, serta barang sejenis yang bisa menyerap air dan menutup api hingga terpisah dari udara.
¢ APAR merupakan alat pemadam api yang sangat populer di kalangan masyarakat, namun demikian sebagian besar mereka tidak mengetahui jenis dan cara penggunaannya. Jenis APAR cukup banyak, tergantung dari kemampuan memadamkan kebakaran pada jenis bahan bakar tertentu.

a) MEMADAMKAN API TAHAP DINI.


Cara penggunaan APAR, Lihat gambar APAR berikut ini:
1. Buka kunci pengaman.
2. Pegang tabung APAR dalam posisi tegak.
3. Tekan handel pembuka.
4. Arahkan ke bahan yg terbakar jangan arahkan ke apinya.
5. Semprotkan APAR secara periodik, satu periode 3 detik, jika diperasikan kontinyu APAR hanya dapat dioperasikan 8 detik .





Untuk Pengoperasian APAR Lihat Gambar 5.4 diatas:


b) MENCEGAH API TUMBUH.

¢ Jika api tdk segera dikuasai dan semakin membesar, maka diperlukan langkah untuk:
a) Melokalisir api.
b) Melakukan pendinginan.
c) Menguraikan bahan yang terbakar.



Lihat Gambar 5.5 Segitiga Api.


c) MENGONTROL ASAP
¢ Sebagian besar bahan yang terbakar menghasilkan asap. Asap yang berupa gas yang mengandung berbagai unsur, sangat membahayakan kesehatan.
¢ Bahkan banyak korban jiwa dalam kejadian kebakaran yang disebabkan karena menghirup asap yang berlebihan, oleh sebab itu timbulnya asap harus dapat ditangani dengan baik.
¢ Cara penanganan asap:
1) Penerapan tata udara sesuai standar pada suatu bangunan.
2) Pemasangan alat deteksi asap.
3) Pemasangan instalasi smoke vent.


3. PROSEDUR EVAKUASI.
¢ Keselamatan manusia merupakan hal yang terpenting dalam kebakaran. Ketika kebakaran sudah membesar dan tidak bisa diatasi dengan APAR, maka yang harus dilakukan adalah melakukan
evakuasi manusia maupun barang.
¢ Pelaksanaan evakuasi dilakukan sesuai sistem evakuasi yang ada pada gedung/bangunan yang terbakar. Gedung yang baik memiliki sistem evakuasi yang standar, misalnya lebar pintu harus dapat dilalui 40 orang per menit, ada petunjuk rute yang harus dilalui ketika terjadi kondisi darurat, ada akses jalan yang dapat dilalui oleh mobil pemadam kebakaran, dan lain-lain.
¢ Mengingat pentingnya langkah-langkah evakuasi jika terjadi kebakaran, maka perlu adanya manajemen yang baik, SOP, Latihan secara berkala dalam menghadapi kejadian kebakaran, dan
penyebaran informasi tentang cara-cara penanggulangan kebakaran.

SAFETY LESSON TASK JTD 3A

  ANSWER CORRECTLY BY LOOKING AT THE NOTES: HANDWRITTEN ASSIGNMENTS MUST BE PHOTOGRAPHED AND SENT AS AN ATTACHMENT ( Must be the same as the...