Minggu, 03 Desember 2023

AUDIT INTERNAL DAN EKSTERNAL K3

AUDIT INTERNAL DAN EKSTERNAL K3


TRANSKRIP NARASI:

https://www.youtube.com/watch?v=zeZGbfHTJF0

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh Baiklah pagi

semua hari ini adalah hari yang ke-5

untuk materi tentang smk3 atau Pak yang kelima kota SMK 3 1234 sudah

diselesaikan tepat yang kelima ini adalah topiknya teknik pembuatan laporan

audit internal eksternal smk3 berdasarkan PP Nomor 50 Tahun 2012 bagi

kaum sungai yang belum kenal saya atau udah bosen sama saya saya Kenalkan diri lagi ya bahwasanya Mama Deni pendidikan saya dari Sipil D3 S1 S2 semua iri Teknik Sipil 2008 saya selesai S2 dari Gajah Mada University all night OST Gajahmada lalu saya melanjutkan pekerjaan dikonstruksi tahun Wow 8 dari 2006-2013 Mitra konstruksi

dan fokus memang di konstruksi karena background Saya dari teknik sipil pernah juga di perusahaan tambang batu kapur ataupun pabrik cuma sebentar aja kompetensinya sebanyak-banyak tapi yang Saya infokan Hanya beberapa saja seperti ahli K3 umum Alika tiga madiath konstruksi kalau alihkan mah diam manajemen mutu di tahu ditoreh untuk 9001 14001 45001

sertifikat dari irka kalau instruktur yang bersertifikat juga dari tok Khmer

RI bnsp dan kementerian PU PR ke juga sebagai asesor di elektrikal tiga

konstruksi.ppt saya aktivitas saya 2013 jace resign dari perusahaan saya Fajar

sana-sini mengamen gitu ya hampir semua pjk3 saya pernah ngajar khususnya di

materi topik sk3 konstruksi K3 umum smk3 tapi sekarang saya

menspesialisasikan usus hanya Hajj hanya di SMK 3 saja jadi tidak mengasihi

materi yang lain ya saya juga sebagai pengurus asosiasi di ahli perkumpulan

ahliqq selamatan konstruksi Indonesia itu pakai untuk di tempat semen sistem informasi yang dulu dikenal dengan

istilah 24 Ya saya juga tercatat sebagai dosen di perguruan tinggi di Jakarta dan

beberapa di dosen tamu Keh materi online ditulis yang ini yaitu ini sudah kita

sampaikan tadi oke Guys semua part1 part2 part3 part4 sudah diinfokan

wawasan ini sudah berjalan di webinar sebelumnya Silahkan dicek YouTubenya kcd ini di tanggal-tanggal ini 13227 dan

4. mei materinya sudah di-share juga di Megapro sejak jadi modul pelatihan ini

juga part 5nya terakhir yaitu tentang cara membuat laporan audit internal eksternal smk3 Jadi ada lima

Hal yang biasa digunakan untuk training auditor smk3 yang bersertifikat sih dari

kemnaker RI jadi kalau kita ngomongin sertifikasi Kemenag RI ini ada 40 JP ya

40 jam pelajaran yaitu empat hari kalau dia tetap muka full tetap muka tapi

karena online jadi bertambah menjadi enam hari ya karena ada waktu satu hari

untuk sosialisasi dan satu hari untuk simulasi audit jadi nggak bisa dikejar

oleh waktu empat hari masyarakat untuk ikut auditor smk3 harus sudah memiliki

sertifikat ahli K3 umum Pak saya baru selesai training ahli K3 umum bisa

enggak langsung loncat selalu ketiga umum belum keluar sertifikatnya langsung loncat ke oritale boleh Enggak boleh

asalkan sesama satu pjk3 kalau lintas pjk3 akan menyulitkannya Oke ini saya

sudah jelaskan dipakai yang pertama terkadang smk3 kalau kita ngomongin soal singkatan smk3 itu singkatannya sistem

manajemen keselamatan dan kesehatan kerja ingat selamat dulu baru sehat Bukan sehat dulu baru

selamat filosofi dari mana tuh pak pertama dari regulasi-regulasi terbaru regulation paling lama adalah regulasi

undang-undang nomor 1970 mengatur mengenai keselamatan kerja ya

kesehatannya tahun 80-an baru masuk lalu kalau kita ngomongin soal filosofinya keselamatan itu batik mencegah

kecelakaan kesehatan tuh mencegah penyakit akibat kerja Jadi kalau

misalkan selamat dulu ya punya keselamatan dulu batik mencegah kecelakaan dulu itu yang paling cepat

dirasakan oleh si pekerja contoh orang jatuh dari ketinggian itu langsung dirasakan makanya selama dulu kalau

kesehatan kesehatan identik dengan PK mencegah terjadinya penyakit akibat kerja seorang Nyatakan PKK kalau dia

sudah kerja 2010 tahun gitu ya setelah dilakukan emcu untuk pemeriksaan

kesehatan dinyatakan PHK bertanya selamat dulu baru sehat Bukan sehat

dulur Jumat yaitu berdasarkan juga PP 50 tahun 2012 ada di pasal 1 ya thread pasal 1

ayat 2 kalau smk3 nya kalau K3 nyentuh pasal 1 ayat 1 Kalau nggak salah ya coba

aja dibuka yang pasal 1 yang pasti mengenai pengertian nah ini saya mengulas sedikit saja smk3 itu ada tiga

poin yang digarisbawahi aman efisien dan produktif yang sudah jelasin ya Dipakai kemarin kita harus menyemir indifikasi

baya menilai mengendalikan efisien terkait dengan pengeluaran ya tengkleng

and budgeting ya produktif terkait dengan sasaran target itu tercapai atau

tidak smk3 meminta ada tiga poin penting ini kalau kita mengulang lagi sedikit

smk3 itu wajib diterapkan bagi perusahaan yang mempekerjakan lebih dari satu seorang atau kurang dari 100 orang

tapi memiliki potensi baik tinggi nah potensi by tinggi ya dijelaskan

dalam PP 50 di bagian penjelasannya ada tiga kategorinya yaitu yang menyebabkan

kerugian jadi kerugian jiwa manusia terganggunya proses produksi dan pencemaran lingkungan itu potensi baik

tinggi protein p53 dikategorikan lagi lebih spesifik Ada tiga perusahaan apa

aja di pasal 16 di bagian penjelasan itu pertambangan minyak dan gas bumi ya

bagaimana dengan konstruksi Pak konstruksi misalkan dia pekerjaannya kurang dari 100 lalu dia mengerjakan

Hotel masuknya kemana Pak Nah masuknya memang nggak masuk kedua ini Tapi masuknya ke Permenaker 26 tahun 2014

Berdasarkan Penetapan pengawas Ketenagakerjaan setempat apakah perusahaan tersebut masuk potensi bahaya

tinggi atau bukan gitu ya silahkan dibaca di pa tiganya lo Lalu bagaimana

cara mengimplementasikan smk3 nah ini kasih ini sudah jelaskan juga dipakai yang

gua ketiga keempat saya ulang-ulang terus ya bahwasanya smk3 itu wajib diterapkan menggunakan lima prinsip

dasar smk3 yang tertera di dalam PP 50 tahun 2012 ada di lampiran lampiran 1

Yahoo to ya Yang mana Ah lima prinsip ini mengikuti siklus dari pdca clan nah

plan itu ada dia dan B yang menetapkan kebijakan membuat perencanaan do yaitu

pelaksanaan rencana K3 cek Pemantauan dan evaluasi kinerja K3 action itu

peninjauan peningkatan kinerja smk3 yang mana siklus ini dikenal dengan siklus pdca nya smk3 gua akhirnya smk3 adalah

peningkatan berkelanjutan silakan simak lima prinsip ini ada di tempat yang ke-2

dan ke-4 di video kecil ini sebelumnya ya Eh Berikutnya ini juga

kweni ulangi sedikit dia Bagaimana cara mekanisme hairy.com K3 smk3 itu tidak

ada istilah surveilans seperti yang ada di ICU jadi smk3 itu sertifikatnya tiga tahun sekali ya Nah ini ada di part yang

keempat Ya silahkan ditonton partai keempat nah caranya gimana untuk sertifikasi smk3 perusahaan wajib

mengimplementasikan lima prinsip dasar dulu smk3 minimal tiga bulan lalu ketika

sudah siap dan sudah diketahui ya pada saat sebelum melakukan audit itu sudah

tahu dulu nih pertama ia ngambilnya yang mana tingkat awal tingkat transisi atau

tingkat lanjutan tuh yang kedua dia sudah Nyoba juga berapa persen terpenuhinya diperusahaan tersebut kalau

sudah di atas 60% Bakti Udah man tapi kalau dia targetnya gold Bakti harus di atas 85 persen Nah lalu perusahaan

tersebut mengajukan surat permohonan nah di dalam surat permohonan tersebut urutan harus juga sudah menentukan siapa

yang menjadi lembaga audit nya yang akan mengedit ingat lembaga audit bukan badan audit berganti Istilahnya ya badan or

itu identik dengan BUMN yang mana dulu smk3 ini dikenal dengan smk3 Permenaker

No 5 tahun 96 dulu mendominasi Sucofindo dan survei Indonesia sekarang sudah

diganti ya menjadi bahasanya lembaga audit Kenapa bukan lembaga sertifikasi

Pak Nah smk3 itu tidak ada lembaga sertifikasi Adanya lembaga audit Ya

kenapa karena lembaga ori dia melakukan audit yang merupakan sertifikat adalah dari Kementerian Ketenagakerjaan oke nah

lalu perusahaan mengajukan surat permohonan dan telah menentukan siapa lembaga audit nya pemilihan lembaga

audit sudah dijelaskan ya di video kasih Jadi sebelumnya ada berdasarkan harganya

auditornya kecepatannya pengalamannya dan lain-lain gitu lalu

mengajukan surat dan lembaga audit yang dilakukan audit eksternal smk3 laporannya dikirim ke Kemenag Kernel

kemenakan layangkan menentukan apakah perusahaan ini harus dievaluasi ya Atau

harus diberikan sertifikat sertifikat nya udah dijelasin juga ada emas perak

atau pun harus dilakukan audit ulang melalui pembinaan ya bahasa dari Kementerian untuk pembinaan tapi bahasa

kasarnya itu adalah harus diaudit ulang atau tidak lulus audit smk3 nya Eh nah

di dalam smk3 ada pencapaian ini ya kalau pencapaiannya dari hasil audit

smk3 yang dia pilih misalkan dia ambil 166 kriteria kalau Nilai auditnya di

bawah 60% atau 0-59 persen batin nilainya kurang enggak boleh jadi nggak

lulus dia yang diperbolehkan tuh 60-80 4% nilainya baik yaitu sertifikatnya

perak ya ya mencapai 85 mph 100% itu memuaskan ketik

miqatnya ke Masnya kalau diambil yang 166 selain dapat sertifikat dapat juga

bendera tapi kalau diambil yang 64 dan 122 kriteria hanya dapet sertifikat saja

nah ini juga di sudah dijelaskan di part yang keempat bagaimana kita melakukan audit misalkan ada temuan pada saat

audit smk3 temuan itu terbagi menjadi tiga critical meja dan minor ada juga

temuan yang terakhir observasi sebenarnya PP 50 tidak ada observasi tapi kalau bapak ibu ini audit eksternal

observasi itu menjadi kebutuhan juga seperti apa kebutuhannya nanti ke jenis Jelaskan Lex ya kita masuk dulu ke

critical critical inilah temuan mengakibatkan fatality Jadi kalau ada potensi terjadinya Fatalities contoh

misalkan melihat orang bekerja di ketinggian ya tidak menggunakan body harnes dada

real ke tidak ada jaring pengaman dan lain-lain uh itu orang berpotensi

meninggal tuh kalau dia jatuh itu masuk fatality dijelaskan juga lebih detail

fatality itu di dalam permen 26 2014 pasal 26 ini bagus silahkan dibaca ya

Kapolri critical ini wajib diperbaiki atau dikurung 1 kali 24 jam Jadi kalau

misalkan ada temuan ini dinyatakan gak lulus jadi harus diperbaiki dulu jangan langsung di tutup akan lebih buat

laporan auditnya ya kita caranya ditahan dulu jadi yang dikeluarkan berita acara

dulu yang kedua adalah category Manager meja ini ada tiga tidak perlu regulasi tidak menjalankan salah satu prinsip dan

ada temuan minor beberapa lokasi contoh yang itu enggak patuh regulasi

perusahaan yang mengajukan smk3 harus ada p2k tiga ternyata enggak ada B2 ketiganya itu meijer itu ya the point

aja twinbee contohnya tidak menjalankan salah satu prinsip usahakan tidak ada

kebijakan K3 itu juga meja ketiga terdapat temuan minor beberapa lokasi

contoh misalnya apa ditaruh dilantai tukang minor tapi kalau ada beberapa

lokasi Lokasinya ada tiga lokasi di beberapa lokasi tadi ya tiga SIM on the

masuk kategori meja-meja untuk point C meja paling lambat harus diperbaiki 1

bulan Jadi kalau misalkan ada temuan meijer jangan langsung di closing Jangan langsung mengadakan rapat penutupan

audit Ya perbaiki dulu khusus untuk audit eksternal kalau di internal

Silahkan gak jadi masalah karena tidak diatur dulu satu bisa lulus ya hanya untuk laporan saja nah category Manager

juga dinyatakan tidak lulus atau bahasa kementriannya harus dilakukan audit ulang Audi pulang ada masa tunggunya

hedar masa iddahnya yaitu 3 dan baru bisa diaudit pulang ya jadi

jangan sampai karena kita audit pulangnya jadi lebih baik di hold dulu aja berita acara penutupan audit sampai

dengan teman meja ini diperbaiki Lalu ada temuan minor temuan minor ini adalah

temuan ketidakkonsistenan dalam penerapan peraturan ya Ah seperti ini bukan Nadia yang ngejalanin tapi enggak

konsisten itu temuannya minor minor pun ada pembatasannya ya Nah batasnya minor

pun ada ya harus diperbaiki maksimum dua bulan ya laporannya juga diserahkan ke

lembaga audit Oke ini dia tabelnya ya kalau Abang bisa melihat ada di tabel 1

ya di dalam PP 50 tahun 2012 di lampiran itu nih kalau pilih dia kalau 64 dengan

nilai di bawah 60 60% nilainya kurang 64

kalau misalkan di atas 60% sampai 84 nilainya baik 85 besar sebesar memuaskan

nah ini uh utamanya ya ya kan kurang kurang baik baik-baik Memuaskan sekarang cara

menghitungnya Gimana Pak contoh ya ini contoh aja cara menghitungnya misalkan temuannya ada 28 ya Nah kalau saya

melihat ya saya solusi kan rumusnya akan seperti ini yatch berapa yang diambil ya

tingkatan apa yang diambil tingkat awal transisi dapat lanjutan kurangi temuan

minor dari kalian satu seharusnya temuan minor ya nah coba kita terapkan didalam

sebuah rumus contoh ya bisa akan diambil tingkat awal 64 dikurangi jumlah

temuannya 28 ini nah tingkat awal

transisi dan lanjutan kalau kita hitung ini dapat nilainya 5652 5770 583 13

kalau lima 6,25 Kab kalau kita lihat di tabelnya itu menjadi temu

Hai penetapan kurang karena tadi dibawa 60% ya myoption diulang kalau di audit

eksternal kalau ada internal yang masih aman ya 7705 penerapan baik

sertifikatnya perak 833 belas penerapannya baik juga karena masih di

bawah 85 persen jadi sertifikatnya perak ya Nah kalian karena diambil 166 dapat

sertifikatnya selain setifikat dapat bendera ya benderanya perak lalu 20

misalkan temuannya ya kita masukkan lagi ke rumus dari 20 keluarlah 68 75

misalkan ya itu sertifikatnya perak penerapannya baiknya 8 3,6 itu

sertifikatnya baik sertifikat-sertifikat nya perak penerapannya baik 8795

sertifikatnya emas dan dia juga dapat bendera mas kalau dia dapat 166 nah ini

kejadiannya baru info 20 temuan tapi kita enggak tahu ditemukannya apa ternyata temuan itu ada 19 minor

managernya saat tuh ya semuanya menjadi tidak lulus Ya iyalah diperhatikannya

temuannya itu temuan jenis apa bukan hanya nilainya saja ini contoh saja kalau kita itung-itungan berdasarkan PP

50 tahun 2012 nah Jadi kesimpulannya penyebab ketidaklulusan hasil audit smk3

itu adalah satu terdapat temuan critical atau meijer tuh paling penting tidak

boleh ada temuan kritik atau meja pada saat audit smk3 termasuk juga pembuatan

laporannya pun khusus untuk laporan eksternal jangan sampai ada temuan critical atau mager Kenapa karena sudah

pasti nggak lulus ngapain lagi tak buatin laporannya gitu tapi kalau untuk laporan internal silahkan buat untuk

kita mengintrospeksi room sendiri ya udah layak belum untuk diaudit sertifikasi smk3 lalu nilainya

tidak boleh di bawah 60% 0-59 persen Inilah penyebab ketidaklulusan audit

smk3 berdasarkan hasil audit smk3 mau itu oleh internal the politik eksternal

Ayah ini contoh sertifikatnya sertifikatnya ukurannya A3 bapak ibu

semua ya poranda tiga tertulisnya Kritika mederma minor itu ada di sini ya

seri ah tingkatannya itu awal transisi lagi tentu ada di sini ya kalau critical

meja tuh nggak ada di sini ya jumlah temuan juga enggak ada tapi yang tertuang disini adalah telah presentase

pemenuhannya berapa persen gitu ya Nah ukurannya A3 ini Bapak Ibu semuanya jadi

ukurannya tiga setifikat smk3 ini dan Ini berlakunya tiga tahun ini kalau

sertifikatnya emas ini pinggirannya agak emas-emasan gitu nah ini kalau ini yang perak ini perak

sama ya ininya keperakan ya ukurannya A3 Oke ini diatur desain ini diatur

Permenaker nomor 26 tahun 2014 ini benderanya ini bendera emasnya dan ini

bendera peraknya ya bendera Ini pengalaman KC Den ini menggunakan

glitter ya Jadi kalau dapat bendera dari kemnaker jangan dipasang di outdoor yang

dari ke m itu dipasang untuk di indoor untuk order gimana Pak Ya cetak lagilah di di tempat pencetakan bendera ya itu

ya bapak ibu semua ya jangan lupa bendera hanya untuk yang ngambil tingkat lanjutan tingkat awal dan transisi tidak

dapat bendera hanya sertifikat saja ya Nah barulah kita masuk ke bagaimana kita

membuat laporan audit smk3 yang pertama adalah laporan ori SMK Hai ini merupakan laporan dokumentasi

dari kegiatan audit dan hasil temuan audit bentuknya disesuaikan berdasarkan lampiran 3 p50 2012 Silahkan buka

Megapro ada di regulasi K3 bagi yang platinum ya kalau masih silver nggak

kebuka tuh regulasi K3 sama modul pelatihan nya buka lampiran 3 itu ada

formatnya ya pembuatan laporan audit laporan Odin dibuat menjadi empat rangkap siapa jatuh Pak Dirjen pmk3i

arsip dari lembaga audit perusahaan yang diaudit dan satu lagi adalah Disnaker

setempat minimal 4 kalau memang menggunakan Sabtu Disnaker kalau misalkan dua Disnaker ya jadi lima gitu

contoh misalkan Project kantor pusatnya di perjaka RTA setiap punya project di

daerah ya daerah juga harus dapat Disnaker daerah ya jadi Disnaker yang

ada di Jakarta dan Disnaker daerah harus kapet country dia tinggal lokasi berbeda semua ya i

dapat juga disunahkan di lokasi yang lain itu ya oke pengesahan laporan audit

laporan audit harus diterbitkan sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan Maksudnya gimana pak jadi kalau di Kementerian Ketenagakerjaan itu

maksimum yaitu ketika selesai audit maksimum 30 HP semua laporan audit harus

sudah masuk ke Kementerian Ketenagakerjaan untuk dievaluasi Apakah masih ada yang salah atau masih ada

berkas yang kurang nah berkas-berkas ini saya kasihin sudah jelaskan empat yang

keempat ya minum berkas yang harus dilampirkan pada saat membuat laporan audit eksternal smk3 yaitu pertama

megalita si perusahaan itu sendiri ya yang pasti harus ada aktif notaris NTB

yang terdaftar di IOS lalu harus ada kalau dulu ada SIUP TDP NPWP domisili

tubis lampirkan semua itulah laporan itu lampiran legal perusahaan ada juga

lampiran K3 apa aja tuh pak ada yang p2kt yang sudah Disnaker ahli K3 umum dengan

SKP yang sesuai dengan pt-nya petugas Damkar petugas P3K sertifikat BPJS hasil

pemeriksaan kesehatan hasil pengukuran lingkungan kerja si lotion dan

lain-lainnya tergantung bapak ibu semua Oke berikutnya adalah laporan audit

harus ada tanggal dan nomor yang disahkan ya laporan audit distribusikan sesuai dengan yang telah ditentukan

karakteristiknya harus dapat mengkomunikasikan fakta dengan baik ya mau komunikasi juga kelebihan dan

kekurangan yang penting ya jadi jangan jangan sampai hanya kekurangannya saja

temuannya saja tapi kelebihannya juga harus diceritakan di dalam laporan audit tersebut khususnya laporan audit

eksternal namun komunikan mengkomunikasikan fakta juga harus

dengan baik narasinya diurus dengan baik ya bapak ibu semua jadi tidak boleh

kalau laporan eksternal itu tidak disarankan Hai ada foto yang dilampirkan kalau laporan external mic kalau pun internal

sebisa mungkin wajib ada Putu supaya ada before dan after nya kenapa Pak Deni

tidak boleh ada fotonya kalau laporan audit eksternal nanti hawatir nya ada

oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab menggunakan laporan audit eksternal bapak ibu semua ah dan pusat bapak ibu

semua dijadikan ATM ya itu tidak di perkenankan jadi Hanya berupa narasi saja nanti ada kita coba bahas mengenai

MCR lalu tidak menjeda Raisa si jadi

tidak menganggapmu menjadi harus dibuat spesifiknya spesifik mungkin ya nanti

kita bahas mengenai membuat laporan audit tuh harus mencakup pelor yah Apa

itu pelor itu kita bahas ya Pyo er

hindari opini menurut saya menurut saya nah itu boleh ya berfokus pada sistem

bukan orang menjadi tidak boleh ngaku the inisial orang nggak boleh ya misalkan pada saat kita mau ditumis Akan

terdapat Pak Bedu tidak menggunakan alat pelindung diri septisus nahab ini enggak

boleh ada nama orangnya gitu dalam ncrt nggak boleh ya atau pakai inisial BD

bedug HBD enggak boleh juga jadi kalau membuat laporan audit tuh di encernya

itu nonconformity repotnya usahakan gunakan departemennya atau unit kerjanya

seakan terdapat seseorang itu ya atau terdapat pekerja yang berada di area ini

tidak menggunakan tetikus gitu ya oke nah pengawasan smk3 ini penting sekali

Nah kenapa di SMK 3 tidak ada surveilen Pak Win banyak sakit banyak sekali

pertanyaan Kalau tidak ada surveilen seperti dia iso yang ada surveilen satu tahun sekali satu tahun dua kali bahkan ya smk3 jadi

Dimana letak untuk menjumper tahankan konsistensinya penerapan smk3 Nah

makanya ada pengawasan smk3 berdasarkan PP 50 tahun 2012 yang ada di pasal 18

wawasannya yang melakukan pengawasan smk3 setelah dilakukan audit eksternal

smk3 karena tidak ada out surveilen adalah Siapa pengawas SMK 3 setempat

atau pengawas Ketenagakerjaan setempat baik itu pusat provinsi kabupaten kota atau sesuai dengan kewenangannya itu Ya

jadi disini ada tertuang Disini di pasal 18 typhoid minyak Menindaklanjuti hasil

audit di ketika selesai dilakukan audit eksternal smk3 oleh lembaga audit Ya

wajib sebenarnya dari Disnaker setempat ya kan Karena dia sudah menerima

tembusan dari hasil laporan audit smk3 yang dibuat oleh

pada orbit haruslah sidis maka tersebut melakukan follow up terhadap temuan tersebut Apakah sudah diperbaiki atau

belum ya supaya tidak berlarut-larut ada juga yang banyak Pak perusahaan saya

sudah hampir tiga tahun nggak ada Pak Disnaker yang datang untuk memverifikasi hasil temuan ya bersyukurlah teman-teman

semoga didatangi disalahkan tapi ingat ketika resertifikasi audit smk3 itu

wajib melampirkan semua perbaikan hasil dari temuan tiga tahun sebelumnya Kalau

enggak resistivitasnya belum bisa dijalankan gitu ya pintu semua ya Papa

kami harus mengajukan gadis Nagara bisa ia bisa nggak ya tergantung dari keputusan manajemennya tidak ada

kewajiban seperti itu ya di dalam PP 50 pun permen 26 2014 Nah format laporan

audit silakan bapak ibu semua buka di PP 50 tahun 2012 ada di lampiran 3 Nah di

sini bapak bisa buka ya ada nama rusahaan tingkat kau dinamo penyelenggara dan lain-lain nah disini

saya maksudnya dia distribusi laporan itu minimal keempat organisasi ini ya nama tempat kerja ke tempat kerja yang

diaudit Kementerian penyelenggara dan dinas yang membidangi ini kalau pakai

semua ikut pelatihan auditor smk3 kemenag.ri ini ada di hari keempat ya

hari keempat atau hari terakhir setelah simulasi audit dia harus membuat laporan audit jadi auditor smk3 tuh tidak ada

observasi Tidak ada presentasi makalah ngada seperti dia liga-3 umum tapi harus

membuat laporan audit seperti ini nanti dari pihak Kementerian akan memberikan soal untuk membuat laporan ini

sedemikian rupa ya ini contoh aja ya laporannya ya nanti dibuat sedemikian rupa seperti ini ada poin-poin penting

di sini ya yang Bapak Ibu semua harus isi sesuai dengan format ini pak kalau

laporan audit internal Gimana Pak Nah Saran saya samain aja De ukuran audit eksternal gunakan PP 50

tahun 2012 ini manfaatnya Gimana Pak manfaatnya justru mempermudah auditor

eksternal Nanti pada saat memverifikasi atau memfasilitasi laporan audit

internal bapak ibu semua Kenapa karena versinya udah sama formatnya juga udah

sama jadi lebih mempermudah si auditor eksternal melihat laporan audit tersebut

karena formatnya udah sama jadi kita ya nah ini sudah standar banget silakan

dibuka bp-50 2012 ada di lampiran 3 hanya materi adalah materi yang terakhir

part yang kelima terkait dengan bagaimana kita menyusun laporan audit internal ataupun eksternal nah bedanya

kalau saya dulu laporan audit internal itu membedakan ada fotonya saja yang

dilampirkan ke sini nanti dijadikan lampiran tapi laporan audit eksternal Dedek nggak perlu ada lampirannya gitu

Pak kalau misalkan di laporan audit kami ada standar di internal Pak Ya udah nggak

papa pakai yang internal atau pakai ini enggak masalah karena David 50 tidak tidak diwajibkan untuk laporan audit

internal menggunakan sistem pelaporan ini dan sistem pelaporan ini wajibkan untuk laporan audit eksternal tapi gak

jadi disarankan disarankan dengan saran yang luar biasa samain aja deh Ini tuh

ya walaupun di internal kita ada format laporan audit Mending kalau pada saat smk3 Buatlah laporan audit internal nya

dengan format yang sudah distandarkan di PP 50 tahun 2012 di lampiran 3 ya Nah

ini isinya nah isiin nanti contoh aja ya tentang pengisian di uraian ketidak

sesuaian akan pindahkan tiga mengadakan tetehnya 147 ya mengadakan pertemuan

secara rutin tiupnya bukti objektifnya p2k tiga belum mengadakan pertemuan

secara rutin ini sebagai contoh aja ya ketemunya minor habis duitnya Ya ini harus

dikerjakan oke nah kita bicara mengenai bagaimana cara pengisian form NCR MCM

nya Bapak Fancy adalah nonconformity Repot ya ini contohnya ya misalkan ada

kasus auditor menemukan kotak P3K yang ada di area pabrik pengolahan bahan itu

ketika diperiksa hanya berisikan obat sakit kepala betadin kapas plester dan lain-lain mungkin temuan ya bagaimana

kita cara mengisi formulir dan siarnya nah NCR ini dipakai ya untuk mengutuk

sebagai lampiran di laporan audit smk3 hendriarto Apa sih yang diatur nonconformity repot singkatannya ini ada

contohnya Ntar ya

e-cash nah ini dia contohnya bapak ibu

semua bisa lihat di sini nah ini namanya NCR nonconformity reboot nah kelihatan

ya Indonesia hari ini bapak ibu semua ya mau formatnya Seperti apa terserah

misalkan Pak di internal kami ada format sendiri ya terserah nggak papa karena

dp50n menstandarkan format NCR ini nih ya cuma di sini nanti kalau laporan

audit eksternal ini wajib dilampirkan ya sebagai apa sebagai ada di pipi 50 ada

di bagian lampiran 2 itu ada kata-katanya respon auditee respon audit

itu ada di di yang poin yang kedua ini ya Jadi yang di kedua Ini adalah

lampiran yang harus dilampirkan di Lam pelaporan audit smk3 nah saya jelaskan

dulu 2000 semua ya Ence Ar Bapakmu semua diakui secara iso 19011 ya pedoman audit

jadi smk3 PP 50 ini mengacu juga ke pedoman audit berdasarkan iso 19011 ya

pedoman audit jadi harus ada tiga poin penting yang ada di dalam enviar yang pertama adalah ada poin ketidak sesuaian

yang kedua adalah tanggapan auditee dan yang ketiga adalah verifikasi masing-masing ini bapak ibu semua harus

tahu siapa yang ngebuat kalau laporan audit internal yang membuatnya ini kalau

yang poin satu adalah si nauto rnya oke yang kedua adalah yang ngisi apa auditee

nya dan yang ketiga Siapa yang memverifikasi bisa jadi litho dictor nya

atau ketua p2k tiga atau sekretaris p2k 328 audit internal Ya tapi kalau Ade

eksternal Gimana Pak ada sedikit dan Yap halaman 1 yang di sini ya kolom

satu yang ada di sini itu yang mengisi auditornya ya monitor internal ke

external slim audit auditor Junior atau editor senior nanti disesuaikan nya

Kalau di Alkon itu kalau l senior boleh membuat laporan audit Ya sesuai dengan

lokasi atau unit kerja yang diaudit itu Jadi boleh mau senior mau Junior boleh

membuat lensa hari ini lalu tanggapan Auditing Siapa yang membuat sama

auditnya yang ngebuat ya Nah yang membedakan adalah yang kolom ketiganya kolom yang ketiga yang memverifikasi ini

adalah siapa ini saya masuk tadi ya Disnaker setempat ilmu verifikasi Apakah

temuan bapak ibu semua ini sudah dinyatakan sudah dilakukan perbaikan dan

pencegahan atau belum itu ini kolomnya di sini ada perbedaannya Pak bagaimana kalau saya

tiap tahun tapi tidak ada verifikasi dari Disnaker nah yang memverifikasi adalah siapa lembaga audit yang akan

menghargai akan melakukan audit reset tifikasi di perusahaan bapak ibu itu

jadi lembaga Uni misalkan Pak lembaga audit saya tiga tahun yang lalu PT

a-club Tiga tahun yang ini pak yang sekarang saya ganti Palembang kulitnya boleh nggak boleh nanti lembaga audit

yang baru inilah yang akan memverifikasi hasil MCR yang temuan itu apakah sudah diperbaiki atau belum jadi kita Oke saya

bahas dulu yang pertama nah ketidak sesuaian ini bapak ibu semua kolom-kolom yang ini silakan dimodifikasi

terserahnya ini nah standar aja kita akan belajar dari sini dulu smk3 itu

hanya ada tiga temuan critical m dan minor ya tidak ada laporan observasi ataupun laporan yang lain ya itu kalau

diakui sesuai dengan PP 50 nah ini saya masuk dengan pelor tadi ya problem

location of dan referensi ketika kita membuat sebuah temuan audit tadi ya Maaf Ibu semua bisa

baca disini tadi ada di PowerPoint yang tadi ada temuan misalkan terkait dengan

kotak P3K yang ada di daerah pabrik Wulan bahan berisikan kotak P3K obat

yang ditelan ikan enggak boleh kan itu kan temuan minor Bagaimana cara kita menuliskannya nah cara menuliskannya

adalah dengan memasukkan pelor ya nah gimana cara nulisnya cara nulisnya

seperti ini pertama kita harus tau

problemnya apa disini pertama problemnya adalah kotak P3K yang tidak standar ini

ya tidak sesuai standar objek problem ya

location location ada di mana Nah ini ya di area pabrik ada locationnya ya

Hai Om jek obyeknya Apakah isi kotak P3K references by friend siapa referensi

adalah regulasinya nah ini yang distandarkan kalau kita membuat ketidak

sesuaian di kolom yang pertama lalu kita tulis juga disini kriteria yang dilanggarnya sekitarnya beberapa

misalkan kalau kotak P3K itu adalah 6868

1 Blok tradisi nulisnya makan satu eh lalu ditandatangani oleh auditor

audisinya lalu harus sepakat juga dengan temuan ini dan tanggalnya juga harus

disesuaikan dengan tanggal yang di audit Nah kenapa harus ada tanda tangan auditee disini ini penting juga bagi

Bapak Ibu semuanya khususnya audit nanti di urusan BMW Nah jadi ini sudah info yang kemarin ya di di part yang keempat

kemarin kalau di BBM itu banyak kan kalau kita melakukan audit terus kita

tidak memverifikasi hasil temuan audit pada saat itu juga bisa jadi nanti pada saat closing

Ia ada beberapa oleh pop beberapa of love pada saat aja dimakan audit itu

bapak ngomong ya membelok gitulah ya kita sudah infokan pada saat audit

temuannya ini pada saat closing meeting dia nggak ngaku kalau itu temuan itu gitu loh Nah perlu penting sekali Pak

Bos Silahkan tulis tangan aja supaya lebih otentik si audit ini sudah sepakat dengan hasil temuan audit pada saat itu

nah sebelum meninggalkan ruangan misalkan kita melakukan audit di HR ya ruangan hr-v sistem yang ada di HRD

sebelum kita meninggalkan ruangan HRD kita minta dulu tanda tangan si auditnya kalau dia sudah sepakat dengan apa yang

harus diperbaiki atau yang harus diimpor oleh bahasa kasarnya temuan gitu ya

kalau bahasa iso teko itu opportunity for improvement katanya apa yang harus

diperbaiki Harus di tingkatkan gitu nah ini bapak ibu semua harus pastikan

tandatangan Siauw gini harus sepakat ya lalu berikutnya tanggapan auditee nah ini yang diminta

oleh p50 bapak ibu semua jadi yang diminta Pipit ke-50 adalah respon audit

itu ada di sini respon audit itu ada di sini ini diminta PP 50 di lampiran 3

coba cek di sana sebelum tanda tangan sih Bapak Presiden SBY ada respon

auditee respon audit ini adalah kalau kita melakukan audit eksternal ya bisa

jadi yang mengisinya bisa diwakilkan oleh sekretaris kedua ketiga tapi kalau haidnya audit internal yang sebisa

mungkin unit kerjanya yang menuliskan ini ya Nah contoh babi tanggapan audit

itu misalkan ntar dicoba semua nah

tanggapan Wali itu adalah akar penyebab ketidak sesuaian Kenapa sih bisa terjadi

kotak P3K ya ini ya tidak standar nih Kenapa kita harus tahu nih kenapanya itu Nah misalkan kenapanya

itu karena ketidaktahuan karena ketidaktahuan terhadap isi standar kotak

P3K ya yang kedua tidak dilakukan inspeksi secara benar bisa juga ya rada

risih tapi 33 jadi ini ini hanya auditee yang tahu tapi kadang pada saat audit

internal ataupun eksternal audit untuk ada enggak tahu ini sinyal Papah Gimana cara ngisinya nah ini kalau di auditor X

SMK 3 untuk sertifikasi auditor smk3 kemenaker kita ada pelatihan untuk

simulasi cara membuat ini jadi seorang auditor pun harus tahu bagaimana cara

membuat mengisi kolom tanggapan audit ini ya Karena kita pun kadang ke mode

eksternal kita jadi audition gitu Nah yang paling penting adalah tanggapan

audit ini adalah bapak ibu semua harus tahu di dalam tanggapan di sini ada istilahnya tindakan koreksi

ya tindakan koreksi nah ini bapak ibu sama bedainnya tindakan koreksi

corrections action dengan tindakan korektif korek corrective action ini

akan ada agak sedikit berbeda ya antara koreksi dan korektif Bedanya apa Pak kalau koreksi itu identik dengan

tindakan perbaikan tindakan perbaikan itu adalah tindakan yang bisa dilakukan

secara cepat secara cepat pada saat itu juga atau jangka pendek tekan contoh

tadi temuan yang kotak P3K tadi jangka pendeknya itu mengeluarkan obat yang

tidak standar dan segera mengganti dengan standar isi kotak P3K sesuai dengan peraturan perundangan itu jangka

pendeknya lalu jangka panjangnya apa Nah jangka panjang itu harus buat juga jangka panjang itu dikenal dengan

istilah tindakan pencegahan atau dikenal seperti inventive action Apa tindakan

pencegahannya sub yo tidak terjadi berulang lagi harus cat

yang pertama memberikan pelatihan melakukan inspeksi menetapkan penanggungjawab memberikan sosialisasi

nah ini contoh-contoh aja ya tindakan koreksi atau tindakan korektif yang harus dilakukan oleh siaubd halo united

tangan di sini ya siapa tulis nah ini juga yang penting nih ya target

penyelesaian nya kan tadi kakinya sudah info ya kalau temuan critical itu 1 kali

24 jam kemudian ngejer 1 bulan nah temuan minor kesepakatan sarasehan

oritron eksternal smk3 yaitu dua bulan nyaris Makasih ya lebih semua ya dari

tanggal yang sudah ditetapkan di atasnya tadi Nah terakhir adalah verifikasi

kalau editor internal yang memverifikasi silahkan c-line auditornya Ya tapi kalau

audit eksternal 33 yang memverifikasi adalah Disnaker

setempat atau lembaga audit yang akan melakukan resertifikasi audit smk3

isinya gimana pak isinya samane isinya yah jadi harus ada kata-kata ya bapak

ibu semua ya Nah isi kata-katanya gini nih isi kotak P3K ya tidak standar sudah dikeluarkan diganti dengan yang standar

dan juga sudah dilakukan sosialisasi memasang alis isi kotak P3K contoh Jadi

jangan sampai pada saat verifikasi ini sering banget saya menemukan verifikasi

ini tertulis Oke dan lebih menggunakan kayak menilai kalau kita Mas di SD itu

ya contreng ya gitu aja oke oke enaknya Tuh kurang etis ya kalau kita membuat

laporan audit Ya jadi bapak ibu semua kalau sudah itu baby dari ini pastikan verifikasinya ditulis dengan baik dan

benar Nah ini cara membuat laporan enviar jadi 1mtr ini untuk satu temuan

bapak ibu saat itu ada temuan yang 40 ya 40 lembar gila jadikan lampiran nanti di laporan

audit smk3 nah disini nama pt-nya ditulis lokasinya tanggal tauhidnya dan

siapa yang melakukan audit smk3 Oke ini adalah encernya bagaimana dengan laporan

auditnya Pak Nah ini kejadiannya ada contoh laporan auditnya ini contoh aja

ya bapak ibu semua ya oke Wih sakit nama

pt-nya ya Ntar ya Ini SMS dulu PT xxx

Smith Keh media contoh laporan audit

internal ataupun eksternal Silahkan menggunakan PP 50 tahun 2012 ya di

contohnya aja ya ini contoh yang sudah jadi ya tapi kita ganti inisialnya jadi

PT xxx Oh ya ini bapak ibu semua ditulis semua laporan auditnya lalu menuliskan

perusahaan yang diaudit ruang lingkupnya kalau dia proyek itulah juga nama

proyeknya kantor pusatnya di perut ditulis tanggal auditnya tujuannya juga

dijelaskan juga ya tujuannya itu Misalkan untuk web penerapan 64 kriteria

misalnya kita kau 122 atau 156 dijelaskan juga gambaran umum di

perusahaan tersebut perusahaan Seperti apa Nah ini bisa copy paste dari company profile pulsanya Lalu dijelaskan juga

p2k tiga yang sudah disahkan siapa saja jadi ketua sekretaris dan anggota nah

ini yang paling penting ya jadwal audit audit harus disesuaikan dengan kriteria

unitnya siapa ya di auditor siapa jadi audit high lokasinya Supaya apa supaya

jangan sampai kriteria ini ada yang terlewat kalau duitnya

24 Mungkin sedikit ya kriteria nya Tapi kalau 166 ini akan banyak banget yah nah

ini perlu ketelitian kalau kita membuat jadwal untuk kita membuat labpro buat

laporan atau menjadwalkan audit smk3 oke nah ini dijelaskan pertemuan awal ya apa

saja yang disampaikan tiap pertemuan terakhir disampaikan juga siapa yang

menghadiri jam berapa dijelaskan juga secara detail disini bapak ibu semua ya

Nah ini paling penting juga ada penggunaan checklist checklist checklist ini silakan dipakai misalkan dia

semuanya ketidak sesuaian kalau meijer ya pasti nggak lulus jadi usah dipakai Sebenarnya ya tapi wajib disampaikan

seperti ini ya Ada minor minor miner miner miner miner miner Nah kalau dia 64

kriteria Kak Nah di sini ada penjelasan yang tidak berlaku misalkan kalau 64

kriteria batia Ryan tidak berlaku dijelaskan di sini

ntar ya kalau dikurangin ya Coba aku salah ya kalau 166 dikurangi 64 bener ya

102 mengatur skema Jadi kalau dia ngambil serat 64 kriteria batik ada 102

great er yang tidak berlaku karena kita membuat out membuat ceklisnya langsung

kita delete jadi hanya langsung tertulis 6464 kriteria jadi di sini kita buat

kriteria tidak berlaku kok kita maksudnya tidak ada gituin seakan kalau

kalau misalkan dibuat enam create 64 berarti di sini tulisnya tidak ada menangis terus 64 tapi kalau kita

menggunakan yang checklist 166 kriteria berarti kita harus menggunakan ada yang

kolom yang di bagian yang di bagian sini

Yang berlaku kita harus pakai karena di di 64 kriteria ada 102 kriteria yang tidak

berlaku ini juga agak ngejelimet juga ya kalau teman-teman menggunakan checklist yang harus dilampirkan juga di dalam

laporan audit smk3 tapi emang ini standarnya gitu ya oke oke berikutnya

adalah membuat uraiannya nah ini contoh aja ya uraiannya misalkan ngaji Ini ambil ya udah ya kayak gini aja gaya

b631 persyaratan tugas tertentu termasuk persyaratan kesehatan diidentifikasi dan

dipakai untuk menyeleksi dan penempatan tenaga kerja pada saat audit ternyata

uniter menemukan perusahaan belum menetapkan syarat kesehatan dalam proses penerimaan pekerja termasuk persyaratan

untuk personil dengan tugas tertentu jadi enggak ada standar penduduk pemeriksaan kesehatannya ya pada saat

melakukan rekrutmen Hai atau penempatan jadi kalau kita investigasi penyebabnya adalah kurang

lengkapnya syarat penerimaan pekerja belum ada divisi belum adanya divisi HR

ya yang berdiri sendiri untuk penerimaan karyawan tindakan perbaikannya

menambahkan persyaratan kesehatan ya pada saat untuk menerima karyawan baru

melampirkan surat keterangan sehat dan lain-lain itu ya contoh ya jadi seorang

auditor itu harus membuat investigasinya penyebabnya dan harus membuat juga Apache tindakan perbaikannya nah

tindakan perbaikannya bisa saran ataupun dari hasil investigasi di enviar tadi kita copy paste di sini oke ini asli

masuk tadi ya jadi seorang wanita itu harus dapat menyimpulkan bukan hanya yang jelek-jelek yang saja tapi yang

baiknya pun harus diceritakan menggunakan 12 elemen audit smk3 inilah

minus smk3 dijelaskan nih bahwasanya blablablablabla gta.sa dibacakan lihat

hal tersebut dibuktikan nih berkomitmen ya gan telah telah dibentuk p2k 3.ada

anggarannya diceritakan semua ya tapi ada kata-katanya hal yang harus

diperhatikan adalah gitu ya Ini juga perusahaan telah membuat manual

blablabla blablabla namun Nah jadi kayak gitu ada kelebihan ada kekurangannya

nilai jadi terdekat bla bla bla bla bla bla bla Yah nanti ada apa yang harus

diperbaiki ya Itu yapapin semuanya jadi menceritakan kelebihan dan kekurangan

dari hasil audit itu menggunakan 12 elemen audit smk3 sesuai dengan PP 50

tahun 2012 ini bagaimana kita membuat teknik pembuatan laporan audit eksternal

ataupun internet smk3 berdasarkan PP Imi 2012 ya Nah hasilnya disimpulkan ini

menggunakan yang rumus tadi yang kasih jenis yang saya sudah jelaskan tadi ya ternyata berdasarkan hasil temuan tadi

minornya 7 jadi bahagia 64 dikurangi 7 dibagi 64 kali 100% ternyata mendapatkan

8906 ya jadi sertifikat smk3 dengan penerapan memuaskan tapi kalau dia

ternyata temuannya 7 dengan 166 kreteria Ditambahin lagi ya mendapatkan

sertifikat smk3 tingkat penerapan memuaskan dan bendera emas jadi kayak

gitu ditambahin ya kalau dia ambil 16 tapi kalau dengan 64 ya hanya dapat

sertifikat saja Nah di sini ada juga nih daftar hadir harus dilampirkan jadi

laporan audit internal ataupun eksternal sah jika ada opening dan closing yang

ada dan hadirnya kalau dia account Lokasinya ada

di account Kalau tidak ada daftar hadir yang dihadiri oleh direktur ya laporan

audit itu tidak sah termasuk juga ketika dikirimkan ke Kementerian Ketenagakerjaan pihak dari Kemenag tidak

menerima kalau di dalam laporan itu tidak ada direkturnya jadi pernah dulu

kasih Deni audit trail O'Connor tiba-tiba yang hadir itu hanya stop stop stop stop stop semua kamu apa tak

marketing staff HRD kamu apa top Semua Hilang oleh yang ketiga tidak bisa kita

lakukan ya Pak saya bilang kayak gitu Kenapa karena tidak dihadiri oleh manajemen Kenapa karena salah satu

komitmen bentuk komitmen manajemen adalah hadir pada saat opening termasuk

juga bapak ibu semua kalau melakukan audit internal pastikan manajemennya hadir tuh direkturnya harus Tadi kenapa

karena itu memberikan power buat kita nanti pada saat bahkan audit termasuk juga pada saat closing ya pada seri

closing semua harus menyampaikan temuan auditnya tadi Nah di tempat yang keempat

terjadinya sudah jelaskan bagaimana teknik mengclose audit sebisa mungkin yang ditampilkan itu adalah hyperpoint

adalah fotonya saja ya nasinya jangan di samping yang ditampilkan dulu kenapa

karena kecil ini Pernah eh membuat closing meeting dengan menampilkan NCR

apa yang terjadi yang dibahas adalah narasinya esensinya nggak dapet ya selalu disanggah jadi bisa mungkin yang

ditampilkan foto aja supaya para direktur to tahu yang selama ini dia tidak pernah datang ke proyek tidak

pernah datang ke gudang ke pabriknya Tika melihat tempat kerjanya yang kotor yang jorok yang yang amburadul lah

istilahnya gitu ya dia baru tahu ternyata seperti ini yang ini banyak

banget nih oli oli berceceran banyak banget besi-besi bekas bawah ini gimana nih ya langsung diputuskan saat itu juga

bagaimana cara dan perbaikannya Nah itu pentingnya Kenapa audit eksternal ataupun internal

harus dihadiri oleh pucuk pimpinan di tempat kerja ya harusnya direktur 51

direktur ajalah misalkan ada empat direktur ada satu Direktur Utama ya salah satu direktur aja yang bisa

mengambil keputusan cepat saat itu juga untuk segera memperbaiki apa yang menjadi temuan oke nah respon audit ini

yang saya masuk tadi ya bapak ibu semua harus melampirkan NCR pensilnya

dilampirkan sesuai dengan jumlah yang [Musik]

temuan-temuannya 40 ya 40 syiar yang paling penting juga dilampirkan juga

kalau laporan audit eksternal itu eskpresi auditornya ya penting tuh kalau editor eksternal ada skpnya kalau di

eksternal ada skpnya tapi kalau adik internal tidak ada SKP dari kemenaker SKP nya diganti dengan surat keterangan

penunjukkan dari direktur perusahaan kalau kita Oh ya sebagai auditor di perusahaan

tersebut dari tanggal scene MP3 Sekian surat itu penting juga buat bagi teman-teman semua kalau nanti

temen-temen semua resign terus ditanya apa kelebihan Anda saya menjadi seorang

auditor smk3 dibuktikan Mengapa ini Pak ya surat penunjukkan percaya pada saat

saya melakukan audit di perusahaan saya selama ini juga dipakai pada saat Tapi itu semua bisa akan tertarik untuk ikut

atau bergabung menjadi otoriter eksternal smk3 di lembaga audit smk3

jadi harus ada bukti jam terbang bapak ibu semua kalau dia Alfan itu harus ada minimal 5MB 10 kali lokasi audit

internal smk3 ya sebagai pusat karakternya oke oke itulah topi kita

terkait dengan teknik pembuatan laporan audit eksternal internal smk3

berdasarkan PP 50 tahun 2012 Oke saya kembalikan like emas.png silakan mesra ini

Hai pasca jam 1 ya 02.00 Ya entrepreneurship atas presentasinya Pak

Deni sangat manis sekali topiknya hari ini berikutnya di sesi kedua pembicara akan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang

sudah masuk di Gene dari teman-teman semua namun sebelumnya pada informasi penting untuk bapak ibu semua ada baik

Mediatama menyelenggarakan pelatihan ahli K3 umum ini kita buka di tanggal 22

Mei sampai dengan 8 Jun silakan bapak ibu semua jika ingin mendaftar lalu kita juga ada pelatihan auditor smk3 kita

juga dapat nl-33 listrik teknisi K3 listrik ahli muda K3 konstruksi dan

untuk ahli muda K3 konstruksi ini kita ada harga khusus dibulan Juni yaitu satu

paket dengan sertifikat bnsp melalui nspk 30

kita juga ada pelatihan supervisor panjang petugas P3K tugas Damkar kelas D

dan ini ada operator Forklift kelas 2 itu Di tanggal dua sampai dengan 5 Jun

nah Jika ada yang informasi lebih detail mengenai sertifikasi Kemenag RI atau

bnsp ataupun house training bapak ibu semua dapat menghubungi kami di consenter 021254322 atau bisa juga

melalui adik 08577 2002 8632 kalau juga

Instagram Mediatama diet Mediatama at juga Facebooknya Mediatama nih di taman Mediatama sertifikasi jangan lupa

subscribe channel kecil Deni dan follow tokaj Deni nah ini ada informasi

tambahan dapatkan jaket bomber seharga 375000 nah ini syaratnya mudah sekali ya

yang pertama sudah terinstall aplikasi Megapro platinum lalu share sebanyak-banyaknya Neng YouTube kg Deni

ke blinkin atau ide kalau dan like sebanyak-banyaknya video.tik.tok Aceh Deni nah ini setiap Minggu kita tentukan

pemenangnya tentu pemeran minggu ini Eh Minggu kemarin itu Pak Rizki agar

Winarko selamat kepada Paris #winner call Oke aku Din bas Rendy Kenapa Pak

Ini Pak Safrudin namanya baik selamat kepada pasiruddin ditunggu jaket bomber

saya sampai di rumah Oke selanjutnya kita saya akan membacakan Kyle sudah

masuk ini lumayan banyak dan pertanyaannya berbobot sekali oke

bertanya pertama dari Pak Kusuma Wirawan ada sebuah perusahaan dengan lokasi berbeda kantor pusat dan gudang material

di Jakarta kantor kontraktor berada di Bekasi demi untuk memenuhi syarat tender

Pemimpin tertinggi dari ke kantor kontraktor dengan jabatan Wadir mengajukan audit smk3 kebijakan K3

ditandatangan Ya Allah hadir bukan pemimpin tertinggi

di perusahaan ini sepertinya ceritain terusin aja di sini oke kebijakan K3

ditandatangani oleh Wadir bukan pemimpin tertinggi di perusahaan direct di kantor pusat Tidak mau dilibatkan dengan

perihal SMP 3 ini jadi otomatis di kantor pusat tidak ada penerapan smk3 sama sekali masih ada pekerja kontrak

dan harian lepas tidak ada jaminan kesehatan dan jika lalu hasil audit dinyatakan lulus dengan nilai 8604

persen dengan kriteria audit yaitu 64 Bagaimana tanggapan Pak Deni dalam hal

bit perusahaan tersebut terima kasih Oke pertama yang pertama adalah pada saat

melakukan audit itu haruslah lembaga audit itu memastikan tempat kerja yang

diaudit yang pertama itu kenapa karena nanti akan tercetak di sertifikat smk3

lokasi mana saja yang akan dia tetap bisa kan dia memiliki bisnis apa

ya misalkan PT maju jaya bisnisnya apa akan tertulis itu bisa kan dia jasa

konstruksi akan tertulis nama jasanya misalkan di perusahaan tersebut memiliki

bidang yang berbeda-beda akan tertulis juga disana itu akan mempengaruhi pada saat tender nantinya Nah kalau kasus

yang dialami oleh Pak Kusuma Wirawan Berarti ada komunikasi yang belum baik

nih antara lembaga audit sama si perusahaannya Nur saya ya kalau misalkan

sudah keluar sertifikat smk3 nya ya mau gimana lagi berarti dari pihak Kementerian Ketenagakerjaan nya sudah di

7I gitu loh Ya terkait dengan kebijakan ditandatangan oleh si wakil direktur

mestinya si auditornya yang menemukan itu jadi temuan ini juga auditornya Terlewatkan ya Saya nggak tahu nih

ceritanya Kenapa si auditorial Terlewatkan bahwasanya kebijakan K3 itu haruslah ditentukan oleh pucuk pimpinan

atau pimpinan tertinggi di perusahaan kecuali kebijakan khusus Nah kalau kebijakan

yang bersifat khusus yang tanda tangan adalah pucuk pimpinan di tempat kerja contoh misalkan dia Project jadi yang

tanda tangan Allah kepala project beda ya kalau kebijakan K3 semua kebijakan khusus kalau kebijakan khusus itu yang

mengatur terkait dengan misalkan penggunaan obat-obatan terlarang hiv-aids senjata tajam dan lain-lain itu

boleh kebijakan ditendang oleh sih xie xie kepala proyek atau Project Manager

gitu ya itu ya Bapak Bapak Ibu semuanya jadi kalau memang sudah di sudah

disetujui oleh Kementerian Iya mau gimana lagi gitu jadi enggak batin enggak masalah dia Lady mata dari pihak

Kementerian cuma dari sisi pipi 50 masih kurang pas gitu ya terima kasih pada ini

selanjutnya pertanyaan dari Pak Hadi Winarno kecil ini tanya dong kalau

Hai kalau pada waktu audit internal dan atau eksternal terdapat temuan beberapa

kriteria misal minor atau mager apa yang ciarmy juga mengikuti temuannya atau

digabung beberapa tadi jadi satu NCR saja Oke laporan audit internal dulu ya

laporan audit internal dan eksternal kalau misalkan ada temuan minor atau

meja ia harus titipkan beda-beda ya Misalnya minor minor itu kan tadi sudah

dialasi punya ketidakkonsistenan dalam penerapan smk3 lalu meja-meja itu kan

roda tiga dengan yang pertama tidak patuh regulasi yang kedua tidak menjalankan salah satu prinsip dan yang

keempat terdapat temuan minor misalkan ada temuan minor ya Ada tiga temuan

minor di lokasi yang sama seri di kriteria audit yang sama itu ditulis di

satu temuan NCR Kya tidak ada temuan minor di satu

kereta audit yang sama yaitu bisa jadi sana jangan nonton kayak apa artinya terdapat Apar di ruangan di ruangan eh

stok Irman di lantai misalkan lalu terdapat Apar di ruangan produksi ya di

lantai juga terdapat apa ruangan packaging di lantai juga itu dibuat

dalam satu nvr yaitu menjadi temuan pager karena satu Creator audit yang

sama yakni Tetapi kalau kriteria wujudnya berbeda ya encernya juga harus

dibedakan jadi gitu ya Kesimpulannya adalah kita tahu kita harus tahu dulu

inisialnya sama atau enggak Kalau encernya sama jadi gabungin dalam satu temuan kita terima kasih Pak Deni

pertanyaan dari ibu news Rismawati Ningsih oi ada ini untuk perusahaan yang ingin

mengajukan audit smk3 biayanya kurang lebih berapa sifat dan untuk bimbingan

sebelum pelaksanaan audit harus dari kemnaker atau dari lembaga audit perusahaan yang belum punya audit

resentative smk3 di internal Apakah bisa mewajibkan untuk di audit smk3 lalu

kalau ada Odit pertama perusahaan belum lulus ada aturan auditu langkah sampai

berapa kali bisa dapat kesempatan ulang dan pada saat audit ulang ada biayanya lagi nggak terima kasih Pak Deni Oke

saja pertanian pertama omongin soal biaya Silahkan di Japri mengasihi Rendy ya kita sudah syarat nomor HPnya Pak

Rendy Ya silakan di Japri aja jadi kita tidak ngomongin soal biaya di sini ya

yang kedua bimbingan Nah kalau bimbingan

dari Kemenag RI itu tidak boleh dilakukan oleh lembaga audit Ya ataupun

Hai kemenaker ya bimbingan dilakukan oleh lembaga konsultan see ya lembaga

konsultan silahkan cari bisa juga di Mediatama karena Mediatama bukan lembaga audit Ya lembaga pelatihan juga sering

juga melakukan pembelahan pembinaan juga terkait dengan bagaimana perusahaan bisa sampai dengan terjadi dikasih smk3 jadi

gitu Terus bagaimana kalau misalkan perusahaan tidak ada editor internal smk3 boleh nggak melakukan audit

jawabannya boleh kalau misalkan perusahaan tersebut mengambil yang 64 dan 122 kriteria kalau perusahaan ambil

yang 166 itu tidak boleh jadi harus ada editor internal smk3 yang bersertifikat

kemenag.kab tapi kalau diambil yang 64 nama 122 itu diperbolehkan tidak ada

outdoor internal dan tidak melakukan audit internal Tidak apa-apa kenapa pada ini bisa buka PP 50 tahun 2012 ada di

lampiran 2 ada tabelnya bisa Oh ya Jadi ada dikecualikan ya jadi

diperbolehkan itu istilahnya itu Terus misalkan perusahaan di laut dinyatakan

tidak lulus ada enggak aturannya untuk audit ulang aturannya itu 3 bulan ya Info dari Kemenag karr Setelah

dinyatakan gak lulus Yahudi tulang itu tiga bulan berapa kali kesempatan itu tidak ada standarnya berapa kali

kesempatan berkali-kali juga nggak papa ya tapi aku kelewatan gitu lho masa sampai berkali-kali gitu bahkan jangan

sampai ada diaudit ulang caranya gimana ya minta satu Misalkan pisahkan target

manajemen harus gold atau harus cepat gitu kontraktor kan minta harus cepat

nih gitu ya Bila perlu diaudit deh gebetannya harganya Rusia murah bisa dicicil itu kalau kontrak barengan gitu

nah sebisa mungkin minta ke konsultan atau kelembagaan atau siapa ya harus ada

yang pertama supaya tidak ada temuan meijer menyebabkan ketidaklulusan tadi atau teman critical lakukan yang namanya

uh internal oleh internal sendiri atau oleh tim konsultan yang kedua lakukan

simulasi audit supaya tahu berapa persen terpenuhi ya kalau dari lembaga orbitnya

ada beberapa BUMN ya melakukan ini share review namanya jadi pemeriksaan dokumen

dulu boleh itu Ya silahkan diajukan untuk sistem periodik terlebih dahulu

itu ya pada saat kau dibilang Berapa biayanya tanya Mas Rendi ya oke saja ya

silakan lanjut inrrent eh selanjutnya pertanyaan dari Pak stengki khosun izin

bertanya Pak Apa itu audit internal dan audit eksternal taroko Tolong berikan contoh satu per satu edisinya kita

antara antara ori internal memory eksternal nih Cup mungkin Mungkin pertanyaan kita ubah sedikit ya Apa

perbedaan audit internal audit eksternal audit internal itu dilakukan oleh internal internal auditor sendiri ya

ori eksternal dilakukan oleh lembaga audit eksternal yang telah ditunjuk oleh

menteri tenaga kerja ke bedanya yang kedua ya our internal audit internal itu

dilakukan secara rutin periodik sesuai dengan hasil audit sebelumnya dan

potensi sumber bahaya sedangkan audit eksternal dilakukan tiga tahun sekali

itu yaitu bedanya Ya apalagi bedanya Pak banyak semuanya bedanya ya lebih banyak

juga kesamaannya samaannya kita ngomongin kesamaan sama-sama melakukan audit berdasarkan PP 50 menggunakan

standar PP 50 Saudi ternya menggunakan sudah bersertifikat independen

terdokumentasi ada prosedurnya itu kisah persamaannya ya Nah itu kalau ngomong

soal internal dan eksternal atau internal hanya untuk mengetahui

konsistensi penerapan desain tiga sedangkan kalori eksternal supaya

Nusantara sebut tersertifikasi smk3 itu fungsinya laporan audit dan Ino peran

audit internal eksternal tersebut itu silakan dilanjutkan Pertanyaan

selanjutnya dari Pak Daniel Kristanto Aprilian yang menentukan jumlah kriteria audit smk3 apa perusahaan itu sendiri

atau Disnaker bak Apakah tergantung dengan kondisi perusahaan oke bagus kali

pertanyaannya dulu di permen akan 0596 untuk menentukan tingkat awal nampat

Sharp tingkat transisi 122 dan 166 tingkat lanjutan dulu menggunakan permen

0596 itu benar saat berdasarkan SIUP kalau dia perusahaan kecil ambil 64

menengah 122 besar s66 itu dulu Tapi sejak keluar PP 50 tahun 2012 itu

peraturan diganti ya perusahaan dikondisikan dengan kondisi perusahaan betul ya kalau dia perusahaan kecil

mampu sumber dayanya untuk mengambil yang 166 silakan is oke Atau Dia sebaliknya dia perusahaan besar besar

besar tapi dia belum mampu mengimplementasikan smk3 dengan 196 diambil 60 peternak is Oke jadi masalah

Jadi tergantung dari kondisi perusahaan tersebut budget perusahaan tersebut dan

targetnya apa dari manajemen ada beberapa perusahaan yang kalau kontraktor yang penting saya dapat

sertifikat smk3 Pak bisa ikut tender shocking lupa tapi kalau perusahaan pabrik lain lagi Pak saya dapet harus

positif supaya saya bisa bersaing secara bisnis misalkan ya terus prestisius ada

bendera yang berkibar gitu dengannya dan lain sebagainya jadi ada unsur prestisius di sana itu lain hal kalau

pabrik ya dia targetkan harus 166 harus dapat gold itu kalau pabrik kalau

konstruksi enggak Pak yang penting saya dapat sertifikat bisa ikut tender itu berbeda akan dikomunikasikan ke

manajemennya kita senang sedih deh longsoran ya oke Pertanyaan

selanjutnya dari Pak Sinar Simbolon Terimakasih Pak Deni atas semua ilmu dan

materinya wawasan saya bertambah lagi izin bertanya Pak apabila teman telah diperbaiki apakah otomatis akan menambah

poin positifnya misalnya nilainya 70% kemudian ditindaklanjuti temuannya 10

item apakah akan berubah jadi 80% Terima kasih Marini Oke kalau konteksnya masih

konteksnya audit internal ya kan audit internal silakan dibuat mekanismenya

seperti itu tapi kalau read eksternal kalau misalkan sudah dikeluarkan berita

acara penutupan audit smk3 dengan nilai sekian persen walaupun bapakmu

meperbaiki itu enggak bisa lagi mengganggu dari berita acara tersebut kecuali kalau HP webos semua misalkan

ada temuan di hari pertama mempet ya hari-hari pertama ketemuan Senin

misalkan Senin Selasa Rabu kita Houdini 3 hari Senin ketahuan nih temuannya apa

ya nah pada saat di closing pada saat rapat penutupan audit yang temuan

disemen tadi sudah diperbaiki dengan menunjukkan hasil perbaikannya ke editor

dan auditor belum melakukan penutupan audit jadi belum membuat berita acara Nah itu mungkin bisa menaikkan

prosentase dari hasil temuan tersebut Tapi kalau sudah disahkan ada berita

acaranya disepakati terus kita perbaiki besoknya terusanya itu tidak bisa untuk menaikkan prosentasenya kecuali nanti

tahun depan atau tiga tahun lagi melakukan resertifikasi itu bisa menaikkan untuk prosentasenya kita Sinar

Simbolon dan Hai selanjutnya pertanyaan dari paketnya Handoko izin saya dari PT map Kalsel

mohon izin bertanya PJB atau perusahaan jasa pertambangan yang setiap tahun sudah berkewajiban diaudit smkp Apakah

harus diaudit lagi smk3 terima kasih Oke sistem manajemen keselamatan

pertambangan dulunya dia menggunakan permen esdm Kalau enggak salah nomor 38

itu mengacu nya ke PP 50 tahun 2012 jadi kalau bapak ibu semua melihat siklus

pdca smkp itu agak mirip dengan smk3 gitu nah cumadisini mapay busuk semua

kan disitu tertulis setiap pertambang smk3 tulis pertambangan minyak dan gas bumi itu wajib menerapkan smk3 sampai

dengan dia bisa tifikasi atau dinilai nah cuman begini Pygmy ini juga banyak

permasalahan Conflict of Interest Desa jelaskan aja ya Conflict Of interest

entar Kementerian nih misalkan Bapak Ibu semua posisi perusahaannya bener-bener

deepure area pertambangan ya posisi perusahaannya bener-bener pure di area

pertambangan pakai mungkin ya udahlah kita ngikut ke SMK PGRI Sampit ketik apa

itu semua kantornya itu diluar dari pertambangan tapi kerjanya di pertambangan jangan sampai 2 SMK 3 aku

sambil smkp harus ambil gitu itu sudah

ada lembaga audit nya atau belum tahu saya sudah ada tapi belum mengeluarkan

sertifikat Setahu saya koreksi kalo salah ya Nah seperti itu yang bapak ibu semua ya Jadi tetap wajib harus

menerapkan smk3 seperti Kaltim Prima call yaitu Pertamina ya itu semua sudah

menerapkan smk3 PGN Walaupun dia perusahaan pertambangan minyak dan gas bumi di bawah Kementerian ESDM mereka

semua ambil smk3 walaupun saya sendiri sudah merapat smkp seperti

itu ya khusus tambangan ya oke silakan eh baik selanjutnya pertanyaan dari Pak

Herry Sutjipto Apakah Auditor internal smk3 wajib memiliki sertifikasi sebagai

auditor smk3 cukupkah bila hanya memiliki sertifikasi audit berdasarkan

iso 9000 11 5011 Oke digiwave cuma Pak

Heri jadi kalau Pak Heri perusahaannya menerapkan hanya 64 kriteria saja ya

nggak papa menggunakan kompetensi iso 19011 pedoman audit itu ya tapi kalau

perusahaan Bapak Ibu Bapak Hendrik Pak Herry Sutjipto itu menerapkan 166

kriteria yang mana Di 100 66 itu ada di elemen 11 tepatnya di sebelah A2

bahwasanya audit internal harus berkompeten dan berwenang Pak Heri perusahaannya Iya Auditor internal smk3 yang

bersertifikat kemnaker berwenangnya nanti dikeluarkan surat keterangan

penunjukan dari direktur perusahaan bukan dari Kemenag karr karena Auditor

internal tidak ada SKP dari kemenaker jadi kalau mau Sumatera ini bisa kami Mediatama itu hanya setifikat saja yang

keluar tidak ada SKP Idi tortuga ada gitu ketinggiannya Berlaku selama-lamanya tidak ada masa expirednya

ya kalau bapak ibu mundhut Pak mana skpnya anak SKP hanya dikeluarkan untuk

sertifikat untuk auditor eksternal smk3 nah resikonya kalau bapak ibu semua

mendapatkan SKP auditor eksternal smk3 SKP yang lain menjadi tidak berlaku

seperti ke saya nih saya punya SKP ahli K3 umum Saya punya skpa 5 dia K3

konstruksi menjadi enggak berlaku karena apa Karena SKP saya sudah ada dipakai di auditor eksternal SMP 3 itu ketemuan di

dalam permen 26 tahun 2014 dijelaskan seperti itu lilin dari Paris Nugraha Saya dari salah

satu BUMN unit kerja saya ada tujuh divisi Apakah sertifikasinya per divisi

atau satu corporate saja sedangkan kebijakannya yang sudah terbit dari pirut keterangannya Verrel terpusat dan

letak kepegawaian juga terpusat terima kasih Oke ini juga Dilema ya Beberapa

kali saya melakukan audit di sebuah BUMN ada BUMN yang memang sudah membuat

terpisah secara legal cabang itu ada akte notaris sendiri yang mana dia

cabang itu bisa dikonstruksi ya saya bilang PWM konstruksinya cabang itu dia bisa menyelenggarakan kegiatannya dengan

organisasinya dia sendiri melakukan proses apapun itu seperti proses tender

pembelian barang dan atapnya KMI situasi lain dan menyerahkan

semuanya ke kepala cabang itu BBM tersebut dia membuat sistem sertifikat

smk3 smk3 nya percabang gitu jadi setiap cabang dia punya sertifikat

sendiri-sendiri ada yang kayak gitu ya Ada juga yang membuat sistem per unit

kerja atau per divisi bahasanya Ya ada juga per divisi yang membuat Supaya apa

supaya manajemen bisa tahu antar divisi Ini dia ada penilaiannya karena di

divisi itu ada TPI salah satu tipe ini adalah penerapan smk3 boleh juga dibuat

seperti itu jadi dalam smk3 tidak ada ketentuan yang detail mengenai berapa

saja yang harus disertifikasi nah kecuali ini bapak ibu semua Project Nah

kalau Project konstruksi ya nih Kalau ponsel Project konstruksi ini ya Nah

kita kayaknya harus masuk ke materi yang tadi dulu sedikit lagi nah ini eh salah sedikit-sedikit

ngelihat menyambung dari pertanyaan yang tadi Nah di proyek konstruksi ya ada

sistem yang namanya sampling Nah jadi

kalau misalkan Bapak Ibu semua punya project misalkan nih ya punya projectnya

10 Misalkan ya kantor pusatnya satu mati dia masuk mana nih jumlah lokasinya obat

pil lapan 11 nyanyi ya berarti kebanyakan harus ngambil yang 3 nih 3/4

jadi kalau ada pesan 10 project1 kantor pusat Narti yang diauditnya by sampling

Jadi dua project1 kantor pusat sehingga terpenuhi tiga sampling audit Nah itu

kalau berlaku khusus untuk konstruksi atau perusahaan-perusahaan yang bersifat

serai perusahaan-perusahaan yang bersifat kaya engineering kayak gitu ya

out sourcing ya er Young Lex disebutkan di permen 26 ini ya

Dia by sampling ya engineering konstruksi pemeliharaan perbaikan jasa penyedia tenaga kerja outsourcing ya

atau sektor usaha distribusi Nah ini dia berdasarkan by sampling tapi kalau

pabrik dia menggunakan by berapa Jun Berapa jumlah pekerja contoh misalkan si

perusahaan tersebut memiliki pekerja 1000 misalkan ia akan dihitung berapa Mendes Berapa hari Jumlah auditnya

pisahkan 1000 berarti masuknya ke sini batik kalau dia masuk resiko tinggi batik 10 zakandia mau Pak kita

auditornya dua batin idc10 bagi2 mati 5 hari auditnya tapi kalau editornya

dikenakan lima orang banget 10 bagi lima berarti bisa selesai selama dua hari sebaliknya kita mau lebih cepat dengan

memperbanyak auditor atau auditor nya sedikit tapi jadi banyak Mendes yang

banyak harinya Nah itu ditentukan nanti ia kesepakatan antara auditor dan auditee namun anda toleransi juga di

dalam permen 26 2014 kalau dia ambil tingkat awal ya yang 10 tadi ditoleransi

40% saja jadi boleh dua hari kalau

diambil tingkat naha transisi jadi enam hari kalau dia tingkat lanjutan dari 10

ditoleransi jadi Delapan hari atau kapanpun persen Nah ini yang menjawab pertanyaan dari dari pahit Adya dari Pak

Siapa tadi yang bertanya Farid ya varesa Graha oke silakan lanjutin oke

Pertanyaan selanjutnya dari Pak Nur kondisi materi ini membantu kami dalam

pemahaman dikala audit akan berlangsung ini bukan pertanyaan ucapannya oke

terima juga wearpack Nurani Alhamdulillah ya Allah emang bisa menjawab eh Pertanyaan selanjutnya dari

Pak Budiawan o Nugroho Selamat siang Pak apakah untuk mengisi NCR diperbolehkan untuk diisi

oleh pihak departemen yang diaudit pada saat audit internal jika tidak Bagaimana

cara kita sebagai seorang Auditor internal untuk menyikapi hal tersebut terima kasih Oke seperti yang pernah

Saya infokan tadi ya Ada peran dari si di audit auditor Ada peransi auditee ya

Mana tugasnya auditor mana tugasnya auditee dalam membuat laporan audit ya

Nah kalau kita ngomongin Sob kalo ntar ada contoh laporan audit tadi Nah ini ya

Tampilkan dulu jadi ada-ada ransi

auditor ya auditor itu berkewajiban untuk mengisi yang kolom yang pertama

ini ketidak sesuaian auditee mengisinya yang pailit itu orang yang diauditnya atau

departemen yang diaudit mengisinya yang kolom yang kedua Nah kalau Adit internal

ya kolom yang ketiga silakan ditentukan Nitip auditornya ya atau ketua B2 ketiga

tosca baris kedua ketiga jadi misalkan ada temui di di kasusnya apa nih mulai

langsung di dan lanjut dan menetap di yang bertanya trend jangan di dan belum

VCD itu masih dicat awal dibawa Kak Sinar Simbolon internet Awas Innova

Simbolon Oke jadi misalkan audit internal bapak ibu semua yang menulis

enviar di bagian dua ini adalah si auditee ya Jadi yang yang bagian satu

auditor bagian2 auditee misalkan auditnya bingung ya kan nah tugas kita

sebagai auditor ngasih tahu caranya ngasih tau gimana kasih tahu kayak

wawancara Pak kira-kira ini penyebabnya ah biasanya si audit itu lebih tahu

kenapa itu jadi temuan sulut minta mereka menuliskan tulis tangan nggak papa lebih otentik lalu tanya lagi

kira-kira gimana Pak untuk memperbaiki ini biasanya si auditor tetapi audit itu tahu ya Nah kita sebagai editor ngarahin

Apa tindakan koreksi untuk jangka pendek atau tindakan perbaikannya Apa tindakan

jangka panjang merupakan preventive action untuk supaya temuan ini tidak terulang lagi jadi gitu ya jadi auditor

dan auditee itu harus mengisi NCR bukan si auditornya aja kalau editor punya

saja nanti untuk memperbaikinya agak kesulitan nanti jadi enggak komitmen nantinya ya itu silakan lanjutin oke

Pertanyaan selanjutnya dari Pak Heri Kurniawan izin bertanya Pak ini ada tiga

aduh tiga pertanyaan Bagaimana jika ada perusahaan yang memiliki resiko bahaya tinggi tetapi tidak ingin mengecat

tifikasi SMK TI nya dan hanya menerapkan beberapa kriteria saja lalu pertandingan kedua

untuk yang mengedit internal ini apakah harus yang memiliki sertifikat auditor

smk3 dan pertanyaan terakhir Apakah seorang yang hanya memiliki sertifikat

ahli K3 umum bisa melakukan audit K3 di tempat kerja terima kasih eh saya jangan

lupa tanya pertama dulu kalau perusahaan sudah masuk kategori resiko potensi

bahaya tinggi tapi perusahaan tersebut tidak mau menerapkan smk3 silakan bapak

Heri membaca undang-undang nomor 13 tahun 2003 di pasal 190 ada sanksi

administratif di sana yang pertama ada sanksi teguran misalkan yang kedua surat

peringatan tertulis yang ketiga ada blablablablabla sampai dengan pemutusan

apa izin usaha ya Hai yang paling banyak dipakai oleh

pemerintah ataupun oleh instansi seperti kementerian PU misalkan kalau perusahaan

tidak ada sertifikat smk3 nggak bisa beginner gitu ya atau misalkan dia

perusahaan kelapa sawit untuk dapat sertifikat ISPO atau rspo harus punya sertifikat smk3 itu ketentuannya nanti

kenanya di sana ya atau misalkan perusahaan mampu mengekspor ke luar negeri misalnya ada beberapa mewajibkan

Bea Cukai itu meminta ada setitik s43 atau pada saat maut energi pertambangan minyak dan gas bumi di dalam kolom csms

itu ada pertanyaan usai memiliki sertifikat smk3 enggak kalau enggak ada batin nanti poinnya penilaiannya di

berkurang gitu atau juga ada yang terakhir untuk peminjaman modal usaha

minyak modal usaha misalkan di Bank seperti Bank BCA Permata BCA Permata

Mandiri sekarang di bagian alesis kreditnya itu sudah ada ahli card ini Ayah meminta sertifikat smk3 untuk

peminjaman modal dengan jumlah tertentu gitu kedepannya yang pertama jadi ada

sangsinya untuk yang memori internal Apakah boleh dari apakah harus memiliki

sertifikat auditor atau boleh yang ahli K3 umum saja sudah jawab tadi ya kalau perusahaan bapak ibu semua

mengimplementasikannya dengan 166 kriteria itu wajib ada kau l internal

smk3 yang bersertifikat tapi kalau hanya menerapkan 64 dan 122 saja tingkat

nasional dan transisi saja tidak diwajibkan ada outdoor internal smk3 yang bersertifikat jawabannya seperti

itu kenapa karena ada di dalam PP 50 tahun 2012 Ada ditambah satu dengan

penyakit lagi Oke katanya selanjutnya dari Pak Seno Simbolon Apakah personal

external auditor boleh membawa dokumen suatu perusahaan misalnya manual

er copy atau soft copy terima kasih Oke

entar Oke pertanyaan dari Pak Nur kan di

ya Eh Sinar simbol Mbak Simbolon Apakah

personal external auditor boleh membawa dokumen suatu perusahaan misalkan manual book Hardcopy ataupun softcopy jadi gini

di dalam smk3 ada yang namanya segitiga dokumentasi ya Ada tempat level

sebenarnya level 1 manual level 2 prosedur level 3 instruksi kerja dan level 4 formulir kerja ya level 1 memang

peruntukannya untuk orang eksternal berupa ke manual smk3 itu boleh

diberikan kepada external Hai atau pihak-pihak yang membutuhkan Kenapa karena auditor karena manual itu

level 1 itu memang berstempel yaitu and control copy ya memang untuk

disebarluaskan jadi gitu tapi untuk level 2 level 3 level 4 nah itu adalah

bagian dari internal perusahaan atau rahasia perusahaan dan dana memang harus ada ketentuannya misalkan diserahkan ku

ada sebuah pernyataan dan lain-lain karena bagian dari dokumen rahasia perusahaan gitu seakan kefir Raya

selanjutnya dari Pak Nur Kondisi saya pernah menanyakan kepada tekan hsse di

perusahaan tempat saya bekerja di perusahaan ini dijelaskan mereka tidak

memiliki kompetensi mengenai ahli K3 umum dengan alasan mereka berpedoman ke

SDM pertambangan hal ini yang menjadi rujukan mereka menerapkan safety di PT

seorang ahli K3 umum Hai tidak ada di divisi hsse urusan di

Ayah apakah bisa dikatakan perusahaan tersebut tidak menerapkan smk3 Oke

pantulkan di ya tidak memiliki kompetensi akademik jauh dengan alasan

berbeda berpedoman pada STM jadi gini bapak ibu semua ahli K3 itu diatur dalam

undang-undang nomor 1970 coba dibaca di sana Nah ya dan ada lagi yang namanya

organisasi p2k tiga Permenaker 487 yang

tempat kerja mempekerjakan lebih dari 100 orang atau kurang dari peti

menyebabkan kebakaran ledakan keracunan penyinaran ablatif wajib membentuk kedua

ketika gimana p2k tiga itu adalah didikan itu ada sekretaris b2k3.com Um

nah terkait dia perusahaan dibawa SDM ituan

wajib ya harus ada ahli K3 umum yang harus anda p2k tiga disana karena sesuai

dengan amanah undang-undang Nomor 19 76 balik lagi nih ya tindakan kepayang

dilakukan oleh pengawas Ketenagakerjaan setempat eh di ke kita itu sebagai hawker hanya menginformasikan saja

regulasi ada di pemerintah kita Indonesia itu ini kalau ton misalkan direkturnya enggak patuh kita sudah

bekerja dengan dibuktikan kita sudah mengajukan untuk menyediakan aplikasi

gol dan kedua ketiga caranya gimana pak email ya buat email secara resmi ya

kalau misalkan ada temuan atau ada apa-apa di lapangan kita enggak disalahin dan baju gamis anak lovebird

semua meminta PD misalkan body harness karena mahal tuh manajemen gak mau nyediain gitu kan alasannya Mahal atau

ada budget dan lain-lain jangan sampai ketika ada orang ketinggian orang 7

jatuh meninggal kita disalahin ya nah buat email resmi menggunakan Gmail yang akunnya jangan menggunakan email

dari internal perusahaan karena bisa dilihat oleh id-nya Hehehe ya Jadi saran saya kalau kita sebagai Hai ya lakukan

apa yang sesuai dengan regulasi supaya nanti kalau terjadi kecelakaan kita enggak disalahin sebagai kambing hitam

bekerja Keplek percaya selanjutnya dari Pak Herry Sutjipto apakah laporan audit

internal smk3 bisa diintegrasikan atau digabungkan dengan audit internal iso

45001 Oke jawabannya sangat memungkinkan sekali ya kalau dia laporan audit

internal bahasanya internal ya kalau eksternal Gak boleh ya kalau internal memungkinkan pun sekali silakan

memodifikasi laporan audit yang versi smk3 dengan memasukkan juga unsur

klausul-klausul iso yang ada di iso 45001 jangan kebalik kalau bapak ibu

semua sudah membuat laporan AIDS 45001 kreasikan smk3 akan bingung puyeng

kepala bapak ibu semua saya pernah itu kenapa karena smk3 itu ada 166 kriteria

sedangkan klausul ada yang ada di ICU hanya 20 Gretel 20 klausul 166 sama 12

Cloud 20 kloso pilih yang mana dulu nah gitu ya ini yang gedenya dulu baru nanti

yang ngisi 45001 nya tinggal masuk masuk ke dalam laporan si Aina laporan audit

smk3 nya kita ya file-nya ceritanya alumni Mediatama dari Palembang kaya

jalan ini pertanyaan lanjutan dari Paris Nugraha yang tadi KL soal tujuh divisi

itu berarti harus buat V2 ketiganya per unit kerja atau apa cukup satu saja V2

ketiganya nah ini saya jelasin kali sudah jelasin tadi ya buka lagi permen

akan nomor 4 tahun 87 tentang p2k tiga p2k tiga itu YouTube berdasarkan tempat kerja bukan

berdasarkan perusahaan ya tempat kerja atau bahasa bahasanya coba buka di

undang-undang nomor 1970 tempat kerja adalah tempat yang terbuka tertutup bergerak atau tidak ya dan lain

sebagainya yang menyebabkan ada potensi terjadinya kecelakaan gitu Ya silakan

nomor 4 tahun 87 mengenai p2k 3P 2/3 wajib dibentuk satu ya tempat kerja yang

memiliki pekerja lebih dari 100 orang2 tempat kerja yang memiliki kurang dari 100 orang tapi memiliki potensi bahaya

besar by besar tuh ada empat ya menyebabkan kebakaran peledakan

keracunan penyinaran radioaktif itu wajib membentuk b2k3.com tomatis kalau

misalkan dia punya misalkan dia punya 10 p2k tiga berarti harus punya 10 ahli K3

umum i Cut yang tanya juga ke saya Pak berapa pak standar rasio jumlah like 3 umum

katanya dulu Berapa jumlah tempat kerjaan Day yang sudah diwajibkan p2k 39

kayak gitu ya itulah jumlah liga365

Pertanyaan selanjutnya dari pak Muhammad Toha Maaf Pak pertanyaannya agak

menyimpang sedikit minyak PT Pertamina yang terletak di Balongan itu diluar

dari konsumsi jadi berpikir apa itu mengenai investigasi kecelakaan nya oke

baik kita sudah masuk ke Sesi ketiga atau ini Matoa ini di luar dari konteks

topik kita ya mempunyai kita tidak bahas mengenai investigasi kecelakaan ya Oke

Oke Baik bapak ibu semua kita sudah masuk ke Sesi ketiga bagi yang ingin bertanya langsung dengan pembicara

silakan Klik tombol recent yang di layar HP bapak ibu semua kami akan

memberikan kesempatan untuk bertanya langsung dengan pembicara silakan bapak ibu semua yang ingin bertanya langsung

semua gunakan rice hem yang ada di bagian bawah tombol bapak ibu semua Hah sampai menguraikan boleh trainee kita

lanjutin lagi tuh Oke terakhir dari Pak Heri Kurniawan terkait dengan pertanyaan yang saya yang tadi Pak bagaimana dinas

terkait setempat mengetahui bahwa perusahaan tersebut memiliki risiko biaya tinggi sedangkan urusan tersebut

tidak pernah melaporkan kegiatan K3 atau laporan V2 ketiga ke dinas terkait hal

ini dikarenakan perusahaan tersebut hanya membentuk safety komite dan pelaporan hanya bersifat internal dalam

perusahaan saja bagaimana tindakan kita sebagai seorang ahli K3 di perusahaan tersebut Terima kasih air di Kompleks

juga ya bagaimana dinas terkait selamat

mengetahui bahwa pesan tersebut pikir resiko potensi bahaya tinggi ya Nah ini sebenarnya perannya sih ngawas

nah saya pernah ngobrol sama pengawas Ketenagakerjaan setempat bahwasanya mereka mengawasi perusahaan itu

berdasarkan skala prioritas yang diperlihatkan oleh berdinas tenaga kerja setempat selaku pengawas yang pertama

misalkan pesan tersebut terjadi kecelakaan itu dipelototin tuh ya yang

kedua perusahaan tersebut memiliki alat berat ya alat berat tersebut Contoh

misalkan genset yang melebihi seri lebih dari 200 KPA ataupun dia memiliki tower

crane Atau Dia memiliki boiler itu jadi prioritas dari sih pengawas ya yang

ketiga dia mempekerjakan ribuan tenaga kerja ya ya yang berpotensi jadi

terjadinya kecelakaan bengkel yang keempat bisa juga berdasarkan di ada

tembusan laporan audit Hai smk3 nah itu jadi prioritasnya jadi misalkan perusahaan Pak Heri tidak

terjangkau oleh pengawas Ketenagakerjaan setempat bisa jadi pengawas tersebut menggunakan skala prioritas ya ini

perusahaan Bapak belum terjangkau oleh dinas setempat gitu Jadi otomatis ya

nggak bisa dinas tersebut menentukan perusahaan Pak Heri itu masuk potensi B hingga atau tidak cuman kesadaran diri

dari perusahaan Bapak yang haruslah ya Secara bisnis ya kalau kita mau secara

bisnis ya Pak urusan kita nggak bisa ikut tender Pak kalau smk3 Nah itu biasanya kalau kita ngomong seperti itu

ke manajemen khususnya kontraktor pasti akan terpenuhi ya karena ngomongin soal keberlangsungan bisnis perusahaan tapi

beda halnya kalau pabrik kalau pabrik itu biasanya pada saat ada evaluasi k3b

setahun sekali mau ada penyerahan penghargaan Zero accident biasanya Tuhan

dievaluasi cukup yang setiap perusahaan untuk mendapatkan Zero accident sebuah perusahaan tersebut harus memiliki

sertifikat smk3 gitu ya jadi Septi komite saja nggak cukup punya harus

pisahkan pilwako tidaknya ke Disnaker kata p2k tiga tuh bener-bener diatur

tertuanya adalah pucuk pimpinan sekretaris yang lihat tiga anggotanya adalah perwakilan dari masing-masing

divisi kita Oke terima kasih part ini

bapak ibu semua ada yang mau bertanya langsung dengan Pak Deni saya persilahkan juga demo bertanya langsung

bisa Klik tombol racenya yang ada di layar oke Ada pertanyaan lebih pashaiful

atau di bagian cat Kenapa sertifikasi smk3 dianggap sebagai investasi ya

Kenapa dianggap investasi karena keberlangsungan bisnis Pak ya investasi

Kenapa smk3 taunya cuman tiga tahun sekali keep ya kalau ngomongnya soal bisnis ya

enggak ada sertifikasi smk3 akan sulit untuk mendapatkan tender tender di kementerian PU dan terdiri Kementerian

ESDM ke-1000 kan Kementerian di perusahaan pertambangan minyak dan gas bumi karena ada ke SMSnya gitu ya

ataupun di perusahaan perkebunan kelapa sawit itu wajib smk3 Jadi kenapa itu

dibilang investasi jangka panjang ya seperti itu oke silakan menggunakan

tombol resetnya Kalau tidak ada yang bertanya lagi kita tutup saja kalau gitu

oke oke ini anda dari pertanyaan Pak

Widya Anas itu apa bedanya pelaksanaan audit internal smk3 dan pengukuran smk3

di sebuah perusahaan nah kalau kita ngomongin soal pengukuran Ya smk3 itu kan ada siklus ya pdca pdca ya

plan-do-check-act action di bagian cek itu ada kata-katanya by kaga tadi dicek itu adalah sebuka dulu

ya kayak lebih clear ya Bapak Ibu semuanya sini ya Nah di sini ada namanya

Pemantauan dan evaluasi kinerja K3 nah disinilah Pemantauan dan evaluasi

kinerja K3 di sinilah di dalam PP 50 ada dua Apa itu pemeriksaan pengujian

pengukuran ya sesuatu yang kedua udik internal Nah kalau kita mendengar

kata-kata pemeriksaan berarti adalah melakukan medical check up ya atau

pemeriksaan kesehatan atau melakukan inspeksi rutin seperti saya tiba troll kalau kita ngomong soal pengujian

berarti alat beratnya yang diuji Siapakah layak operasi atau tidak berupa sekilo ya kalau sekarang bahasanya kalau

sekarang kalau dulu ya surat izin operasi kalau sekarang persyaratan pemilu pemenuhan persyaratan K3 yaitu ya

Jelaskan perbedaan 8 2020 lain ketiga pengukuran nah istilah pengukuran ini

digunakan untuk pengukuran lingkungan kerja ya seperti pengukuran cahaya kebisingan kelembaban udara ambien

pengukuran itu ya didasarkan Permentan nomor ke Kalau enggak salah mengenai

pengukuran Emang kerja enak beanie Lembang batas ya dan upaya permen kelima

2018 apa ya yang mengenai NHB ya Nah itu pengukuran lingkungan kerja itu kalau

tidka audit Ya melakukan penilaian namanya audit penilaian secara

menyeluruh bukan hanya di satu sistem saja jadi siklus pdca hanya plan do

check in-nya diperiksa semua tapi kalau pengukuran hanya mengukur lingkungan kerja aja nah itu istilah-istilah yang

digunakan didalam Pepeling kru tahun 2012 antara pengukuran dan

audit Ya audit pun juga harus tertulis tertanggal nyari juga kadang babibu

semua sering banget beb bingung membedakan antara Oh tidak inspeksi kalau Adik itu bener-bener dia ada

sopnya ya kan harus diinformasikan dulu satu minggu sebelumnya ada jadwalnya

Siapa yang mau dititip ya tiba-tiba Dateng ke urusan saya audit Ya Datang

tak dijemput pulang tak diantar ya itu bukan audit namanya Itu namanya tidak ya

inspeksi mendadak nah inspeksi ke bagi2 pada inspeksi formal ada inspeksi

informal dan tidak tuh bagian dari inspeksi informal Jati B semua ya antara

istilah audit dengan inspeksi mendadak tadi orang awam bisa orang awam di

luaran sana kadang tiba-tiba ada orang kantor pusat dateng Hai dibilang 5 Odin padahal itu

melakukan inspeksi mendadak alias tidak yaitu hati-hati menggunakan istilah bahasa itu beda ya ke dari Pak Kadar

Widya tuh windiana Saputro udah recent

cat ini hilangkan pawidya tekan Raisa

Raisa diambil dulu Pak Widya Halo Pak

Kepa masrul tuh Mama suruh salin siapa yang duluan oleh Oppa masrul kasmy

tekanan Widya dulu pak ya

halo halo halo cheat point

halo halo pak sore Pak Pak Pak Deni Hai apa kabar mbak Dini Selamet puasa ya

eh ini mananya yang terkait kata dia yang dijelasin ya masih di Apa bedanya

intra.smk 3 dan pengukuran ketika ada di siklus pdca ya

Hai cuman di salah satu tempat kerja saya itu siap

hai eh tiga bulan tuh dilakukan pengukuran smk3 na-edta m yang diukur

itu hampir sama dengan item Ya udah nah internal smk3 nah ini mohon

dijelaskan menembak Hai apa itu udah termasuk pengukuran Bapa udah termasuk bagian dari internal

audit di dalam sebuah perusahaan atau Hai belum gitu loh

hai eh terima kasih Pak media hai eh ada memang istilah-istilah itu

bapak ibu semua harus dijelaskan di dalam prosedur audit internal ya Apakah

pengukuran smk3 itu bagian dari audit internal itu harus dijelaskan di bagian

prosedur ada definisi disana ya jadi jangan sampai Bapak Ibu bingung sekarang

emang perusahaan terkadang membuat istilah-istilah yang tidak standar gitu kayak tadi saya jelaskan ya Apa beda

corrective action dan collection action karena bingung tuh apa beda tindakan koreksi dan tindakan perbaikan 9 bab

beberapa kali saya mau melakukan training bingung out para calon-calon auditor bingung apa ya bedanya tindakan

koreksi dan korektif apa bedanya tindakan pencegahan nama tindakan perbaikan nah dinilai karena sebelum

semua istilah itu harus distandarkan kalau dia itu ada standar iso9001 mengenai kosakata termasuk juga di

tempat bapak misalnya tempat Bapak ada oli internal setiap Wulan dinamakan pengukuran smk3 silakan

diatur dulu Mekanisme seperti apa dan yang paling penting adalah yang namanya pengukuran NATO istilah apapun audit itu

harus terencana ya kan Oke istilah kau itu kan ada silakan bapak ibu semua baca

ya di dalam PP 50 tahun 2012 ada di pasal 1 ayat 7 yang tertuang di sana ya

audit smk3 adalah audit yang dilakukan secara independen telah terdokumentasi

ya dan lain-lain harus jelas itu ada prosedurnya Anda Jadwalnya ada oli Thor

nya yang berkompeten harus dikomunikasikan dengan auditi ya kan ada laporan auditnya lengkap semua baru

dinyatakan sebagai audit internal ksmk 3 dan yang paling juga ada SK atau surat

keterangan sih Chord si orang yang datang itu melakukan pengukuran apa lahir Istilahnya ya blok North internal

ada ada izin dari direkturnya Nah itu silakan nya atuh bisa menjadi salam-salam

silakan pawidya untuk membaca lagi di Prosedur audit internal nya pengukuran

itu apakah masuk kategori audit internal smk3 atau bukan itu kita yang terakhir

dari pas gula atau yang Riskan dulu Pak masrul nih trending kisah aja ngambil ya

oke masrol silakan masrul masrun Oke Pak

mushroom bisa masuk Pak sampai-sampai Parulian silakan diambil dulu halo pak

masrul ndak bisa berbicara Pak oke oke lanjutin ke kini dulu lem Oke pertanyaan

dari Pak hasbulloh Assalamualaikum Pagi ini mau nanya kalau ada perusahaan cuma

ada sertifikasi ISO 45001 aja dan tidak sertifikasi S

tiga itu bagaimana ya Pak bukannya perusahaan diwajibkan smk3 mohon penjelasannya Pak Bagus sekali Bapak Ibu

semua ya emang standar sistem manajemen K3 itu ada dua ya ada standar dari

Indonesia sendiri dikenal dengan smk3 PP 50 tahun 2012 dan ada smk3 yang standar

internasional yang dikenal dengan iso 45001 dulu dikenal dengan istilah osas

18001-2007 sekarang ac4m ribu satu nah ISO 45001 adalah standar internasional

yang bersifat voluntary atau enggak wajib Ya tapi kalau smk3 itu mandatory

atau wajib wajibnya apa Nah sudah dijelaskan di pasal 5 tadi ada tiga Dia

memiliki pekerja lebih dari seseorang memiliki potensi bahaya tinggal memiliki

potensi bahaya tinggi Ya kurang dari 100 orang memiliki potensi bahaya tinggi atau Hai Berdasarkan Penetapan dari Disnaker

setempat ya itu mandatory nya sama Nah kalau es 45001 itu volunteer hingga

wajib jadi perusahaan mau ambil atau tidak ya pemerintah tidak memberikan

sanksi bagi si perusahaan tersebut jadi kita mendahulukan yang mana mau wajibnya

dulu atau sunnahnya dulu Nah itu balik lagi ke internal perusahaan bapak ibu semua ya Jadi kalau misalkan perusahaan

sudah tersertifikasi iso 45001 apakah masih wajib sertifikasi smk3 ya balik lagi kan kita jelasin ya smk3 itu yang

wajib Ya 40001 wajib sunnah ya sunnahnya

dimana Pak Nah tergantung dari bisnis proses pesan Bapak kalau perusahaan Bapak memang tendernya memang mewajibkan

si buyernya atau Pemberi Jasa atau yang ngasih kerjaan itu memintai sumpah

pemersatu Bakti pulsa bapak ibu semua ambil 5001 dan smk3 jadi

dua-duanya itu Tapi kalau perusahaan Bapak Ibu pintar hanya smk3 saja ya

nggak perlu pakai sempat 5001 ada juga yang perusahaan-perusahaan kami harus

mengekspor barang uang Negeri Pa misalkan nah pihak yang yang mau menerima kerjaan kami tadi yang yang

keren produk kami tadi meminta iso 45001 bukan smk3 itu ngomong soal bisnis kan

jadi wajibnya karena ada bisnis yang minta jadi kayak gitu Iya pas buaya oke

silakan ke tidak ada lagi pertanyaan nih Pak Mas Bro sama Pak sampai tidak bisa

terhubung Kayla kita coba pakai bisa terhubung halo Pak Halo Pak Oke sampai

belum terdengar Pak suaranya Pak eh kalau tidak terdengar Silahkan di close

England Oke baik Hai teman-teman semua kita sudah dipenghujung acara sebelum kita tutup

mungkin kita ingin mendengarkan terlebih dahulu closing statement dari pembicara kita sehingga bapak ibu semua dapat

bekerja dengan selamat dan sehat di tempat kerja kepada Pak ini saya persilahkan Oke semua topik kita siang

ini adalah teknik pembuatan laporan audit internal dan eksternal smk3 berdasarkan PP 50 tahun 2012 kesimpulan

dari saya adalah bapak ibu semua ketika membuat laporan audit yang mau internal itu distandarkan berdasarkan PP 50 tahun

2012 untuk apa untuk mempermudah nanti kalau misalkan perusahaan bapak ibu semua melakukan sertifikasi smk3

sehingga auditor eksternal dari lembaga tersebut lebih gampang untuk melakukan

pemeriksaan atau meminum ketika dia meminta ada bukti evidence penyelenggaraan smk3 atau tidak itu

untuk laporan audit internal lalu laporan Ode eksternal nah fungsi untuk bapak ibu semua yang suatu

saat nanti kerja di lembaga audit smk3 pastikan Bapak musuh mahami tata cara

untuk pembuatan laporan audit eksternal smk3 komunikasikan dan koordinasikan dengan leader nya atau atasannya

sehingga laporan bapak ibu semua itu bitstash sah dimata pihak Kementerian Ketenagakerjaan dan yang paling penting

juga papibu semua harus membuat NCR sesuai dengan yang Saya infokan tadi dan

melampirkan dokumen-dokumen yang sudah distandarkan oleh pihak Kementerian Ketenagakerjaan itu saja Terima kasih

atas atensinya Hari ini saya mau menghabisakan ada salah kata selalu buatan ataupun informasi yang belum

detail ataupun belum clear di topik kita hari ini selama kamu terima kasih cewek

luar biasa sekali materi kita hari ini sebenarnya masih banyak pertanyaan-pertanyaan yang belum terjawab teman-teman semua dapat

mengirimkan pertanyaannya ke email yang tertera saat mendaftar Winner ya halo Eh

kami ucap Terima kasih yang sebesar-besarnya atas kesediaannya instruktur untuk berbagi ilmu sering-sering terkait dengan topik

hari ini kami doakan semoga Pak Deni diberikan keselamatan kesehatan diberikan rezeki berkah berlimpah dan

kebahagiaan Amin bagian bagi teman-teman semua yang sudah mengikuti webinar ini

dari awal sampai akhir Kami mengucapkan terima kasih semoga ilmu ini dapat

bermanfaat di tempat kerja Lebih dan kurang saya mohon maaf say Rendy sebagai

host saya akhiri Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh selamat berjumpa di webinar Mediatama berikutnya

bye Oke sebelumnya KPU semua pastikan bapak ibu semua sudah tergabung didalam

grup telegram Mediatama supaya dapat info cepat webinar kita selanjutnya

Seperti apa termasuk nanti setelah lebaran ya bapak ibu semua bisa ikut

webinar kita yang lain ya ini ada linknya silahkan ditekan tombolnya ataupun dicopy dulu ya Oke terima kasih wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Terima kasih besok ketemu lagi

 (dibuat secara otomatis oleh Youtube)

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Refferensi :

https://belajark3.com/materi-k3/materi/InternalAuditSMK3.pdf 

PEMBEKALAN TEKNIK AUDIT SMK3

Pembuktian Penerapan SMK3 Audit :

• Internal

• Eksternal Internal dilakukan perusahaan Eksternal dilakukan oleh Badan Audit yang ditunjuk Menteri

• Dilakukan untuk tujuan internal perusahaan

• Pelaksanaan dilakukan dengan sistem audit berdasarkan Peraturan Pemerintah no. 50 tahun 2012

 

• Tujuan :

1. Efektifitas penerapan SMK3

2. Kesesuaian terhadap elemen K3

3. Informasi terhadap peningkatan SMK3

4. Pemenuhan terhadap standar nasional atau internasional

5. Persiapan pelaksanan audit eksternal SMK3

• Dilakukan oleh Badan Audit

• Pelaksanaan dilakukan dengan sistem audit berdasarkan Peraturan Pemerintah no. 50 tahun 2012

 

• Tujuan :

1. Pembuktian terhadap penerapan SMK3 perusahaan secara obyektif

2. Pengakuan dari pemerintah

3. Informasi penerapan SMK3 bagi pihak luar Jangka Pendek

• Mendeteksi ketidaksesuaian

• Tindakan persiapan untuk sertifikasi.

• Audit setelah perubahan sistem

• Audit dikarenakan ketidaksesuaian/penurunan kinerja K3. SASARAN AUDIT Jangka Panjang

• Indikasi komitmen manajemen

• Memelihara kesadaran akan K3

• Sebagai alat untuk menentukan efektivitas penerapan

• Sebagai alat untuk perbaikan SMK3

• Menentukan kesesuaian/ketidaksesuaian dari penerapan

• Evaluasi pengembangan dan penerapan standar SMK3 

SASARAN AUDIT TUGAS LEAD AUDITOR

• Melaksanakan “Opening meeting”.

• Mengatur semua tahapan audit.

• Membantu Manajer Program Audit Internal SMK3 dalam memilih dan menunjuk tim audit.

• Merencanakan dan membuat jadwal audit.

• Melaksanakan dan memimpin jalannya audit.

• Mengambil keputusan akhir mengenai masalah yang timbul selama audit.

• Mempresentasikan hasil temuan audit.

• Melaksanakan “Closing Meeting”.

• Menyiapkan, memversifikasikan dan menyerahkan laporan hasil audit.

• Sebagai penghubung dengan “Auditee”. 

TUGAS AUDITOR

• Bekerja sama dan membantu Lead Auditor.

• Melaksanakan tugas – tugas audit.

• Melakukan audit.

• Mempersiapkan dokumen – dokumen kerja atau pendukung.

KERJASAMA LEAD AUDITOR – AUDITOR.

• Melakukan audit sesuai dengan standar atau ruang lingkup yang telah disetujui.

• Menjaga kerahasiaan dokumen – dokumen dan informasi yang penting.

• Mengamati peraturan – peraturan, kebijakan dan pelaksanaan pekerjaan pada area yang di audit.

 TUGAS AUDITEE

• Koordinasi dan membantu Tim Audit menyediakan waktu

• Menjamin kehadiran personel yang relevan untuk kelancaran audit.

• Menyediakan fasilitas untuk auditor.

• Bekerja sama dengan tim audit untuk mencapai sasaran audit.

• Memberikan keleluasan kepada Tim Audit untuk mengaudit bagian atau informasi tertentu.

• Meninjau hasil temuan audit dan membuat persetujuan dengan Tim Audit mengenai batas waktu tindakan perbaikannya.

• Mendokumentasikan dan memberitahu tim Audit atas tindakan perbaikan yang telah dilaksanakan.

PENUNJUKAN TIM AUDIT

• Jumlah anggota tim audit disesuaikan dengan ruang lingkup, ketersediaan waktu audit, tenaga dan kebutuhan keahlian atau pengalaman tertentu dari proses atau area yang akan diaudit

• Tidak ada auditor yang mengaudit departemennya sendiri atau pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya (independen).

• Auditor harus mengerti bagian yang diaudit.

• Pemahaman terhadap persyaratan standar SMK3.

KRITERIA AUDITOR INTERNAL SMK3

• Kinerja yang baik dalam kegiatan operasional sehari - hari.

• Pengalaman kerja yang cukup dalam perusahaan.

• Pengetahuan terhadap manajemen K3.

• Kemampuan untuk bekerja kelompok.

• Kecakapan dalam memimpin dan mengkoordinir kelompok.

• Kemampuan berkomunikasi, seperti, membaca, mendengar, berbicara (wawancara dan presentasi) serta menulis (membuat laporan).

• Bersifat obyektif, dapat mengambil keputusan dan mampu membedakan hal -hal yang penting dengan yang tidak penting.

• Sopan.

• Dapat mengendalikan diri dan tidak mudah dipengaruhi.

• Mempunyai sifat ingin tahu.

KRITERIA AUDITOR INTERNAL

• Berbicara dengan penuh percaya diri

• Mendengarkan auditee dengan penuh perhatian

• Dapat mengendalikan situasi yang ada

• Bukan sebagai penyelidik

• Tidak kaku

• Keahlian mengamati dan meneliti dengan cermat bukti obyektif

• Sistematik, inovatif dan profesional TINJAUAN KELENGKAPAN DOKUMEN

• Manual SMK3

• Prosedur-prosedur K3 / SOP

• Instruksi kerja

• Catatan - Catatan

• Diagram alir proses

• Dokumen Eksternal

• Checklist

• Form – form Audit Internal Dokumen SMK3 yang Diperlukan :

CHECKLIST

• Aktivitas apa yang akan dicek/diverifikasi

• Dokumen apa yang terkait (nama dan nomor dokumen) dengan aktivitas tersebut

• Formulir yang mendukung aktivitas tersebut apakah telah dilengkapi, di-filing dan dijaga dengan semestinya

• Apakah detail pelaksanaan aktivitas tersebut diatur dalam prosedur

• Apakah detail tersebut betul-betul dilaksanakan

MANFAAT CHECKLIST

• Untuk mengatur dan mengendalikan waktu pelaksanaan audit.

• Untuk mengatur dan mengendalikan ruang lingkup audit agar sesuai dengan rencana dan jadwal yang telah dibuat.

• Memberikan panduan dalam menelusuri dokumen referensi yang diperlukan.

• Alat bantu dalam penyusunan hasil audit yang dilakukan

u Mengumpulkan informasi / dokumentasi ï Aspek K3 terkait ï Hukum dan persyaratan lain ï Prosedur ï Hasil audit sebelumnya ï Jadwal audit ï Informasi lain (laporan kecelakaan kerja, dll)

LANGKAH MEMBUAT CHECKLIST AUDIT

v Membuat pertanyaan Serangkaian pertanyaan berikut dapat dijadikan masukan untuk membuat isi check list :

 Ã° Apa persyaratan kriteria SMK3 yang berkaitan ?

 Ã° Apa saja kegiatan pada proses atau area tersebut ?

 Ã° Siapakah personil yang terlibat ?

 Ã° Apa yang menjadi aspek K3 yang penting dalam aktivitas tersebut ?

ð Apakah ada peraturan atau persyaratan yang terkait ?

ð Apakah aspek K3 tersebut dikendalikan ?

ð Apakah langkah pengendalian aspek K3 cukup efektif ?

ð Apakah dokumen pendukung (Form, MSDS, label dll) tersedia di lapangan ?

 Ã° Bagaimana pengendalian dokumen dan catatan di lapangan?

LANGKAH MEMBUAT CHECK LIST AUDIT (lanjutan)

CHECK LIST AUDIT YANG EFEKTIF

ð Singkat.

ð Lengkap.

ð Tersedianya tempat untuk : ï Mencatat bukti obyektif ï Menuangkan keputusan audit (sesuai atau tidak sesuai)

ð Mencakup persyaratan SMK3 yang relevant

LANGKAH MEMBUAT CHECK LIST AUDIT (lanjutan)

PENETAPAN JADUAL

• Sistem dokumentasi yang bersangkutan telah siap

• Kunjungan informal ke area yang akan di audit untuk menambah pemahaman mengenai sistem operasional auditee serta untuk menentukan apa yang harus diprioritaskan pada saat audit dilaksanakan nantinya.

• Melakukan pembagian tugas dan tanggung jawab kepada anggota tim audit.

• Menentukan lamanya waktu (durasi) audit. PEMBERITAHUAN KE AUDITEE

• Mengkonfirmasi jadual audit dan mendapaTenaga Kerjaan persetujuan waktu pelaksanaan audit

• Standar sistem K3 yang digunakan

• Ruang lingkup audit

• Tim auditor

• Personel dari pihak auditee yang diperlukan sebagai “counter part “ pada saat audit dilakukan

• Fasilitas yang dibutuhkan pada saat audit dilakukan

u MELAKUKAN OPENING MEETING

v MELAKUKAN AUDIT

w MELAKUKAN CLOSING MEETING TAHAP II PELAKSANAAN AUDIT MELAKUKAN AUDIT Dilakukan dengan 3 (tiga) metodologi

ó Wawancara Dilakukan terhadap personil yang melakukan aktivitas

ó Observasi Dilakukan dengan mengamati penerapan aktivitas dibandingkan dengan dokumentasinya

ó Periksa Dilakukan dengan memeriksa bukti dokumentasi aktivitas seperti prosedur, instruksi kerja, spesifikasi, catatan (rekaman)

WAWANCARA

• Meminta auditee menjelaskan aktivitas

• Menjadi pendengar yang baik

MELAKUKAN AUDIT (lanjutan)

• Mengamati penerapan aktivitas

• Menjadi pengamat yang baik

• Memeriksa bukti aktivitas

• Menjadi peneliti yang baik

OBSERVASI PERIKSA

Berikut beberapa teknik wawancara yang efektif

ï Tentukan informasi yang ingin didapaTenaga Kerjaan.

ï Pilih kata yang sesuai dan umum dimengerti, bila ada istilah yang masih asing maka diperjelas artinya untuk menghindari pengertian yang berbeda.

ï Pergunakan penekanan nada suara untuk memperjelas maksud.

WAWANCARA

Berikut beberapa teknik wawancara yang efektif

ï Hindari memberi pertanyaan yang mengandung beban dan memojokkan (loaded and leading question).

ó Mengapa anda mengunakan sistem inspeksi K3 yang sudah jelas tidak efektif ?

ó Anda tidak melanggar prosedur ijin kerja dengan sengaja kan ?

ï Gunakan bahasa tubuh (mimik muka, gerak tangan, kontak mata)

õ Perhatikan saat auditee berbicara (gunakan paraphasing : menguraikan dengan kata-kata sendiri)

õ Jangan pernah merasa lebih tahu dibandingkan dengan auditee mengenai aktivitas yang diaudit, disarankan lebih banyak menjadi pendengar daripada pembicara

õ Katakan persetujuan anda terhadap penjelasan auditee yang sesuai dengan kriteria audit

WAWANCARA

õ Tunggu beberapa saat setelah auditee selesai berbicara sebelum mengajukan pertanyaan

õ Catat informasi yang perlu dan penting

õ Jangan melakukan interupsi bila tidak terpaksa

õ Buat kesimpulan informasi yang didapat serta lakukan konfirmasi kepada auditee untuk mendapat persetujuan atau koreksi

WAWANCARA

• Pertanyaan Pembuka: Pertanyaan Umum, tidak merupakan pertanyaan dengan jawaban “ya” atau “tidak”. Bisa bersumber dari “Checklist” yang dibuat atau kriteria persyaratan SMK3.

• Pertanyaan Lanjutan: Bersumber dari pernyataan auditee terhadap Pertanyaan Pembuka.

• Pertanyaan Penutup: Merupakan penutup dari pertanyaan yang telah diajukan, biasanya mencari Bukti Obyektif.

WAWANCARA

Berikut beberapa teknik observasi yang efektif :

ð Tentukan informasi yang ingin dibuktikan penerapannya

ð Pimpin proses observasi, jangan terbawa oleh arahan auditee

ð Hindari interupsi aktivitas, minta izin bila ingin mendapaTenaga Kerjaan keterangan dari pelaksana aktivitas

ð Perhatikan pelaksanaan aktivitas dengan seksama

ð Catat aktivitas (jenis, lokasi, tanggal) yang tidak sesuai dengan dokumentasinya

OBSERVASI

ï Tentukan item yang perlu diperiksa

ï Jangan puas hanya dengan ditunjukkan keberadaan dokumen, periksa kelengkapannya

ï Karena terbatas oleh waktu dan sumber daya maka proses pemeriksaan dilakukan dengan cara sampling

ï Hindari Nit Picking (mencari hal yang sepele)

ï Hindari berdebat dengan auditee tentang suatu ketidaksesuaian, untuk menghindarinya periksa sample berikutnya

ï Catat dokumentasi (nama, nomor, tanggal, lokasi) yang tidak sesuai

PERIKSA

õ Sistem manajemen dilaksanakan oleh manusia

õ Proses audit banyak melibatkan Tenaga Kerja interaksi dengan personel dalam organisasi OLEH KARENA ITU Untuk dapat menggali informasi sebanyak-banyaknya auditor harus berkomunikasi secara efektif dengan organisasi yang diaudit dan harus mempertimbangkan “HUMAN FACTOR” ï Permusuhan Bertahap (Progressive Hostility) Sikap permusuhan yang timbul secara bertahap saat berlangsungnya audit.

Contoh : Audit diawali dengan damai (peaceably), tetapi sifat tidak berteman timbul seiring ditemukannya banyak ketidaksesuaian atau mulai lelah ï Apa yang dapat dilakukan oleh auditor ?

ó Melunakan dan menurunkan nada bicara sehingga tidak terkesan mencecar dan memojokan auditee ó Lebih terbuka untuk mendengarkan penjelasan auditee

ó Menyelipkan humor segar untuk mencairkan suasana

SIKAP PERMUSUHAN DARI AUDITEE

ï Permusuhan Mendadak (Sudden Hostility) Sikap permusuhan yang timbul secara mendadak ketika audit telah berlangsung Contoh : Saat auditor menyinggung kelemahan sistem yang sudah menjadi rahasia umum di organisasi yang bersangkutan.

ï Apa yang dapat dilakukan oleh auditor ?

ó MengingaTenaga Kerjaan kembali mengenai tujuan audit (audit dilakukan terhadap sistem bukan perseorangan)

SIKAP PERMUSUHAN DARI AUDITEE

ï Permusuhan Segera (Immediate Hostility) Sikap permusuhan yang langsung ditunjukkan pada saat audit dimulai, biasanya mengindikasikan lemahnya komitmen manajemen.

Umumnya membutuhkan evaluasi di tingkat manajemen puncak Contoh : Sebelum audit dimulai, auditee telah mengungkapkan mengenai keterbatasan waktu yang dimilikinya Apa yang dapat dilakukan oleh auditor ?

ó Mengingatkan Tenaga Kerja bahwa jadwal telah dikonfirmasi

ó Bila memang tidak dapat dilakukan sesuai jadual usulkan untuk membahas dengan Lead Auditor

ð Langkah selanjutnya :

ó Mengevaluasi terhadap kebijakan dan komitmen di tingkatan manajemen atas SIKAP PERMUSUHAN DARI AUDITEE METODE AUDIT

• Metoda “ Penggunaan Kriteria Peraturan Pemerintah No. 50 tahun 2012 “ .Metoda ini merupakan metoda audit dengan cara menelusuri pasal demi pasal persyaratan SMK3 dari standar Peraturan Pemerintah no. 50 tahun 2012 . Metoda ini dapat dikombinasikan dengan metoda “Trace Forward “ atau “Backward”.

• Catatan - catatan seperti rapat K3, catatan pelatihan K3, catatan inspeksi K3, dan lain -lain.

• Prosedur, petunjuk kerja, standar teknis, dan lain -lain.

• Kondisi fisik peralatan, mesin, area penyimpanan, dan lain -lain.

• Pernyataan dari pihak auditee pada waktu diaudit.

• Hasil observasi auditor pada beberapa area atau aktivitas yang diaudit.

BUKTI OBYEKTIF KETIDAKSESUAIAN

Ketidak sesuaian “Major” Ketidaksesuaian yang berpotensi menghasilkan dampak yang serius terhadap pencapaian kinerja K3 atau efektivitas sistem manajemen K3. Contoh :

• Tidak dilakukannya pemeriksaan/ pengujian terhadap peralatan atau fasilitas yang membutuhkan sertifikasi.

• Tidak adanya pengendalian terhadap aktivitas khusus.

• Tidak dilakukannya program audit internal

• Tidak dilakukan Managemen Review.

KETIDAKSESUAIAN Ketidaksesuaian “Minor” Ketidaksesuaian akan disebut minor apabila tidak mempunyai dampak yang serius terhadap kinerja K3 atau sistem manajemen K3

• Kesalahan atau ketidaksesuaian pada dokumen seperti prosedur atau instruksi kerja terhadap pelaksanaan yang sebenarnya atau terhadap persyaratan standar yang ada.

• In-konsistensi penerapan SMK3 CLOSING MEETING

• Ucapan terima kasih atas bantuan dan kerjasama auditee

• Menjelaskan bahwa audit tidak meliputi seluruh aspek (sampling), sehingga ketidaksesuaian hanya contoh acak. Bukan tidak mungkin terdapat ketidaksesuaian lain yang tidak terlihat.

• Menjelaskan hasil temuan audit.

• Jika terdapat ketidaksesuaian, konfirmasikan kepada auditee dan meminta tindakan koreksi serta target penyelesaian.

• Menyimpulkan hasil audit

• Membuka forum tanya jawab.

• Menjelaskan hal - hal yang ditanyakan oleh auditee.

• Menutup pertemuan.

 

u LAPORAN AUDIT

v MELAKUKAN VERIFIKASI TINDAKAN PERBAIKAN TAHAP III TINDAK LANJUT AUDIT

• Ruang lingkup dan sasaran audit.

• Jadwal Audit.

• Anggota tim audit.

• Auditee.

• Identifikasi dokumen rujukan terhadap audit yang dilakukan.

• Observasi audit dengan bukti pendukung.

• Ketidaksesuaian.

• Kesimpulan / keputusan audit.

• Rekomendasi pada tindak lanjut dan atau verifikasi yang belum diselesaikan untuk dilaksanakan pada audit

 

MEMBUAT LAPORAN AUDIT HAL YANG PERLU DICATAT

• Tanggal Audit

• Area Audit : seperti area Production, Maintenance, Electrical, Office dan lain-lain.

• Kriteria Audit SMK3 yang terkait

• Nomor Dokumen/ referensi

• Penjelasan mengenai proses, aktivitas, sumber daya yang diaudit

• Judul dan tanggal dari dokumen yang diaudit

DISTRIBUSI LAPORAN AUDIT

• Top Management

• Anggota tim tinjauan manajemen

• Koordinator program audit internal SMK3

• Tim audit dan auditee

• Personel yang bertanggung jawab untuk menindaklanjuti tindakan perbaikan.

Peraturan Pemerintah no. 50 tahun 2012 Lampiran II

PEDOMAN PENILAIAN PENERAPAN SMK3 :

A. kriteria Audit SMK3

1. Pembangunan dan pemeliharaan komitmen

2. Pembuatan dan Pendokumentasian Rencana K3

3. Pengendalian Perancangan dan Peninjauan Kontrak

4. Pengendalian Dokumen

5. Pembelian dan Pengendalian Produk

6. Keamanan Bekerja Berdasarkan SMK3

7. Standar Pemantauan

8. Pelaporan dan Perbaikan Kekurangan

9. Pengelolaan Material dan Perpindahannya

10. Pengumpulan Dan Penggunaan Data

11. Pemeriksaan SMK3

12. Pengembangan Keterampilan dan Kemampuan

 

KRITERIA DAN TINGKAT PENERAPAN SMK3

Lampiran II PEDOMAN PENILAIAN PENERAPAN SMK3 :

A. kriteria Audit SMK3 Elemen Audit

1. Penetapan kebijakan K3;

2. Perencanaan K3;

3. Pelaksanaan rencana K3;

4. Pemantauan dan evaluasi kinerja K3; dan

5. Peninjauan dan peningkatan kinerja SMK3.

Prinsip Dasar 1. Penetapan kebijakan K3:

1.1 Kepemimpinan dan komitmen

1.2 Initial Review

1.3 Kebijakan K3

2. Perencanaan K3

2.1 Perenc ident bahaya, penilaian resiko dan pengend resiko

2.2 Peraturan perundang undangan dan persyart lainnya 2.3 Tujuan dan sasaran 2.4 Indikator kinerja 2.5 Perencanaan awal dan perencanaan kegiatan yang berlangsung

3. Pelaksanaan rencana K3

3.1 Jaminan kemampuan

3.2 Kegiatan pendukung

3.3 Ident SB, penilaian dan pengendalian resiko

4. Pemantauan dan evaluasi kinerja K3

4.1 Inspeksi dan pengujian

4.2 Audit SMK3

4.3 Tindakan perbaikan dan pencegahan

5. Peninjauan dan peningkatan kinerja SMK3. Pedoman Penerapan

1. Pembangunan dan pemeliharaan komitmen

2. Pembuatan dan Pendokumentasian Rencana K3

3. Pengendalian Perancangan dan Peninjauan Kontrak

4. Pengendalian Dokumen

5. Pembelian dan Pengendalian Produk

6. Keamanan Bekerja Berdasarkan SMK3

7. Standar Pemantauan

8. Pelaporan dan Perbaikan Kekurangan

9. Pengelolaan Material dan Perpindahannya

10. Pengumpulan Dan Penggunaan Data

11. Pemeriksaan SMK3

12. Pengembangan Keterampilan dan Kemampuan

TINGKAT PENERAPAN DAN KEBERHASILAN

Kategori Perusahaan 0-59% 60-84% 85-100%

Kategori tingkat awal (64 kriteria) Tingkat Penilaian Penerapan Kurang Tingkat Penilaian Penerapan Baik Tingkat Penilaian Penerapan Memuaskan Kategori tingkat transisi (122 kriteria)

Tingkat Penilaian Penerapan Kurang Tingkat Penilaian Penerapan Baik Tingkat Penilaian Penerapan Memuaskan Kategori tingkat lanjutan (166 kriteria)

Tingkat Penilaian Penerapan Kurang Tingkat Penilaian Penerapan Baik Tingkat Penilaian Penerapan Memuaskan No ELEMEN TINGKAT AWAL TINGKAT TRANSISI TINGKAT LANJUTAN

1 Pembangunan dan pemeliharaan komitmen

2 Strategi pendokumentasian

3 Peninjauan ulang desain dan kontrak

4 Pengendalian dokumen

5 Pembelian

6 Keamanan bekerja berdasarkan SMK3

7 Standar pemantauan

8 Pelaporan dan perbaikan

9 Pengelolaan material dan perpindahannya

10 Pengumpulan dan penggunaan data

11 Audit SMK3

12 Pengembangan ketrampilan dan kemampuan

 

PEMBAGIAN KRITERIA TIAP TINGKAT PENCAPAIAN PENERAPAN

1. PEMBANGUNAN DAN PEMELIHARAAN KOMITMEN

1.1 KEBIJAKAN K3

§ tertulis, bertanggal dan memuat tujuan

§ ditanda tangani pengusaha/ pengurus

§ disusun dng proses konsultasi

§ dikomunikasikan

§ dibuat kebijakan khusus bila diperlukan § peninjauan ulang kebijakan

1.2. TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG UNTUK BERTINDAK

§ ditetapkan, disebarluaskan dan didokumentasikan

§ penunjukan penanggung jawab sesuai peraturan UU

§ tanggung jawab pimpinan unit thd kinerja K3

§ saran ahli K3

§ Pelatihan/ training untuk tim keadaan darurat petugas

§ kinerja K3 dimasukan dalam laporan tahunan

§ tanggung jawab thd kontraktor dan org lain di tempat kerja

§ memelihara dan mendistribusikan info K3 yang baru

§ tanggung jawab pengurus untuk menjamin SMK3 dilaksanakan

1.3 TINJAUAN ULANG DAN EVALUASI

§ dicatat dan didokumentasikan

§ diupayakan masuk dalam perencanaan tindakan manajemen

§ meninjau ulang pelaksanaan SMK3 1.4 KETERLIBATAN DAN KONSULTASI DNG TENAGA KERJA

§ pendokumentasian konsultasi dan keterlibatan TENAGA KERJA dan wakil perusahaan

§ prosedur konsultasi

§ membentuk P2K3

§ jabatan Ketua P2K3 sesuai peraturan

§ jabatan sekretaris P2K3 – ahli K3

§ fungsi P2K3 dalam pengendalian resiko

§ pertemuan rutin P2K3 dan hasilnya diumumkan

§ P2K3 membuat laporan rutin

§ pembentukan kel. kerja yang diperlukan dan pelatihannya

§ pengumuman ttg struktur kel. kerja

2. STRATEGI PENDOKUMENTASIAN

2.1 PERENCANAAN RENSTRA K3

§ identifikasi potensi bahaya oleh petugas kompeten

§ penetapan RENSTRA K3 dan penerapan

§ pembuatan RENSUS berkaitan dng produk, proses, proyek / tempat kerja tertentu

§ berdasarkan potensi bahaya, insiden, catatan K3

§ menetapkan tujuan K3 yang dpt diukur, menentapkan prioritas dan penyediaan sumber daya 2.2 MANUAL SMK3

§ manual meliputi kebijakan, tujuan, rencana, prosedur K3 untuk semua tingkatan dalam perusahaan

§ bila diperlukan dibuat manual khusus yang berkaitan dengan produk, proses atau tempat kerja tertentu

§ manual SMK3 mudah didapat semua personil perusahaan

2.3 PENYEBARAN INFORMASI K3

§ informasi kegiatan dan masalah K3 disebarkan secara sistematis

§ catatan informasi K3 dipelihara dan disediakan

3. PENINJAUAN ULANG PERANCANGAN (Design) DAN KONTRAK

3.1 PENGENDALIAN PERANCANGAN

§ adanya prosedur yang terdokumentasi dalam tahap perancangan atau perancangan ulang

§ prosedur dan instruksi kerja disusun selama tahap perancangan

§ verifikasi perancangan dilakukan oleh petugas yang kompeten

§ semua perubahan dan modifikasi perancangan yang berimplikasi thd K3 diidentifikasi, didokumentasikan, ditinjau ulang dan disetujui oleh petugas yang berwenang

3.2 PENINJAUAN ULANG KONTRAK

§ adanya prosedur yang mampu mengidentifikasi dan menilai potensi bahaya K3, lingkungan dan masyarakat pada saat memasok barang dan jasa dalam suatu kontrak

§ Identifikasi bahaya dan penilaian resiko dilakukan pada tahap tinjauan ulang kontrak oleh personil yang kompeten

§ kontrak ditinjau ulang untuk menjamin pemasok dpt memenuhi persyaratan K3

§ catatan tunjauan ulang kontrak dipelihara dan didokumentasikan

4. PENGENDALIAN DOKUMEN

4.1 PERSETUJUAN DAN PENGELUARAN DOKUMEN

• Adanya identifikasi status, wewenang, tanggal pengeluaran dan tanggal modifikasi

• Tercantum penerima distribusi dokumen

• Dokumen edisi terbaru disimpan secara sistematis pd tempat yang ditentukan

• Dokumen usang disingkirkan, sedang dokumen usang yang disimpan untuk keperluan tertentu diberi tanda khusus

4.2 PERUBAHAN DAN MODIFIKASI DOKUMEN

• Adanya sistem untuk membuat dan menyetujui perubahan dokumen K3

• Adanya catatan alasan perubahan dalam dokumen atau lampirannya

• Adanya prosedur pengendalian dokumen atau daftar seluruh dokumen yang mencantumkan status setiap dokumen untuk mencegah penggunaan dokumen usang

5. PEMBELIAN

5.1 SPESIFIKASI PEMBELIAN BARANG DAN JASA

• Adanya prosedur terdokumentasi untuk menjamin spek dan informasi relevan dengan K3 telah diperiksa sebelum keputusan membeli

• Spek pembelian harus sesuai dengan peryaratan peraturan perundangan dan standar yang berlaku

• Dilakukan konsultasi dengan TENAGA KERJA yang potensial berpengaruh pd saat keputusan pembelian dilakukan

• Pertimbangan thd kebutuhan pelatihan, pasokan APD dan perubahan prosedur kerja, sebelum dilakukan pembelian.

5.2 SISTEM VERIFIKASI UNTUK BARANG DAN JASA YANG DIBELI

• Barang dan jasa yang dibeli diperiksa kesesuaiannya dengan spesifikasi pembelian

5.3 KONTROL BARANG DAN JASA YANG DIPASOK PELANGGAN

• Dilakukan identifikasi bahaya dan penilaian resiko thd barang dan jasa yang dipasok pelanggan sebelum digunakan. Catatannya dipelihara

• Produk yang disediakan dapat diidentifikasi dengan jelas

6. KEAMANAN BEKERJA BERDASARKAN SMK3

6.1 SISTEM KERJA

• Petugas kompeten telah melakukan identifikasi bahaya potensial dan resiko dari suatu proses kerja

• Penetapan tingkat upaya pengendalian resiko

• Adanya prosedur kerja terdokumentasi untuk tugas berisiko tinggi. Bila perlu dengan sistem Ijin Kerja

• Prosedur kerja atau petunjuk untuk mengelola resiko terdokumentasi

• Memperhatikan per.,standar, ketentuan pel. saat mengembangkan atau melakukan modifikasi prosedur atau petunjuk kerja

• Prosedur kerja dan instruksi kerja dibuat oleh petugas kompeten dan disahkan pejabat yang ditunjuk

• Penyediaan APD dan digunakan secara benar, selalu dalam kondisi layak

• APD dipastikan dan dinyatakan laik pakai sesuai dengan ketentuan

• Upaya pengendalian resiko ditunjau ulang bila terjadi perubahan proses kerja

6.2 PENGAWASAN

• Dilakukan pengawasan terhadap pelaksanaan prosedur dan petunjuk kerja

• Pengawasan dilakukan sesuai tingkat kemampuan dan tingkat resiko tugas

• Pengawas berperan dalam identifikasi bahaya dan pembuatan upaya pengendalian

• Pengawas diikuTenaga Kerjaan dalam pelaporan dan penyelidikan kecelakaan dan PAK

• Pengawas ikut serta dalam proses konsultasi

6.3 SELEKSI DAN PENEMPATAN PERSONIL

• Persyaratan tugas tertentu, termasuk persyaratan kesehatan diidentifikasi dan dipakai untuk menyeleksi dan menempaTenaga Kerjaan TENAGA KERJA

• Penugasan harus berdasarkan kemampuan dan tingkat ketrampilan TENAGA KERJA 6.4 LINGKUNGAN KERJA

• Dilakukan penilaian lingkungan kerja untuk mengetahui daerah yang memerlukan pembatasan masuk

• Adanya pengendalian atas tempat-tempat dengan pembatasan ijin masuk

• Fasilitas dan layanan yang tersedia di tempat kerja sesuai dengan standar dan pedoman teknis

• Rambu keselamatan dan pintu darurat harus dipasang sesuai standar dan pedoman teknis

6.5 PEMELIHARAAN, PERBAIKAN DAN PERUBAHAN SARANA PRODUKSI

• Dilakukan penjadwalan pemeriksaan dan pemeliharaan sarana produksi serta peralatan yang mencakup verifikasi peralatan pengaman sesuai peraturan, standar dan ketentuan

• Catatan yang memuat data kegiatan pemeriksaan, pemeliharaan, perbaikan dan perubahan yang dilakukan disimpan dan dipelihara

• Sarana produksi yang harus terdaftar memiliki sertifikat yang masih berlaku

• Perawatan, perbaikan dan setiap perubahan harus dilakukan personel yang kompeten

• Perubahan sarana produksi harus sesuai persyaratan peraturan

• Terdapat prosedur untuk permintaan pemeliharaan peralatan yang kondisi K3 nya kurang baik dan perlu perbaikan

• Terdapat sistem penandaan bagi alat yang tidak aman atau yang sudah tidak digunakan

• Bila diperlukan dilakukan penerapan sistem penguncian pengoperasian (lock out system)

• Terdapat prosedur persetujuan untuk menjamin peralatan produksi dalam kondisi aman untuk dioperasikan

6.6 PELAYANAN

• bila perusahaan dikontrak untuk menyediakan pelayanan, ada prosedur untuk menjamin bahwa pelayanan memenuhi persyaratan

• bila perusahaan diberi pelayanan melalui kontrak, ada prosedur untuk menjamin bahwa pelayanan memenuhi persyaratan

6.7 KESIAPAN UNTUK MENANGANI KEADAAN DARURAT

• Potensi keadaan darurat (di luar/di dalam tempat kerja) telah diidentifikasi dan prosedur keadaan darurat didokumentasikan

• Prosedur diuji dan ditinjau ulang secara rutin oleh petugas yang kompeten

• TENAGA KERJA mendapat instruksi dan pelatihan yang sesuai tingkat resiko

• Petugas diberikan pelatihan khusus

• Instruksi dan hubungan keadaan darurat diperlihaTenaga Kerjaan secara jelas/mencolok dan diketahui seluruh TENAGA KERJA

• Alat dan sistem diperiksa, diuji dan dipelihara secara berkala

• Kesesuaian, penempatan dan kemudahan untuk mendapaTenaga Kerjaan alat keadaan darurat telah dinilai petugas yang kompeten

6.8 PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

• Evaluasi alat P3K dan menjamin sistem P3K yang ada memenuhi standar dan pedoman teknis

• Petugas P3K telah dilatih dan ditunjuk sesuai peraturan perundang undanganyang berlaku

7.1 PEMERIKSAAN BAHAYA

• Pelaksanaan inspeksi secara teratur

• Dilaksanakan bersama oleh wakil pengurus dan TENAGA KERJA yang telah dialatih

• Mencari masukan dr petugas di tempat yang diperiksa

• Menggunakan cheklist

• Laporan inspeksi kepada Pengurus dan P2K3

• Memantau tindakan kolektif untuk menentukan efektifitasnya

7.2 PEMANTAUAN LINGKUNGAN KERJA

• Dilaksankan secara teratur dan hasilnya dicatat dan dipelihara

• Meliputi faktor fisik, kimia, biologis, radiasi dan psikologis

 7.3 PERALATAN INSPEKSI, PENGUKURAN DAN PENGUJIAN

• Adanya sistem terdokumentasi thd identifikasi, kalibrasi, pemeliharaan dan penyimpanan alat pemeriksaan, ukur dan uji K3

• Alat dipelihara dan dikalibrasi petugas yang kompeten

7. STANDAR PEMANTAUAN 7.4 PEMANTAUAN KESEHATAN

• Pemantauan kesehatan TENAGA KERJA sesuai peraturan perundang undangan

• Dilakukan identifikasi keadaan dimana pemeriksaan kesehatan perlu dilakukan

• Dilakukan oleh Dokter pemeriksa yang ditunjuk

• Adanya pelayanan kesehatan kerja sesuai per. yang berlaku

• Catatan pemantauan kesehatan dibuat sesuai dengan peraturan perundang undangan yang berlaku

8.1 PELAPORAN KEADAAN DARURAT

• Adanya prosedur proses pelaporan sumber bahaya da diberitahukan setiap personil

8.2 PELAPORAN INSIDEN

• Adanya prosaedur terdokumentasi yang menjamin semua kecelakaan dan PAK serta insiden dilaporkan • Pelaporan kec. dan PAK sesuai peraturan perundang undangan

8.3 PENYELIDIKAN KECELAKAAN

• Adanya prosedur penyelidikan kecelakaan dan PAK

• Dilakukan oleh petugas atau ahli K3 yang telah dilatih

• Laporan penyelidikan berisi saran dan jadwal pelaksanaan perbaikan

• Tindakan perbaikan diberikan kepada petugas yang ditunjuk

• Tindakan perbaikan didiskusikan dengan TENAGA KERJA di tempat terjadinya kecelakaan.

• Pemantauan efektivitas tindakan perbaikan

8. PELAPORAN DAN PERBAIKAN KEKURANGAN

8.4 PENANGAN MASALAH

• Adanya prosedur untuk mnanganai masalah K3 sesuai peraturan perundang undangan yang berlaku

• TENAGA KERJA diberitahu prosedur penanganan masalah K3 dan menerima informasi kemajuan penyeleseiannya

9.1 PENANGANAN SECARA MANUAL DAN MEKANIS

• Adanya prosedur mengidentifikasi potensi bahaya dan menilai resioko yang berhubungan dengan penanganan secara manual dan mekanis

• Dilakukan oleh petugas yang kompeten

• Perusahaan menerapkan dan meninjau ulang cara pengendalian resiko

• Metode penananan bahan meliputi metode mencegahan thd kerusakan, tumpahan dan

9.2 SISTEM PENGANKUTAN DAN, PENYIMPANAN DAN PEMBUANGAN

• Adanya prosedur yang menjamin bahan disimpann dan dipindahkan dengan cara yang aman sesuai per.

• Adnya prosedur yang menjelaskan persyaratan pengendalian bahan yang dapat rusak atau kedaluwarsa

• Terdapat prosedur yang menjamin bahan dibuang dengan cara aman sesuai peraturan.

9.3 BAHAN-BAHAN BERBAHAYA

• Perusahaan telah mendokumentasikan prosedur penyimpanan, penanganan dan pemindahan bahan berbahaya sesuai peraturan

• MSDS yang komprehensif harus dibuat

• Terdapat sistem intuk mengidentifikasi dan pelebelan bahan berbahaya

• Rambu peringatan bahaya dipampang sesuai persyaratan peraturan dan standar

• Terdapat prosedur terdokumentasi penanganan secara aman bahan berbahaya

• Pelatihan terhadap petugas yang menangani.

10.1 CATATAN K3

• Perusahaan mempunyai prosedur untuk mengidentifikasikan, mengumpulkan, mengarsipkan, memelihara dan menyimpan catatan K3

• Undang-undang, peraturan, standar dan pedoman teknis yang relevan dipelihara di tempat yang mudah didapat

• Terdapat prosedur yang menentukan persyaratan untuk menjaga kerahasiaan catatan

• Catatan untuk peninjauan ulang dan pemeriksaan dipelihara

• Catatan kompensasi kecelakaan dan rehabilitasi kesehatan dipelihara

10.2 DATA DAN PELAPORAN K3

• Data K3 yang terbaru dikumpulkan dan dianalisa

• Laporan rutin kinerja K3 dibuat dan diiformasikan dalam perusahaan.

11. PENGUMPULAN DAN PENGGUNAAN DATA

11.1 AUDIT INTERNAL SMK3

•Audit SMK3 yang terjadwal dilaksanakan untuk memeriksa kesesuaian kegiatan perencanaan dan menentukan apakah kegiatan tsb efektif

•Dilakukan oleh petugas yang kompeten dan independen di perusahaan

•Laporan audit didistribusikan kepada manajemen dan petugas lain yang berkepentingan

•Kekurangan yang ditemukan pd saat audit dirpioritaskan dan dipantau untuk menjamin dilakukan tindakan perbaikan

12. AUDIT SMK3

12.1 STRATEGI PELATIHAN

• Telah dilakukan analisis kebutuhan pelatihan K3

• Rencana pelatihan K3 disusun bagi semua tingkatan TENAGA KERJA perusahaan

• Pelatihan harus mempertimbangkan perbedaan tingkat kemampuan dan keahlian

• Pelatihan dilakukan oleh orang atau Badan kompeten dan diakreditasi menurut ketentuan perusahaan

• Adanya fasilitas dan sumber daya yang memadai untuk pelaksanaan pelatihan yang efektif

• Perusahaan mendokumentasikan dan menyimpan catatan seluruh pelatihan

• Evaluasi dilakukan pada setiap sesi pelatihan untuk menjamin peningkatan secara berkelanjutan

• Program pelatihan ditinjau ulang secara teratur untuk menjamin agar tetap relevan dan efektif

12. PENGEMBANGAN KETRAMPILAN DAN KEMAMPUAN

12.2 PELATIHAN BAGI MANAJEMEN DAN SUPERVISOR

• Anggota manajemen eksekutif dan pengurus berperan dalam pelatihan yang mencakup penjelasan tentang kewajiban hukum dan prinsip dan pelaksanaan K3 • Manajer dan supervisor menerima pelatihan yang sesuai dengan peran dan tanggung jawab ybs

12.3 PELATIHAN BAGI TENAGA KERJA

• Pelatihan diberikan kepada semua TENAGA KERJA termasuk TENAGA KERJA baru dan yang dipindahkan

• Pelatihan diberikan bila terjadi perubahan sarana produksi • Bila diperlukan diberikan pelatihan penyegaran kepada semua TENAGA KERJA

12.4 PELATIHAN UNTUK PENGENALAN BAGI PENGUNJUNG DAN KONTRAKTOR

• Perusahaan mempunyai program pengenalan Kebijakan dan Prosedur K3 untuk semua TENAGA KERJA • Terdapat prosedur yang menetapkan untuk memberikan taklimat (briefing) K3 kepada pengunjung dan mitra kerja

12.5 PELATIHAN KEAHLIAN KHUSUS

• Perusahaan mempunyai sistem untuk menjamin kepatuhan thd persyaratan lisensi atau kualifikasi sesuai dng per. Untuk melaksanakan tugas khusus, melaksanakan pekerjaan atau mengoperasikan peralatan.

TERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYA SAMPAI KETEMU LAGI


119 komentar:

  1. 3G_01_2141160053_Aisa Davita Salsabilla
    Izin bertanya:

    Setelah melakukan sertifikasi SMK3, apa yang perlu dilakukan oleh perusahaan untuk memelihara kepatuhan dan terus meningkatkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja?

    BalasHapus
    Balasan
    1. 3D_07_2141160022_Delila Lukisani Tungga Dewi
      Izin menjawab :
      Untuk memelihara kepatuhan dan meningkatkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja setelah sertifikasi SMK3, perusahaan perlu melakukan audit internal, pelatihan berkala, analisis risiko, keterlibatan pekerja, dan pembaruan berkala kebijakan dan prosedur. Selain itu, penting untuk terus memantau kinerja, berkomunikasi secara efektif, dan menyesuaikan dengan perubahan hukum serta standar terkini.

      Hapus
  2. 3D_07_2141160022_Delila Lukisani Tungga Dewi
    Izin bertanya :
    Bagaimana perusahaan memastikan transparansi dan kerjasama yang baik selama proses audit eksternal?

    BalasHapus
    Balasan
    1. 3D_08_214116001_Desi Fitrianti
      Izin menjawab :

      Untuk memastikan transparansi dan kerjasama yang baik selama proses audit eksternal, perusahaan dapat mengambil langkah-langkah berikut:

      1.Persiapan yang Baik:

      Memastikan bahwa semua dokumen dan informasi yang diperlukan oleh pihak auditor sudah disiapkan dengan baik sebelum dimulainya audit.
      Mengidentifikasi dan menyiapkan kontak utama atau koordinator internal yang akan berinteraksi dengan pihak auditor.

      2.Keterlibatan Pihak-Pihak yang Terkait:

      Melibatkan seluruh tim manajemen terkait dan pekerja yang relevan dalam persiapan dan pelaksanaan audit.
      Memastikan bahwa seluruh tim memiliki pemahaman yang jelas tentang proses audit dan tujuannya.

      3.Komunikasi Terbuka:

      Memberikan informasi yang jelas dan akurat kepada pihak auditor tentang struktur organisasi, kebijakan, prosedur, dan praktik keselamatan dan kesehatan kerja.
      Membuka saluran komunikasi yang terbuka untuk pertanyaan atau klarifikasi selama proses audit.

      4.Memberikan Akses yang Diperlukan:

      Memastikan pihak auditor memiliki akses penuh terhadap dokumen, catatan, dan area kerja yang relevan.
      Menyediakan panduan atau pemandu yang memudahkan pihak auditor dalam navigasi selama audit.

      5.Koordinasi Agenda dan Waktu:

      Menyusun jadwal audit yang memungkinkan pihak auditor bekerja dengan efisien tanpa mengganggu aktivitas operasional yang kritis.
      Memastikan ketersediaan anggota tim internal yang diperlukan selama audit.

      6.Sikap Terbuka terhadap Kritik dan Saran:

      Bersikap terbuka terhadap kritik yang mungkin muncul selama audit.
      Menanggapi temuan atau saran dengan serius dan berkomitmen untuk melakukan perbaikan.

      7.Pemahaman Terhadap Tujuan Audit:

      Memastikan bahwa seluruh tim internal memahami tujuan dan manfaat dari audit eksternal.
      Menyampaikan pentingnya kerjasama mereka untuk kesuksesan audit.

      8.Pemantauan dan Evaluasi Proses:

      Melakukan pemantauan secara berkala selama proses audit untuk memastikan bahwa transparansi dan kerjasama terjaga.
      Menyelenggarakan pertemuan evaluasi setelah audit selesai untuk mendiskusikan hasil dan menyusun rencana tindak lanjut.

      Hapus
  3. 3D_08_214116001_Desi Fitrianti

    Mengapa perlu diadakan audit dalam pelaksanaan manajemen K3 dan Berapa kali perusahaan melakukan audit internal SMK3?

    BalasHapus
    Balasan
    1. 3B_05_2141160025_Ambar

      Izin menjawab:
      Audit dalam pelaksanaan manajemen K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) penting untuk memastikan bahwa perusahaan mematuhi standar keamanan dan kesehatan yang ditetapkan. Audit membantu mengidentifikasi potensi risiko, memastikan kepatuhan terhadap regulasi, dan meningkatkan efektivitas program K3.

      Frekuensi audit internal SMK3 dapat bervariasi tergantung pada faktor seperti jenis industri, ukuran perusahaan, dan risiko pekerjaan. Namun, umumnya, perusahaan dapat melakukan audit internal SMK3 secara berkala, misalnya setiap tahun atau setiap beberapa tahun, untuk memastikan keberlanjutan dan perbaikan berkelanjutan dalam manajemen K3.

      Hapus
  4. 3B_18_2141160009_Ria Amanda Salsabella

    Izin bertanya:
    Bagaimana cara menilai efektivitas dari implementasi rekomendasi audit K3 baik secara internal maupun eksternal?

    BalasHapus
    Balasan
    1. 3B_07_2141160070_Angelina Tri W
      Izin menjawab
      Untuk menilai efektivitas implementasi rekomendasi audit K3, baik secara internal maupun eksternal, dapat dilakukan melalui langkah-langkah berikut:

      1. Peninjauan Dokumentasi:
      - Tinjau laporan audit K3 dan dokumentasi terkait implementasi rekomendasi. Pastikan bahwa langkah-langkah yang direkomendasikan telah dilaksanakan.

      2. Monitoring Kinerja:
      - Pantau statistik kecelakaan, cedera, atau insiden terkait K3 setelah implementasi rekomendasi. Perhatikan apakah terjadi penurunan insiden.

      3. Pemantauan Kepatuhan:
      - Periksa sejauh mana kepatuhan terhadap rekomendasi yang diajukan. Pastikan bahwa kebijakan dan prosedur telah diubah atau diterapkan sesuai dengan rekomendasi.

      4. Wawancara dan Umpan Balik:
      - Lakukan wawancara dengan personel terkait untuk mendapatkan umpan balik langsung tentang perubahan yang telah dilakukan dan dampaknya.

      5. Pengukuran Kinerja K3:
      - Tentukan indikator kinerja K3 yang dapat diukur, seperti tingkat kepatuhan, frekuensi insiden, atau waktu hilang akibat kecelakaan.

      6. Pelatihan dan Kesadaran:
      - Tinjau program pelatihan K3 yang telah diimplementasikan. Pastikan bahwa karyawan memahami dan menerapkan prinsip-prinsip K3 yang diperbarui.

      7. Audit Internal Lanjutan:
      - Lakukan audit internal lanjutan untuk mengevaluasi implementasi rekomendasi. Pastikan bahwa semua area yang direkomendasikan telah diperbaiki.

      8. Feedback dari Pekerja:
      - Dapatkan umpan balik dari pekerja tentang persepsi mereka terhadap perubahan K3 dan apakah mereka merasa lebih aman di lingkungan kerja.

      9. Penggunaan Key Performance Indicators (KPI):
      - Gunakan KPI untuk mengukur efektivitas dan tingkat keberhasilan implementasi rekomendasi. KPI dapat mencakup tingkat kecelakaan, tingkat kepatuhan, atau peningkatan kesadaran K3.

      10. Evaluasi Berkelanjutan:
      - Lakukan evaluasi berkelanjutan secara periodik untuk memastikan bahwa perbaikan dan perubahan yang diimplementasikan tetap berkelanjutan dan relevan.

      Dengan menggabungkan pendekatan-pendekatan ini, organisasi dapat mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif tentang sejauh mana implementasi rekomendasi audit K3 telah berhasil dan apakah tujuan keselamatan dan kesehatan kerja telah tercapai.

      Hapus
  5. 3B_05_2141160025

    Pertanyaan:
    Bagaimana perusahaan menangani rekomendasi atau temuan dari audit eksternal sebelumnya?

    BalasHapus
  6. 3B_07_2141160070_Angelina Tri Wahyuni
    Izin bertanya
    Bagaimana organisasi memastikan bahwa temuan dari audit K3, baik internal maupun eksternal, diintegrasikan ke dalam siklus perbaikan berkelanjutan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. 3B_21_2141160016_Tapta Arif Saputra

      Izin menjawab
      Untuk memastikan bahwa temuan dari audit K3, baik internal maupun eksternal, diintegrasikan ke dalam siklus perbaikan berkelanjutan, organisasi dapat mengambil langkah-langkah berikut:

      1. **Rencana Tindak Lanjut yang Jelas:**
      - Sajikan rencana tindak lanjut yang spesifik dan terstruktur berdasarkan temuan audit.
      - Tentukan prioritas dan tenggat waktu untuk setiap perbaikan yang diidentifikasi.

      2. **Keterlibatan Pihak Terkait:**
      - Libatkan pihak terkait, termasuk manajemen dan pekerja, dalam proses perencanaan dan implementasi tindak lanjut.
      - Pastikan setiap unit atau departemen terlibat dalam perbaikan sesuai dengan area tanggung jawab masing-masing.

      3. **Monitoring dan Evaluasi Berkelanjutan:**
      - Tetapkan sistem monitoring yang efektif untuk melacak kemajuan perbaikan.
      - Lakukan evaluasi berkala untuk menilai efektivitas perubahan dan identifikasi area yang masih memerlukan perhatian.

      4. **Pelatihan dan Kesadaran:**
      - Berikan pelatihan tambahan jika diperlukan untuk meningkatkan kesadaran terhadap praktik K3 yang benar.
      - Pastikan bahwa semua karyawan memahami pentingnya implementasi perubahan dan mematuhi kebijakan keselamatan yang diperbarui.

      5. **Sistem Umpan Balik Terbuka:**
      - Fasilitasi saluran komunikasi terbuka untuk menerima umpan balik dari karyawan terkait implementasi perubahan.
      - Pertimbangkan perbaikan berkelanjutan berdasarkan masukan yang diterima.

      6. **Integrasi dalam Budaya Perusahaan:**
      - Sisipkan praktik-praktik keselamatan dan kesehatan kerja dalam budaya perusahaan.
      - Pastikan bahwa kepatuhan terhadap kebijakan K3 menjadi bagian integral dari rutinitas harian di seluruh organisasi.

      7. **Audit Periodik Selanjutnya:**
      - Jadwalkan audit internal periodik untuk memeriksa kemajuan perbaikan.
      - Perbarui rencana tindak lanjut berdasarkan hasil audit dan evaluasi yang terbaru.

      8. **Pembaruan Kebijakan dan Prosedur:**
      - Jika diperlukan, revisi kebijakan dan prosedur organisasi sesuai dengan temuan audit.
      - Pastikan bahwa sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja selalu relevan dengan perubahan regulasi dan kondisi kerja.

      Dengan pendekatan yang terstruktur dan melibatkan seluruh organisasi, keberlanjutan perbaikan dan penguatan dalam K3 dapat dijamin dengan lebih efektif.

      Hapus
  7. 3B_13_2141160064_Fikri

    Izin bertanya,
    Bagaimana program pelatihan K3 diimplementasikan dan dievaluasi secara internal?

    BalasHapus
    Balasan
    1. 3B_20_2141160008_Dana
      Izin menjawab:

      Implementasi dan evaluasi program pelatihan K3 secara internal dapat dilakukan melalui beberapa tahapan berikut:

      1. Perencanaan

      Pada tahap perencanaan, perlu dilakukan identifikasi kebutuhan pelatihan K3 bagi karyawan. Identifikasi ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti melalui survei, wawancara, atau focus group discussion. Hasil identifikasi kebutuhan pelatihan K3 ini kemudian digunakan untuk menyusun tujuan pelatihan, materi pelatihan, metode pelatihan, dan peserta pelatihan.

      2. Pelaksanaan

      Pada tahap pelaksanaan, perlu dilakukan persiapan yang matang, seperti menyiapkan materi pelatihan, fasilitas pelatihan, dan instruktur pelatihan. Pelaksanaan pelatihan K3 harus dilakukan secara efektif dan efisien agar tujuan pelatihan dapat tercapai.

      3. Evaluasi

      Pada tahap evaluasi, perlu dilakukan penilaian terhadap pelaksanaan pelatihan K3. Penilaian ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti melalui tes tertulis, tes lisan, atau observasi. Hasil evaluasi ini kemudian digunakan untuk memperbaiki program pelatihan K3 di masa depan.

      Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam implementasi dan evaluasi program pelatihan K3 secara internal:

      Keterlibatan manajemen

      Manajemen perusahaan harus mendukung penuh pelaksanaan program pelatihan K3. Dukungan manajemen ini dapat ditunjukkan dengan berbagai cara, seperti menyediakan anggaran, menyediakan waktu, dan memberikan motivasi kepada karyawan untuk mengikuti pelatihan K3.

      Kualitas materi pelatihan

      Materi pelatihan K3 harus relevan dengan kebutuhan karyawan dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Materi pelatihan K3 juga harus disampaikan secara jelas dan menarik agar mudah dipahami oleh karyawan.

      Metode pelatihan yang tepat

      Metode pelatihan K3 harus dipilih secara tepat agar dapat mencapai tujuan pelatihan. Metode pelatihan yang dapat digunakan antara lain metode ceramah, metode diskusi, metode simulasi, dan metode praktik.

      Penilaian yang objektif


      Dengan implementasi dan evaluasi program pelatihan K3 yang efektif dan efisien, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan pemahaman karyawan tentang pentingnya K3. Hal ini akan dapat mengurangi risiko kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.

      Hapus
  8. 3B_20_2141160008_Setyaputra Pradana Dirgantara

    Izin bertanya:

    Bagaimana cara pengendalian risiko yang telah diidentifikasi dalam audit internal K3?

    BalasHapus
    Balasan
    1. 3B_13_2141160064_Fikri

      Izin menjawab,
      Pengendalian risiko setelah diidentifikasi dalam audit internal K3 melibatkan serangkaian langkah untuk mengurangi atau menghilangkan dampak potensial dari risiko tersebut. Berikut adalah beberapa cara umum untuk mengendalikan risiko setelah diidentifikasi:

      1. Penghapusan Risiko:
      - Menghilangkan sumber risiko atau kegiatan yang dapat menyebabkan risiko.

      2. Substitusi:
      - Menggantikan kegiatan, proses, atau peralatan dengan alternatif yang lebih aman.

      3. Teknik Isolasi:
      - Menempatkan atau mengisolasi sumber risiko untuk menghindari dampak negatifnya pada lingkungan kerja atau karyawan.

      4. Pengurangan:
      - Mengurangi intensitas atau frekuensi kegiatan yang dapat menyebabkan risiko.

      5. Penerapan Kontrol Teknis:
      - Menggunakan teknologi atau desain perubahan untuk mengurangi risiko, misalnya, menggunakan peralatan otomatis.

      Hapus
  9. 3B_21_2141160016_Tapta Arif Saputra

    Izin bertanya
    apa langkah langkah yang diambil untuk meningkatkan kualitas dan keberlanjutan audit eksternal?

    BalasHapus
  10. 3C_04_2141160002_Carissa Nayaka A.P
    Izin bertanya,
    Bagaimana perusahaan memastikan bahwa rekomendasi dari audit internal K3 diimplementasikan dan dipantau?
    Terima kasih

    BalasHapus
  11. 3C_02_2141160133_Anisa Davina Salsabilla
    Izin Bertanya
    Bagaimana mengelola temuan dari audit keselamatan eksternal agar dapat meningkatkan sistem manajemen keselamatan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. 3G_02_2141160126_Amir Mahmud
      Izin menjawab:
      Untuk mengelola temuan dari audit keselamatan eksternal guna meningkatkan sistem manajemen keselamatan, Anda dapat mengikuti langkah-langkah berikut:
      1. Evaluasi temuan audit dan identifikasi area di mana praktik keselamatan dan kesehatan kerja dapat ditingkatkan. Evaluasi risiko berdasarkan keparahan dan kemungkinannya, serta prioritaskan risiko yang harus ditangani terlebih dahulu.
      2. Tetapkan rencana tindakan perbaikan berdasarkan temuan audit untuk mengatasi masalah keselamatan dan kesehatan kerja. Pastikan tindakan yang diambil efektif dan dilakukan dalam waktu yang tepat.
      3. Lakukan tindakan follow-up untuk memastikan bahwa tindakan perbaikan yang diambil efektif.
      4. Buat laporan audit keselamatan dan kesehatan kerja yang mencakup temuan, tindakan perbaikan, dan tindakan follow-up yang telah diambil. Bagikan laporan kepada semua pihak yang terkait, termasuk manajemen dan karyawan.

      Analisis hasil audit keselamatan dan kesehatan kerja adalah tahap penting dalam proses audit. Hal ini melibatkan peninjauan dan evaluasi temuan dari audit untuk memahami implikasinya dan identifikasi semua temuan yang diungkapkan selama audit. Kemudian, implementasikan rencana tindakan perbaikan sesuai dengan yang telah ditetapkan.
      Dengan demikian, langkah-langkah tersebut dapat membantu dalam mengelola temuan dari audit keselamatan eksternal untuk meningkatkan sistem manajemen keselamatan.

      Hapus
  12. 3A_03_2141160082_Andika Fadila Pratama
    Izin bertanya,
    Bagaimanakah dampak memilih auditur eksternal secara bebas dan berlangganan ke satu perusahaan auditur eksternal? Dan mengapa perlu memilih auditur eksternal secara bebas ketika hendak melakukan auditur?

    BalasHapus
  13. 3G_02_2141160126_Amir Mahmud
    Izin bertanya:
    Apa saja regulasi yang mengatur tentang audit K3?

    BalasHapus
    Balasan
    1. 3F_03_2141160012_Alfiriya Dwi Ayuni
      Izin Menjawab,
      Regulasi yang mengatur tentang audit K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) dapat bervariasi antara negara dan wilayah. Di Indonesia, beberapa regulasi yang mengatur tentang audit K3 antara lain:

      1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja: Regulasi ini merupakan landasan hukum utama terkait keselamatan kerja di Indonesia.
      2. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja: Regulasi ini menyebutkan persyaratan-persyaratan terkait penerapan sistem manajemen K3 di tempat kerja.
      3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor PER-04/MEN/1980 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Pekerjaan Sipil yang Dijalankan oleh Instansi Pemerintah: Berfokus pada keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan konstruksi.
      4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor PER-05/MEN/1996 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Pekerjaan Listrik dan Pengamanannya: Mengatur tentang keselamatan dan kesehatan kerja di bidang pekerjaan listrik.
      5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor PER-07/MEN/1973 tentang Pengawasan Peraturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Pengawasan Lingkungan Kerja: Menyebutkan ketentuan-ketentuan terkait pengawasan peraturan K3 di lingkungan kerja.
      6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2011 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Bidang Usaha dan/atau Kegiatan yang Melibatkan Bahan Kimia Berbahaya: Fokus pada keselamatan dan kesehatan kerja terkait bahan kimia berbahaya.

      Hapus
  14. 3C_12_2141160031_Mochamad Fadli Gimawan
    Izin bertanya:

    Bagaimana menyusun rekomendasi dan tindakan perbaikan dan peningkatan setelah audit K3?

    BalasHapus
  15. 3F_03_2141160012_Alfiriya Dwi Ayuni
    Izin bertanya,
    Bagaimana audit SMK3 mengevaluasi dan menganalisis kecelakaan dan insiden yang terjadi?

    BalasHapus
  16. 3F_09_2141160135_Daniel Salmon Handoyo
    ijin bertanya:
    Apa langkah-langkah yang diambil perusahaan setelah menerima rekomendasi atau temuan dari audit K3 eksternal?

    BalasHapus
  17. 3F_13_2141160001_Milinda Helma Safitri
    izin bertanya
    Bagaimana Anda akan menyusun dan mengimplementasikan program audit yang komprehensif untuk menilai keefektifan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (K3) secara internal dan eksternal?

    BalasHapus
    Balasan
    1. 3F_11_2141160095_Iqbal Hisbullah
      izin menjawab
      Mengimplementasikan program audit yang komprehensif untuk menilai keefektifan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dapat melibatkan beberapa langkah. Berikut adalah panduan umum untuk menyusun dan mengimplementasikan program audit K3 secara internal dan eksternal:
      Langkah 1: Persiapan
      1. Identifikasi Standar dan Persyaratan Hukum:
      - Tentukan standar dan persyaratan hukum terkait K3 yang berlaku untuk organisasi Anda.
      - Pastikan pemahaman yang mendalam tentang aturan dan regulasi yang berlaku di sektor dan wilayah operasi.
      2. Penetapan Tujuan dan Ruang Lingkup:
      - Tentukan tujuan audit dan ruang lingkup yang jelas.
      - Identifikasi area risiko utama yang perlu dievaluasi.
      Langkah 2: Pembentukan Tim Audit
      1. Pilih Tim Audit:
      - Pilih anggota tim audit yang kompeten dan berpengalaman dalam K3.
      - Pastikan anggota tim memiliki pemahaman yang baik tentang proses bisnis dan sistem manajemen organisasi.
      Langkah 3: Pengembangan Checklist dan Pertanyaan Audit
      1. Buat Checklist:
      - Buat checklist yang mencakup semua elemen kritis dari sistem manajemen K3.
      - Checklist harus mencakup persyaratan hukum, kebijakan internal, prosedur operasional, dll.
      2. Pertanyaan Audit:
      - Susun pertanyaan audit yang bersifat terbuka untuk memahami sejauh mana kebijakan dan prosedur diimplementasikan dan efektif.
      Langkah 4: Pelaksanaan Audit
      1. Jadwal dan Komunikasi:
      - Tentukan jadwal audit dan berkomunikasi dengan semua pihak terkait.
      - Pastikan keterlibatan pihak-pihak kunci dalam proses audit.
      2. Audit Onsite dan Dokumentasi:
      - Lakukan audit onsite untuk memeriksa implementasi K3 di lapangan.
      - Dokumentasikan temuan, bukti, dan catatan dari setiap audit.
      Langkah 5: Evaluasi dan Analisis
      1. Analisis Temuan:
      - Evaluasi temuan audit dengan membandingkannya dengan standar dan persyaratan yang berlaku.
      - Identifikasi area yang memerlukan perbaikan dan perbaiki prioritasnya.
      2. Penyelarasan dengan Standar Terbaru:
      - Pastikan sistem manajemen K3 selaras dengan standar terbaru dan praktik terbaik industri.
      Langkah 6: Pelaporan
      1. Laporan Audit:
      - Buat laporan audit yang mencakup temuan, rekomendasi, dan tindakan perbaikan yang diperlukan.
      - Sertakan rekomendasi untuk peningkatan sistem K3.
      2. Komunikasi dengan Pihak Terkait:
      - Komunikasikan hasil audit kepada pihak-pihak terkait, termasuk manajemen dan pekerja.
      Langkah 7: Tindak Lanjut
      1. Tindak Lanjut:
      - Tentukan tindak lanjut untuk setiap temuan audit.
      - Pastikan implementasi perbaikan dan tindakan pencegahan.
      2. Monitoring dan Pemantauan:
      - Tetap monitor implementasi perbaikan dan evaluasi secara berkala keefektifannya.
      - Rencanakan audit berkelanjutan untuk memastikan keberlanjutan kepatuhan K3.
      Langkah 8: Pembelajaran dan Peningkatan Berkelanjutan
      1. Evaluasi dan Pembelajaran:
      - Evaluasi proses audit dan identifikasi peluang untuk meningkatkan metodologi audit.
      - Libatkan tim audit dalam proses pembelajaran dan peningkatan berkelanjutan.
      2. Siklus Audit Berkelanjutan:
      - Jadwalkan audit secara berkala untuk memastikan pemeliharaan dan peningkatan berkelanjutan sistem manajemen K3.
      Dengan mengikuti langkah-langkah ini, Anda dapat menyusun dan mengimplementasikan program audit K3 yang komprehensif dan efektif untuk menilai keefektifan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja di organisasi Anda.

      Hapus
  18. 3F_08_2141160049_Bayu Andika Oktaviar
    Izin Bertanya..
    Apa yang menjadi fokus utama dalam audit eksternal K3 dan bagaimana dampaknya terhadap peningkatan performa K3 di perusahaan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. 3F_10_2141160015_Farrah Nurhalizah
      Izin Menjawab :

      Fokus utama dalam audit eksternal K3 mencakup beberapa aspek kunci:

      1. Kepatuhan terhadap Regulasi dan Standar K3:
      - Menilai sejauh mana perusahaan mematuhi peraturan dan standar K3 yang berlaku di wilayahnya.
      - Memeriksa apakah perusahaan telah mengidentifikasi dan memahami segala risiko terkait K3 dan apakah tindakan pencegahan telah diambil.

      2. Implementasi Program K3:

      - Mengevaluasi efektivitas implementasi program K3 di perusahaan.
      - Memeriksa apakah perusahaan memiliki kebijakan dan prosedur K3 yang jelas, serta apakah karyawan telah menerima pelatihan yang memadai.

      3. Audit Laporan Kecelakaan dan Insiden:
      - Meninjau laporan kecelakaan dan insiden untuk memastikan bahwa mereka telah dicatat dengan benar dan bahwa tindakan perbaikan telah diambil jika diperlukan.

      4. Pemantauan Lingkungan Kerja:
      - Memeriksa kondisi lingkungan kerja untuk memastikan bahwa faktor-faktor seperti kebersihan, ventilasi, dan ergonomi telah dipertimbangkan.

      Dampak audit eksternal K3 terhadap peningkatan performa K3 di perusahaan dapat mencakup:

      1. Peningkatan Kesadaran K3:
      - Audit dapat meningkatkan kesadaran di antara karyawan tentang pentingnya praktik K3 dan kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur yang ada.

      2. Identifikasi dan Koreksi Kelemahan:
      - Audit membantu mengidentifikasi kelemahan dalam sistem K3 perusahaan, memungkinkan manajemen untuk mengambil tindakan korektif dan mencegah kejadian yang tidak diinginkan di masa depan.

      3. Peningkatan Efisiensi dan Produktivitas:
      - Melalui implementasi perubahan yang disarankan oleh audit, perusahaan dapat mencapai peningkatan efisiensi dan produktivitas, karena karyawan dapat bekerja dalam lingkungan yang lebih aman dan sehat.

      4. Pengurangan Risiko dan Kecelakaan:
      - Dengan meningkatnya kesadaran dan implementasi tindakan korektif, perusahaan dapat mengurangi risiko kecelakaan dan insiden, yang dapat berdampak positif pada keberlanjutan operasional dan reputasi perusahaan.

      5. Kepatuhan Hukum dan Reputasi:
      - Dengan mematuhi standar K3, perusahaan dapat memenuhi persyaratan hukum yang berlaku dan menjaga reputasi baik di mata pelanggan, mitra bisnis, dan masyarakat.

      Hapus
  19. 3F_11_2141160095_Iqbal Hisbullah
    izin bertanya
    Apakah terdapat program audit internal yang terjadwal untuk menilai efektivitas SMK3?

    BalasHapus
    Balasan
    1. 3F_08_2141160049_Bayu Andika Oktaviar
      Izin Menjawab...
      Ya, banyak perusahaan menerapkan program audit internal terjadwal untuk menilai efektivitas Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). Program ini dirancang untuk memastikan bahwa perusahaan mematuhi standar K3 dan bahwa SMK3 yang diterapkan berfungsi dengan baik.
      Perencanaan Audit:

      1. Menetapkan jadwal audit internal yang teratur.
      Menyusun tim auditor internal yang terlatih dalam K3.
      Pengidentifikasian Risiko dan Kriteria Audit:

      2. Mengidentifikasi risiko K3 yang mungkin dihadapi perusahaan.
      Menetapkan kriteria audit untuk menilai efektivitas SMK3.
      Pelaksanaan Audit:

      3. Melakukan audit internal sesuai dengan jadwal yang ditentukan.
      Memeriksa kepatuhan terhadap prosedur SMK3, peraturan, dan standar K3

      Hapus
  20. 3G_20_2141160055_Siti Nur Anisa
    Izin bertanya :
    Bagaimana perusahaan bersiap-siap untuk menjalani audit internal dan eksternal K3?

    BalasHapus
    Balasan
    1. 3F_18_2141160076_Sabila Vaisha Putri
      Izin menjawab,
      Persiapan untuk menjalani audit internal dan eksternal Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah suatu langkah penting bagi perusahaan untuk memastikan bahwa sistem K3 mereka mematuhi standar dan regulasi yang berlaku. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil oleh perusahaan untuk bersiap-siap menghadapi audit internal dan eksternal K3:
      1. Audit Internal
      A. Penetapan Tim Audit Internal
      Bentuk tim internal yang terdiri dari ahli K3 dan personel terkait lainnya.
      Pastikan anggota tim memiliki pemahaman mendalam tentang kebijakan dan prosedur K3 perusahaan.

      B. Pemantauan Rutin
      Lakukan audit internal secara berkala untuk memastikan kepatuhan terhadap standar K3.Identifikasi area-area potensial yang memerlukan perbaikan.

      C. Dokumentasi
      Pastikan semua kebijakan, prosedur, dan pelatihan K3 didokumentasikan dengan baik.Perbarui dokumentasi secara berkala sesuai perubahan dalam proses dan regulasi.

      D. Pelaporan dan Tindak Lanjut
      Buat laporan audit internal yang mencakup temuan dan rekomendasi.
      Lakukan tindak lanjut terhadap rekomendasi untuk memastikan perbaikan.

      2. Audit Eksternal
      A. Persiapan Dokumentasi
      Kumpulkan dan susun dokumen-dokumen terkait K3 seperti kebijakan, prosedur, pelatihan, dan rekaman insiden.Pastikan dokumen tersebut dapat diakses dengan mudah oleh auditor eksternal.

      B. Pelatihan Karyawan
      Pastikan karyawan memahami kebijakan dan prosedur K3 perusahaan.
      Lakukan pelatihan tambahan jika diperlukan.

      C. Inspeksi Fasilitas
      Pastikan bahwa fasilitas telah diinspeksi untuk memastikan keamanan dan kesehatan.Perbaiki masalah yang teridentifikasi sebelum audit.

      D. Komunikasi dengan Auditor
      Jalin komunikasi yang baik dengan auditor eksternal.
      Persiapkan diri untuk menjawab pertanyaan dan memberikan penjelasan terkait praktik K3 perusahaan.

      E. Pemeriksaan Kepatuhan
      Lakukan pemeriksaan internal mandiri sebelum audit eksternal untuk memastikan semua standar K3 terpenuhi.

      F. Audit Preemptive
      Lakukan audit preemptive untuk mengidentifikasi potensi masalah sebelum auditor eksternal melakukannya.

      G. Reaksi Terhadap Temuan:
      Persiapkan rencana tindak lanjut untuk setiap temuan yang mungkin muncul selama audit.Pastikan rencana tersebut dapat diimplementasikan dengan cepat.

      H. Evaluasi Kinerja
      Tinjau hasil audit internal sebelumnya untuk memastikan bahwa tindakan perbaikan telah dilakukan.

      I. Perbarui Kebijakan dan Prosedur
      Sesuaikan kebijakan dan prosedur K3 jika ada perubahan regulasi atau temuan dari audit sebelumnya.

      Dengan menjalankan langkah-langkah ini, perusahaan dapat memastikan bahwa mereka siap menghadapi audit internal dan eksternal K3 dengan baik, dan bahwa sistem K3 mereka beroperasi sesuai dengan standar dan peraturan yang berlaku.

      Hapus
  21. 3F_18_2141160076_Sabila Vaisha Putri
    Izin bertanya
    Apa saja faktor penyebab kegagalan audit SMK3 pada suatu perusahaan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. 3G_18_2141160014_Sesilia Galuh Hanindhasari
      Izin menjawab :
      1. Komitmen manajemen yang lemah: Jika manajemen tidak memiliki komitmen yang kuat terhadap keselamatan dan kesehatan kerja, maka audit SMK3 tidak akan berhasil.

      2. Kurangnya pemahaman tentang SMK3: Jika karyawan tidak memahami SMK3 dan bagaimana menerapkannya, maka audit SMK3 tidak akan berhasil.
      Kurangnya pelatihan dan pengembangan karyawan: Jika karyawan tidak dilatih dan dikembangkan dalam hal keselamatan dan kesehatan kerja, maka audit SMK3 tidak akan berhasil.

      3. Kurangnya pengawasan dan pemantauan: Jika perusahaan tidak melakukan pengawasan dan pemantauan yang cukup terhadap penerapan SMK3, maka audit SMK3 tidak akan berhasil.

      4. Kurangnya dokumentasi: Jika perusahaan tidak memiliki dokumentasi yang cukup tentang penerapan SMK3, maka audit SMK3 tidak akan berhasil.

      Hapus
  22. 3F_10_214116005_Farrah Nurhalizah
    Izin bertanya :
    Bagaimana perusahaan melakukan inspeksi dan evaluasi risiko di lingkungan kerja untuk mengidentifikasi potensi bahaya dan risiko K3?

    BalasHapus
    Balasan
    1. 3G_18_2141160014_Sesilia Galuh Hanindhasari
      Izin menjawab :
      Langkah-langkah melaksanakan inspeksi K3 meliputi tahap persiapan, pelaksanaan inspeksi, dan tindak lanjut hasil inspeksi. Selain itu, identifikasi bahaya dan penilaian risiko di tempat kerja merupakan langkah penting untuk melindungi karyawan dan mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Dengan melakukan manajemen risiko yang efektif, perusahaan dapat mengidentifikasi dan mengatasi bahaya dan risiko sebelum menyebabkan cedera

      Hapus
    2. Izin menjawab
      Perusahaan melakukan inspeksi dan evaluasi risiko di lingkungan kerja untuk mengidentifikasi potensi bahaya dan risiko K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) dengan langkah-langkah berikut:

      Penyusunan Tim K3:

      Perusahaan membentuk tim khusus yang terdiri dari ahli K3, manajemen, dan mungkin juga perwakilan pekerja.
      Tim ini akan memimpin upaya identifikasi dan evaluasi risiko.
      Identifikasi Bahaya:

      Tim K3 melakukan survei menyeluruh di tempat kerja untuk mengidentifikasi berbagai jenis bahaya potensial.
      Bahaya dapat melibatkan faktor fisik, kimia, biologis, ergonomic, dan faktor keamanan.
      Analisis Risiko:

      Setelah bahaya diidentifikasi, tim melakukan analisis risiko untuk menilai sejauh mana dampak dan kemungkinan terjadinya setiap bahaya.
      Risiko diukur dengan menggabungkan dampak dan kemungkinan untuk menentukan risiko keseluruhan.
      Prioritisasi Risiko:

      Tim memprioritaskan risiko berdasarkan tingkat keparahan dan kemungkinan terjadinya.
      Prioritas membantu perusahaan fokus pada risiko yang paling signifikan

      Hapus
  23. 3G_18_2141160014_Sesilia Galuh Hanindhasari
    Izin bertanya :
    Apa perbedaan antara audit k3 dan inspeksi k3?

    BalasHapus
    Balasan
    1. 3B_16_2141160127_Rendi Nofitasari Robiansah
      Ijin menjawab:
      Audit K3 dan inspeksi K3 adalah dua pendekatan yang berbeda dalam menilai dan memastikan keselamatan dan kesehatan kerja di lingkungan kerja. Berikut adalah perbedaan utama antara audit K3 dan inspeksi K3:

      1. Tujuan:
      - Audit K3: Fokus pada penilaian menyeluruh terhadap efektivitas sistem manajemen K3 dan kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan. Audit K3 cenderung lebih strategis dan melibatkan peninjauan menyeluruh terhadap aspek-aspek manajemen risiko K3.
      - Inspeksi K3: Bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengatasi potensi bahaya atau pelanggaran kebijakan K3 secara langsung di tempat kerja. Inspeksi K3 bersifat lebih taktis dan fokus pada pengamatan langsung terhadap kondisi fisik dan perilaku pekerja.

      2. Lingkup:
      - Audit K3: Melibatkan pemeriksaan sistem manajemen K3, termasuk prosedur dokumentasi, pelatihan, pemantauan kinerja, dan kepatuhan terhadap regulasi K3. Seringkali melibatkan analisis data jangka panjang untuk evaluasi kinerja dan perbaikan berkelanjutan.
      - Inspeksi K3: Terutama difokuskan pada pemeriksaan fisik tempat kerja dan implementasi kebijakan K3. Pemeriksaan lebih langsung terhadap kondisi alat, fasilitas, dan perilaku pekerja.

      3. Pendekatan:
      - Audit K3: Bersifat lebih sistematis dan holistik. Melibatkan pemahaman mendalam tentang proses manajemen risiko dan penilaian berbasis bukti terhadap sistem manajemen K3.
      - Inspeksi K3: Bersifat lebih langsung dan berkaitan dengan pengamatan fisik. Pemeriksaan dilakukan untuk mengidentifikasi masalah segera dan memastikan bahwa kondisi di tempat kerja mematuhi standar K3 yang ditetapkan.

      4. Frekuensi:
      - Audit K3: Biasanya dilakukan secara periodik, mungkin setiap tahun atau dalam siklus manajemen risiko tertentu.
      - Inspeksi K3: Dapat dilakukan lebih sering, bahkan secara rutin, terutama untuk memastikan keamanan dan kesehatan sehari-hari di tempat kerja.

      5. Hasil:
      - Audit K3: Menghasilkan rekomendasi untuk perbaikan jangka panjang dan pemantauan kinerja sistem manajemen K3.
      - Inspeksi K3: Menghasilkan tindakan perbaikan segera untuk mengatasi bahaya atau pelanggaran yang teridentifikasi.

      Meskipun keduanya memiliki tujuan untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja, audit K3 dan inspeksi K3 mencerminkan pendekatan yang berbeda dalam memastikan kepatuhan dan perbaikan berkelanjutan. Dalam banyak kasus, organisasi dapat menggabungkan keduanya untuk mencapai pendekatan yang komprehensif terhadap manajemen risiko K3.

      Hapus
  24. 3B_16_2141160127_Rendi Nofitasari Robiansah
    Ijin Bertanya:
    Dalam situasi di mana hasil audit internal dan eksternal kontradiktif, bagaimana Anda akan menyeimbangkan temuan dan menyusun rekomendasi agar sesuai dengan kepentingan keselamatan dan kesehatan karyawan serta keberlanjutan bisnis?

    BalasHapus
    Balasan
    1. 3D_20_2141160128_Reza Nurdiansyah
      Izin menjawab:
      Menyeimbangkan temuan dan menyusun rekomendasi dalam situasi di mana hasil audit internal dan eksternal kontradiktif memerlukan pendekatan yang hati-hati dan cermat. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat diambil:

      1. Analisis Kedua Audit:
      Teliti hasil audit internal dan eksternal dengan cermat.
      Identifikasi perbedaan dan kesamaan antara temuan keduanya.
      Evaluasi metodologi audit yang digunakan oleh tim internal dan eksternal.

      2. Klarifikasi Temuan:
      Komunikasikan dengan tim audit internal dan eksternal untuk mendapatkan klarifikasi tentang temuan yang kontradiktif.
      Pastikan pemahaman yang jelas terhadap metode pengumpulan data dan analisis yang dilakukan oleh masing-masing tim.

      3. Prioritaskan Keselamatan dan Kesehatan Karyawan:
      Utamakan temuan yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan karyawan.
      Identifikasi langkah-langkah segera yang harus diambil untuk memastikan keamanan karyawan.

      4. Perhitungan Risiko dan Dampak:
      Evaluasi risiko dan dampak dari setiap temuan.
      Prioritaskan temuan yang memiliki risiko tinggi dan dampak besar terhadap keselamatan, kesehatan karyawan, dan keberlanjutan bisnis.

      5. Konsultasi dengan Pihak Terkait:
      Diskusikan hasil audit dengan pihak terkait, termasuk manajemen senior, departemen terkait, dan tim keamanan dan kesehatan kerja.
      Dapatkan perspektif mereka tentang implikasi temuan tersebut terhadap operasional dan keberlanjutan bisnis.

      6. Identifikasi Solusi Terbaik:
      Temukan solusi terbaik yang dapat menyeimbangkan kepentingan keselamatan dan kesehatan karyawan dengan keberlanjutan bisnis.
      Pertimbangkan opsi perbaikan dan tindakan pencegahan yang dapat mengatasi temuan audit.

      7. Rencana Tindak Lanjut:
      Susun rekomendasi tindak lanjut yang memadukan saran dari kedua tim audit.
      Tentukan langkah-langkah konkret yang harus diambil untuk memperbaiki masalah yang diidentifikasi.

      8. Komunikasi yang Jelas:
      Komunikasikan temuan, rekomendasi, dan rencana tindak lanjut kepada semua pihak terkait.
      Jelaskan langkah-langkah yang diambil untuk menyeimbangkan kepentingan keselamatan dan kesehatan karyawan dengan keberlanjutan bisnis.

      9. Pemantauan dan Evaluasi:
      Pantau implementasi rencana tindak lanjut secara rutin.
      Lakukan evaluasi periodik untuk memastikan efektivitas langkah-langkah yang telah diambil.
      Dengan pendekatan ini, Anda dapat menciptakan keseimbangan yang tepat antara kepentingan keselamatan dan kesehatan karyawan serta keberlanjutan bisnis, sambil memastikan bahwa setiap tindakan yang diambil didasarkan pada analisis yang teliti dan kolaborasi dengan pihak terkait.

      Hapus
  25. 3D_13_2141160093_Haidar Rafid Ramadhan
    Izin bertanya:
    Apakah dengan adanya sistem audit Smk3 bisa menjadi pengendalian penerapan perusahaan secara obyektif?

    BalasHapus
    Balasan
    1. 3D_22_2141160136_Tomy Ibnu Faujan

      Izin menjawab :
      Implementasi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang melibatkan proses audit dapat menjadi pengendalian yang efektif untuk memastikan kepatuhan perusahaan terhadap standar keselamatan dan kesehatan kerja. Berikut adalah beberapa alasan mengapa sistem audit SMK3 dapat menjadi pengendalian yang obyektif:

      1. Penilaian Obyektif:
      Audit SMK3 melibatkan pemeriksaan sistematis dan objektif terhadap prosedur, praktik, dan kebijakan keselamatan kerja yang ada. Ini membantu mengidentifikasi sejauh mana perusahaan mematuhi standar dan peraturan yang berlaku.

      2. Identifikasi Risiko:
      Melalui audit, perusahaan dapat mengidentifikasi potensi risiko keselamatan dan kesehatan kerja yang mungkin terjadi. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan untuk mengurangi atau menghilangkan risiko tersebut.

      3. Pengukuran Kinerja:
      Audit SMK3 memberikan pengukuran kinerja yang objektif terhadap efektivitas implementasi sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja. Ini membantu perusahaan untuk menilai sejauh mana tujuan keselamatan kerja telah tercapai.

      4. Peningkatan Kontinu:
      Hasil audit memberikan umpan balik yang berharga yang dapat digunakan untuk meningkatkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja secara berkelanjutan. Perusahaan dapat mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan dan mengambil tindakan korektif.

      5. Kepatuhan Terhadap Peraturan:
      Dengan melakukan audit SMK3, perusahaan dapat memastikan bahwa mereka mematuhi peraturan dan standar keselamatan kerja yang berlaku. Hal ini dapat mengurangi risiko pelanggaran hukum dan konsekuensinya.

      6. Transparansi dan Akuntabilitas:
      Audit SMK3 menciptakan transparansi dalam pelaksanaan kebijakan dan prosedur keselamatan kerja perusahaan. Ini membantu menciptakan tingkat akuntabilitas yang tinggi di antara para pemangku kepentingan.

      7. Keterlibatan Pekerja:
      Proses audit SMK3 melibatkan pekerja dan pihak terkait lainnya. Ini mempromosikan partisipasi aktif dan kesadaran keselamatan di seluruh organisasi.

      8. Sertifikasi dan Reputasi:
      Jika perusahaan memperoleh sertifikasi keselamatan seperti OHSAS 18001 atau ISO 45001 melalui audit eksternal, ini dapat meningkatkan reputasi perusahaan dan memberikan keyakinan kepada pelanggan dan mitra bisnis.

      Hapus
  26. 3C_21_2141160148_Wildan Ihza Mahbuby
    izin bertanya :

    Dalam pelaksanaan Audit SMK3, dokumen seperti apakah yang harus ditunjukan untuk membuktikan bahwa komitmen perusahaan sudah diketahui oleh semua pekerja?

    BalasHapus
    Balasan
    1. 3B_04_2141160080_Eriko

      Izin Menjawab:

      Dalam pelaksanaan Audit SMK3 (Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja), penting untuk memastikan bahwa komitmen perusahaan terhadap keselamatan dan kesehatan kerja telah diketahui dan dipahami oleh semua pekerja. Dokumen-dokumen berikut dapat dijadikan sebagai bukti dalam hal ini:

      1. Kebijakan K3 Perusahaan:
      - Tunjukkan salinan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja perusahaan. Pastikan bahwa kebijakan ini mencantumkan komitmen perusahaan untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat.

      2. Dokumen Penyebaran Kebijakan:
      - Tunjukkan bukti bahwa kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja telah disosialisasikan kepada semua pekerja. Ini bisa mencakup bukti penyebaran dalam bentuk pertemuan, pelatihan, atau pengumuman tertulis.

      3. Tanda Terima atau Konfirmasi Penerimaan:
      - Mintalah tanda terima atau konfirmasi dari setiap pekerja yang menyatakan bahwa mereka telah membaca, memahami, dan menerima kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja perusahaan.

      4. Program Pelatihan K3:
      - Tunjukkan bukti pelatihan K3 yang telah diikuti oleh pekerja, termasuk topik-topik yang mencakup kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja.

      5. Sosialisasi dalam Orientasi Pekerja Baru:
      - Pastikan bahwa komitmen perusahaan terhadap keselamatan dan kesehatan kerja termasuk dalam proses orientasi untuk pekerja baru.

      6. Dokumen Konsultasi dan Komunikasi Reguler:
      - Perlihatkan dokumen-dokumen yang menunjukkan bahwa perusahaan secara reguler berkomunikasi dengan pekerjanya mengenai isu-isu K3, termasuk kebijakan dan komitmen terkait.

      7. Laporan Pertemuan dan Diskusi K3:
      - Jika ada pertemuan atau diskusi rutin mengenai K3, tunjukkan laporan-laporan dari pertemuan tersebut yang mencantumkan informasi terkait komitmen perusahaan terhadap K3.

      8. Dokumen Keterlibatan Manajemen Senior:
      - Sertakan bukti keterlibatan langsung manajemen senior dalam mendukung dan menegakkan kebijakan K3.

      Hapus
  27. 3D_22_2141160136_Tomy Ibnu Faujan

    Izin bertanya :
    Bagaimana prosedur dan kriteria penilaian yang biasanya digunakan dalam audit internal K3 dan
    mengapa pentingnya melibatkan pekerja dalam proses audit internal K3 ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    2. 3C_16_2141160050_Nanda Achmad Faizin Mahfudz

      Izin menjawab :

      Prosedur dan kriteria penilaian dalam audit internal K3 berupa
      - Melakukan penetapan Ruang Lingkup Audit (mengidentifikasi potensi risiko K3)
      - Menilai Risiko (Identifikasi dan evaluasi potensi risiko K3 )
      - Mengembangkan Kriteria Penilaian K3
      - Mengumpulkan data terkait kepatuhan standar K3
      - Membuat Analisis Data dan Evaluasi Kinerja

      Pentingnya melibatkan pekerja :

      - Tambahan Pengetahuan Untuk Pekerja itu sendiri tentang kondisi lapangan
      - Memberi motivasi dalam Kinerja yang aktif
      - Pekerja dapat mengerti tentang resiko yang ada pada kerja itu
      - Dapat melihat secara langsung perubahan implementasi kinerja yang berlangsung
      Dapat merealisasikan proses kinerja yang baik dan benar
      Melibatkan pekerja dapat berkontribusi pada pembentukan budaya keselamatan di tempat kerja, di mana kesadaran akan pentingnya K3 menjadi lebih tinggi.

      Hapus
  28. 3B_04_2141160080_Eriko

    Izin Bertanya:

    Bagaimana auditor eksternal dapat membantu organisasi mengidentifikasi peluang perbaikan dan inovasi dalam pengelolaan K3?

    BalasHapus
    Balasan
    1. 3B_19_2141160101_Salasatur Royyan

      Auditor eksternal K3 dapat membantu organisasi mengidentifikasi peluang perbaikan dan inovasi dalam pengelolaan K3 dengan cara-cara berikut:

      -Melakukan audit yang komprehensif dan mendalam: Auditor eksternal K3 memiliki kompetensi dan pengalaman yang luas dalam bidang K3. Mereka dapat melakukan audit yang komprehensif dan mendalam untuk mengidentifikasi semua aspek pengelolaan K3 di organisasi.
      -Memiliki perspektif yang objektif: Auditor eksternal K3 tidak terlibat langsung dalam pengelolaan K3 di organisasi. Hal ini memungkinkan mereka untuk memberikan penilaian yang objektif dan independen terhadap sistem manajemen K3 di organisasi.
      -Memiliki akses ke informasi yang luas: Auditor eksternal K3 memiliki akses ke informasi yang luas tentang praktik-praktik terbaik K3 di dunia. Hal ini memungkinkan mereka untuk memberikan rekomendasi yang relevan dan sesuai dengan kebutuhan organisasi.

      Hapus
  29. 3D/18/2141160039/Muhammad Ibnu Atho'illah
    Mohon izin bertanya

    Siapa yang bertanggung jawab dalam organisasi untuk menindaklanjuti tindakan perbaikan berdasarkan laporan audit sesuai dengan ketentuan Peraturan Pemerintah No. 50 tahun 2012 Lampiran II?

    BalasHapus
  30. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  31. 3D/17/2141160122/Martanti Puri Rahayu
    Izin bertanya:

    Bagaimana open meeting, audit, dan closing meeting berkontribusi pada keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja?

    BalasHapus
    Balasan
    1. 3G_01_2141160053_Aisa Davita Salsabilla
      Izin menjawab:

      1. Open Meeting (Rapat Awal):
      • Komunikasi Keselamatan: Rapat awal dapat menjadi platform untuk menyampaikan informasi terkait keselamatan dan kesehatan kerja kepada seluruh anggota tim. Pemahaman bersama mengenai prosedur keselamatan dan peraturan perusahaan dapat ditingkatkan melalui pertemuan ini.
      • Pendekatan Proaktif: Diskusi terbuka di awal proyek atau periode kerja dapat membantu mengidentifikasi potensi risiko keselamatan sebelum mereka menjadi masalah nyata. Ini memungkinkan tim untuk mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan.

      2. Audit (Pemeriksaan Keselamatan):
      • Identifikasi Risiko: Audit keselamatan dapat membantu mengidentifikasi potensi risiko keselamatan di tempat kerja. Ini mencakup penilaian kondisi fisik, peralatan, dan prosedur kerja.
      • Peningkatan Kepatuhan: Audit secara teratur dapat meningkatkan tingkat kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur keselamatan. Pemantauan secara ketat dapat mendorong karyawan untuk mematuhi pedoman keselamatan yang telah ditetapkan.

      3. Closing Meeting (Rapat Penutup):
      • Evaluasi Kinerja: Rapat penutup memberikan kesempatan untuk mengevaluasi kinerja keselamatan selama periode tertentu. Ini mencakup peninjauan kejadian atau insiden yang terjadi dan langkah-langkah yang diambil untuk mencegahnya.
      • Perbaikan Berkelanjutan: Melalui rapat penutup, tim dapat mengidentifikasi area di mana perbaikan lebih lanjut diperlukan. Ini menciptakan siklus umpan balik yang memungkinkan perbaikan berkelanjutan dalam sistem keselamatan dan kesehatan kerja.

      Hapus
  32. 3B_19_2141160101_Salasatur Royyan
    Apakah perusahaan telah melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap efektivitas sistem manajemen K3 secara berkesinambungan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. 3G_2141160029_Salwa Maulida Zahri

      Izin Menjawab,
      Perusahaan biasanya melakukan pemantauan dan evaluasi secara teratur terhadap sistem manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Ini dilakukan untuk memastikan bahwa sistem tersebut efektif dalam menjaga kesehatan serta keselamatan karyawan dan lingkungan kerja.

      Evaluasi ini bisa melibatkan beberapa hal, seperti:

      Pemantauan Kinerja: Melihat statistik kecelakaan kerja, tingkat cedera, atau penyakit terkait kerja. Jika ada peningkatan, perusahaan akan melakukan analisis mendalam untuk mengetahui penyebabnya.

      Peninjauan Sistem: Melakukan audit atau peninjauan rutin terhadap kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur K3 yang telah ditetapkan.

      Umpan Balik Karyawan: Mengumpulkan umpan balik dari karyawan terkait keefektifan sistem dan mendengarkan masukan serta saran dari mereka yang berada di lapangan.

      Peningkatan Berkelanjutan: Menggunakan hasil evaluasi untuk melakukan perbaikan terus-menerus dalam sistem manajemen K3.

      Proses ini berjalan secara berkelanjutan untuk memastikan bahwa sistem K3 terus diperbarui dan disesuaikan dengan perubahan lingkungan kerja serta kebijakan yang berlaku. Jika ada kekhawatiran khusus tentang perusahaan tertentu, biasanya informasi tersebut tersedia dalam laporan keberlanjutan perusahaan atau melalui publikasi mereka tentang kepatuhan K3.

      Hapus
  33. 3D_20_2141160128_Reza Nurdiansyah
    Izin bertanya :
    Bagaimana penjadwalan pemeriksaan dan pemeliharaan sarana produksi serta peralatan dilakukan, dan apa yang mencakup verifikasi peralatan pengaman sesuai peraturan, standar, dan ketentuan?

    BalasHapus
  34. 3G_08_2141160010_Icha Anjelina Kusuma Wardani

    izin bertanya kenapa tugas Auditte harus Koordinasi dan membantu Tim Audit menyediakan waktu? jelaskan

    BalasHapus
    Balasan
    1. 3D_214116098_Akmal fawwaz Ananto

      Izin Menjawab,
      Tugas koordinasi dan bantuan dalam menyediakan waktu bagi Tim Audit adalah penting dalam proses audit karena alasan-alasan berikut:

      1. Memastikan Kelancaran Proses: Seorang Auditor Koordinator membantu memastikan bahwa semua persiapan telah dilakukan dengan baik sebelum tim audit tiba. Mereka membantu memastikan bahwa semua dokumen dan informasi yang diperlukan tersedia dan siap untuk dievaluasi.

      2. Efisiensi Waktu: Mengalokasikan waktu yang tepat untuk tim audit membantu memastikan penggunaan waktu yang efisien selama proses audit. Dengan bantuan seorang koordinator, pertemuan dengan staf terkait dapat dijadwalkan dengan baik, menghindari penundaan atau konflik jadwal yang dapat mengganggu proses audit.

      3. Konsistensi dan Keterbukaan: Koordinator dapat memastikan bahwa informasi yang diperlukan oleh tim audit tersedia secara konsisten. Mereka juga membantu dalam mempromosikan keterbukaan dan kerjasama antara tim audit dan staf yang diperlukan.

      4. Klarifikasi dan Interpretasi: Koordinator sering menjadi penghubung utama antara tim audit dan staf yang diaudit. Mereka membantu dalam klarifikasi pertanyaan, memfasilitasi komunikasi yang jelas, dan memastikan bahwa tim audit memahami konteks dan informasi yang mereka peroleh.

      5. Kepentingan Keseluruhan Organisasi: Koordinator audit sering memahami pentingnya audit bagi keseluruhan organisasi. Mereka dapat membantu dalam menyeimbangkan kebutuhan tim audit dengan kelancaran operasional organisasi.

      Koordinasi dan bantuan dalam menyediakan waktu bagi tim audit membantu memastikan bahwa proses audit berjalan dengan lancar, efisien, dan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan tanpa terlalu mengganggu kegiatan operasional sehari-hari.

      Hapus
  35. 3D_16_2141160005_LUTFI KURNIAWAN

    IZIN BERTANYA :
    Apa saja prinsip dasar SMK3 yang harus diimplementasikan oleh perusahaan?

    BalasHapus
  36. 3E_08_2141160091_Dwiki Raditya
    Apa perbedaan antara tingkat awal, transisi, dan lanjutan dalam proses audit?

    BalasHapus
    Balasan
    1. 3E_20_2141160051_Wahyu Nur Anggoro Wati

      Izin menjawab:
      Perbedaan dari tingkat awal, transisi, dan lanjutan dalam proses audit yaitu sebagai berikut:
      - Tingkat Awal (Planning): Pada tingkat ini, auditor melakukan perencanaan audit secara menyeluruh. Ini mencakup pemahaman atas entitas atau organisasi yang akan diaudit, identifikasi risiko, penetapan tujuan audit, dan perancangan program audit.
      - Tingkat Transisi (Execution): Pada tingkat ini, auditor melaksanakan program audit yang telah disusun pada tingkat awal. Auditor mengumpulkan data, menguji transaksi, mengevaluasi kontrol internal, dan melakukan prosedur audit lainnya.
      - Tingkat Lanjutan (Conclusion): Pada tingkat ini, auditor menarik kesimpulan berdasarkan hasil audit yang telah dikumpulkan selama tingkat transisi. Auditor mengevaluasi temuan, membuat laporan audit, dan memberikan opini terhadap laporan keuangan atau aspek lain yang diaudit.

      Hapus
  37. 3G_2141160029_Salwa Maulida Zahri

    Izin Bertanya,
    Apakah tim internal memiliki keterampilan dan pengetahuan yang memadai untuk mengevaluasi risiko dan kepatuhan K3, terutama dalam hal teknologi dan perubahan lingkungan kerja?

    BalasHapus
    Balasan
    1. 3G_2141160098_Akmal fawwaz Ananto

      Izin Menjawab,
      Evaluasi keterampilan dan pengetahuan tim internal terkait risiko dan kepatuhan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), terutama terkait teknologi dan perubahan lingkungan kerja, merupakan aspek kritis dalam menilai kemampuan mereka dalam mengelola audit K3. Pertanyaan ini mengarah pada beberapa poin penting:

      1.Pemahaman tentang Risiko K3: Apakah tim internal memiliki pengetahuan mendalam tentang berbagai risiko yang terkait dengan K3, termasuk risiko yang muncul dari teknologi baru atau perubahan lingkungan kerja?

      2.Penguasaan Teknologi K3: Apakah mereka memiliki pemahaman yang memadai tentang teknologi yang digunakan dalam konteks K3, seperti alat-alat pemantauan, perangkat keselamatan, atau sistem manajemen berbasis teknologi?

      3.Keterampilan Adaptasi terhadap Perubahan Lingkungan Kerja: Apakah tim memiliki keterampilan untuk mengevaluasi dampak perubahan lingkungan kerja terhadap K3? Ini bisa meliputi pemahaman tentang ergonomi, adaptasi terhadap perubahan proses produksi, atau teknologi baru yang mungkin mempengaruhi kesehatan dan keselamatan karyawan.

      4.Peningkatan Keterampilan dan Pengetahuan: Bagaimana tim internal terus meningkatkan pengetahuan mereka tentang risiko dan teknologi terkait K3? Apakah ada program pelatihan atau pendidikan yang diberikan kepada mereka untuk tetap terkini dengan perkembangan terbaru?

      5.Kemampuan Analisis dan Penilaian: Sejauh mana tim dapat menganalisis dampak teknologi atau perubahan lingkungan kerja terhadap risiko K3, serta kemampuan mereka dalam menilai kepatuhan terhadap standar K3 yang berlaku?

      Dengan mengevaluasi aspek-aspek di atas, perusahaan dapat memastikan bahwa tim internal memiliki kemampuan yang diperlukan untuk mengelola risiko dan kepatuhan K3 secara menyeluruh, termasuk dalam hal teknologi dan perubahan lingkungan kerja yang terus berkembang.

      Hapus
  38. 3D_214116098_Akmal fawwaz Ananto

    Izin Bertanya,
    Bagaimana transparansi dan akuntabilitas dilakukan dalam mengelola hasil audit eksternal K3? Apakah ada proses yang jelas untuk memastikan implementasi perbaikan yang direkomendasikan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. 3G_2141160029_Salwa Maulida Zahri

      Izin Menjawab,
      1.Laporan Audit yang Komprehensif: Auditor eksternal biasanya menyusun laporan yang komprehensif berisi temuan, rekomendasi, dan evaluasi terhadap kepatuhan perusahaan terhadap standar K3 yang berlaku. Laporan ini harus transparan dan mudah dipahami.

      2.Rencana Aksi yang Jelas: Setelah audit, perusahaan harus menyusun rencana aksi yang jelas berdasarkan rekomendasi dari auditor eksternal. Rencana ini harus mencakup langkah-langkah spesifik, jadwal implementasi, tanggung jawab, dan sumber daya yang dibutuhkan.

      3.Pengalokasian Sumber Daya: Manajemen perusahaan harus mengalokasikan sumber daya yang memadai, baik itu dalam bentuk anggaran, personel, atau peralatan, untuk mendukung implementasi rekomendasi perbaikan dari audit K3.

      4.Tanggung Jawab yang Jelas: Menetapkan tanggung jawab yang jelas kepada individu atau tim untuk melaksanakan rencana aksi. Hal ini penting untuk memastikan bahwa ada akuntabilitas dalam proses implementasi perbaikan.

      5.Pemantauan dan Pelaporan Kemajuan: Perusahaan perlu memiliki mekanisme untuk memantau kemajuan implementasi perbaikan yang direkomendasikan. Pelaporan berkala kepada manajemen tentang kemajuan, hambatan yang dihadapi, dan langkah-langkah perbaikan yang diambil akan membantu menjaga transparansi.

      Hapus
  39. 3E_20_2141160051_Wahyu Nur Anggoro Wati

    Izin bertanya:
    Bagaimana kerjasama aktif Audite dengan Tim Audit dapat berkontribusi untuk mencapai sasaran audit dengan lebih efektif?

    BalasHapus
  40. 3G_14_2141160092_Muhammad Fadhil Dwitama
    Apa yang diharapkan dari Audit Eksternal K3 dan bagaimana prosesnya berbeda dengan Audit Internal?

    BalasHapus
    Balasan
    1. 3G_06_2141160077_Guntur Adyanov Guritno

      Audit Eksternal Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah proses evaluasi independen yang dilakukan oleh pihak eksternal, seperti lembaga sertifikasi, badan regulasi, atau pihak ketiga yang tidak terkait secara langsung dengan perusahaan yang diaudit. Beberapa harapan dan perbedaan utama antara Audit Eksternal dan Audit Internal K3 adalah sebagai berikut:

      **Harapan dari Audit Eksternal K3:**

      1. **Kemandirian dan Objektivitas:** Audit Eksternal diharapkan memberikan penilaian yang objektif dan independen terhadap kepatuhan perusahaan terhadap standar K3 yang berlaku, peraturan, dan praktik terbaik.

      2. **Pengukuran Kepatuhan yang Tepat:** Auditors eksternal akan mengevaluasi apakah perusahaan telah mematuhi standar dan regulasi yang ada dengan benar, serta mengidentifikasi ketidakkonsistenan atau pelanggaran yang perlu diperbaiki.

      3. **Rekomendasi untuk Perbaikan:** Audit Eksternal biasanya memberikan rekomendasi dan saran yang berharga bagi perusahaan untuk meningkatkan sistem K3 mereka. Ini dapat termasuk pembaruan prosedur, perbaikan infrastruktur, atau pelatihan tambahan kepada karyawan.

      4. **Pembandingan dengan Standar Industri:** Pihak eksternal akan membandingkan praktik perusahaan dengan standar terbaik dalam industri, membantu perusahaan untuk mengetahui posisinya secara relatif terhadap standar keselamatan industri secara keseluruhan.

      **Perbedaan antara Audit Eksternal dan Audit Internal K3:**

      1. **Sumber Penilaian:** Audit Eksternal dilakukan oleh pihak yang independen dan tidak terkait dengan perusahaan, sementara Audit Internal dilakukan oleh tim atau individu yang merupakan bagian dari perusahaan itu sendiri.

      2. **Kedalaman Penilaian:** Audit Eksternal seringkali lebih mendalam karena dilakukan oleh pihak yang memiliki perspektif eksternal dan dapat mengevaluasi perusahaan dengan sudut pandang yang berbeda dan lebih luas.

      3. **Orientasi Objektivitas:** Audit Internal cenderung lebih terkait dengan upaya memastikan kepatuhan internal perusahaan terhadap kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan oleh perusahaan itu sendiri. Sementara itu, Audit Eksternal lebih terfokus pada kepatuhan terhadap standar eksternal dan regulasi industri.

      4. **Tujuan Audit:** Audit Internal umumnya bertujuan untuk memastikan kepatuhan internal, efisiensi proses, dan peningkatan berkelanjutan. Sementara Audit Eksternal lebih berorientasi pada penilaian kepatuhan dan kesesuaian perusahaan dengan standar dan regulasi eksternal yang ada.

      Meskipun keduanya memiliki tujuan yang berbeda, baik Audit Eksternal maupun Audit Internal K3 memiliki peran penting dalam memastikan kepatuhan, keselamatan, dan kesehatan kerja yang optimal di lingkungan perusahaan.

      Hapus
  41. 3E_04_2141160074_Audy Maulidira Ananda
    Bagaimana cara agar pelatihan kerja nantinya dapat efektif kepada pekerja?

    BalasHapus
  42. 3G_06_2141160077_Guntur Adyanov Guritno

    Apakah organisasi yang melaksanakan audit K3 berbasis internasional? Basis apa saja yang digunakan untuk audit?

    BalasHapus
    Balasan
    1. 3D/19/2141160027/Rafiyan
      Izin menjawab :
      Organisasi yang melakukan audit K3 berbasis Internasional adalah :
      - BSI Group (British Standards Institution)
      - DNV GL
      - TÃœV SÃœD
      - SGS
      - DEKRA
      - Intertek
      - Lloyd's Register
      - NSF International
      - Eurofins
      - Bureau Veritas
      Basis yang digunakan untuk audit :
      - ISO 45001: Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja
      - OHSAS 18001: Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (Versi-Sebelum ISO 45001)
      - Standar Nasional yang Mengacu pada K3
      - Hukum dan Regulasi K3 Lokal
      - Industri-Spesifik atau Asosiasi Profesional

      Hapus
  43. 3B_03_AHmad Ghozali_2141160020

    Izin Bertanya:

    Apa yang diharapkan dari laporan audit eksternal terkait K3 dan bagaimana perusahaan dapat memanfaatkan rekomendasi dari laporan tersebut?

    BalasHapus
    Balasan
    1. 3F_15_2141160140_Muhammad Burhanudin
      Izin Menjawab:
      Laporan audit eksternal terkait Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) diharapkan memberikan gambaran menyeluruh tentang keefektifan program K3 di perusahaan dan memberikan rekomendasi untuk perbaikan. Beberapa harapan dari laporan audit K3 dan cara perusahaan dapat memanfaatkan rekomendasi tersebut melibatkan:
      1. Evaluasi Kepatuhan
      Harapan: Laporan harus menilai sejauh mana perusahaan mematuhi peraturan dan standar K3 yang berlaku.
      Pemanfaatan: Perusahaan dapat menggunakan hasil audit untuk meningkatkan kepatuhan terhadap regulasi dan memastikan bahwa prosedur dan praktik K3 sesuai dengan persyaratan hukum.
      2. Penilaian Risiko K3
      Harapan: Laporan seharusnya mencakup penilaian risiko K3 yang komprehensif untuk mengidentifikasi potensi bahaya dan rekomendasi mitigasi risiko.
      Pemanfaatan: Perusahaan dapat menggunakan informasi ini untuk menyusun atau memperbarui program manajemen risiko K3, menekankan pada upaya pencegahan yang efektif.
      3. Evaluasi Sistem Manajemen K3
      Harapan: Laporan harus mengevaluasi efektivitas sistem manajemen K3 perusahaan.
      Pemanfaatan: Rekomendasi yang diberikan dapat digunakan untuk memperbaiki atau mengoptimalkan sistem manajemen K3, termasuk kebijakan, prosedur, dan pelaksanaan program.
      4. Pengukuran Kinerja
      Harapan: Laporan harus menyertakan pengukuran kinerja K3, mencakup tren kecelakaan, insiden, dan indikator kesehatan dan keselamatan lainnya.
      Pemanfaatan: Perusahaan dapat menggunakan data ini untuk mengevaluasi keberhasilan program K3 dan mengidentifikasi area di mana peningkatan diperlukan
      5. Rekomendasi Peningkatan
      Harapan: Laporan harus menyertakan rekomendasi khusus untuk perbaikan dalam sistem K3.
      Pemanfaatan: Perusahaan harus mengintegrasikan rekomendasi ini ke dalam rencana tindakan perbaikan untuk meningkatkan efektivitas program K3 dan mengurangi risiko.
      6. Pelibatan Pihak Stakeholder
      Harapan: Laporan harus melibatkan pemangku kepentingan, termasuk pekerja, dalam proses evaluasi K3.
      Pemanfaatan: Perusahaan dapat menggunakan masukan dari pemangku kepentingan untuk memastikan bahwa kebijakan dan program K3 mencerminkan kebutuhan dan harapan mereka.
      7. Pengembangan Keterampilan dan Pendidikan
      Harapan: Laporan harus memberikan rekomendasi terkait pelatihan dan pendidikan K3.
      Pemanfaatan: Perusahaan dapat menggunakan rekomendasi ini untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman pekerja terhadap risiko K3 serta meningkatkan keterampilan mereka dalam menghadapi situasi darurat.

      Hapus
  44. 3F_15_2141160140_Muhammad Burhanudin
    Izin Bertanya:
    Bagaimana koordinasi antara audit internal K3 dengan audit internal lainnya, seperti audit keuangan, untuk memastikan keselarasan dan sinergi?

    BalasHapus
    Balasan
    1. 3C_21_2141160148_Wildan Ihza Mahbuby
      Izin menjawab,
      Koordinasi antara audit internal K3 dengan audit internal lainnya, seperti audit keuangan, dapat dilakukan melalui beberapa langkah:

      1. Rencana Terpadu:
      Penyusunan rencana audit yang mencakup K3 dan keuangan untuk memastikan sinergi dan efisiensi tim audit.

      2. Jadwal Bersama:
      Sinkronisasi jadwal audit K3 dengan audit keuangan agar tidak tumpang tindih dan fokus pada temuan bersama.

      3. Sharing Pra-audit:
      Pertukaran informasi pra-audit antara tim K3 dan keuangan untuk persiapan pemeriksaan yang lebih baik.

      4. Tim Gabungan:
      Penyelenggaraan tim audit gabungan K3 dan keuangan untuk perspektif yang holistik.

      5. Pertemuan Rutin:
      Pertemuan reguler untuk koordinasi dan keselarasan dalam temuan dan rekomendasi audit.

      Hapus
  45. 3D/19/2141160027/Rafiyan
    Izin bertanya :
    Apakah ada indikator kinerja K3 yang secara rutin dievaluasi selama audit internal?

    BalasHapus
    Balasan
    1. 3C_01_2141160143_Ahya Taufiq Akbar
      Izin menjawab.

      Dalam upaya untuk menjaga keselamatan dan kesehatan karyawan, perusahaan akan secara rutin mengevaluasi beberapa indikator kinerja K3 selama proses audit internal. Salah satu fokus utama adalah tingkat kecelakaan dan insiden di tempat kerja, yang telah di telaah secara rinci untuk mengidentifikasi tren dan pola yang mungkin memerlukan perhatian khusus. perusahaan juga akan memeriksa tingkat kepatuhan terhadap prosedur keselamatan yang telah ditetapkan, dan memastikan bahwa karyawan memiliki pemahaman yang baik tentang langkah-langkah keamanan yang harus diikuti. Selain itu, evaluasi rutin dilakukan terhadap efektivitas program pelatihan K3, dengan memeriksa sejauh mana pengetahuan dan keterampilan karyawan telah meningkat.

      Penting bagi suatu perusahaan untuk memastikan bahwa budaya keselamatan diterapkan secara konsisten di seluruh organisasi, oleh karena itu, pihak perusahaan melibatkan karyawan dalam proses audit untuk mendapatkan wawasan langsung dari perspektif mereka. Selama audit, perusahaan akan mengukur tingkat partisipasi karyawan dalam program pelaporan insiden, menciptakan kesempatan bagi mereka untuk berkontribusi dalam perbaikan terus-menerus dalam aspek-aspek keselamatan dan kesehatan kerja. Semua temuan dari audit ini kemudian digunakan sebagai landasan untuk perbaikan terus-menerus dan peningkatan kebijakan dan prosedur K3 di perusahaan tersebut, sehingga menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman dan sehat untuk semua.

      Hapus
  46. 3E_05_2141160105_Bafian Atha F
    Izin bertanya
    Apa saja langkah-langkah persiapan yang diperlukan sebelum melakukan audit K3 di lingkungan kerja?

    BalasHapus
    Balasan
    1. 3D_15_214116033_Khoirunnisa Wahidah
      Izin Menjawab :

      Sebelum melakukan audit K3 di lingkungan kerja, beberapa langkah persiapan penting yang dapat dilakukan antara lain:

      1. Perencanaan Audit: Identifikasi tujuan audit, ruang lingkup audit, dan area-area kritis yang akan diperiksa. Buat jadwal audit yang jelas dan tetapkan tim atau orang yang akan terlibat dalam proses audit.

      2. Pemahaman terhadap Standar K3: Pastikan tim audit memahami standar K3 yang berlaku, baik peraturan pemerintah maupun kebijakan internal perusahaan terkait keselamatan dan kesehatan kerja.

      3. Pengumpulan Dokumen dan Informasi: Kumpulkan dokumen-dokumen terkait K3 seperti kebijakan, prosedur, catatan insiden, laporan kecelakaan, data pelatihan, dan hasil audit sebelumnya.

      4. Penyiapan Checklist atau Alat Penilaian: Buat checklist atau alat penilaian yang sesuai dengan tujuan audit dan area yang akan diperiksa. Checklist ini akan membantu dalam mengevaluasi kepatuhan terhadap standar K3.

      5. Pelatihan Tim Audit: Pastikan tim audit memiliki pemahaman yang sama terkait proses audit, alat penilaian, serta tata cara pelaksanaan audit yang efektif.

      6. Penyusunan Rencana Tindak Lanjut: Siapkan rencana tindak lanjut yang akan diambil setelah audit, termasuk langkah perbaikan atau rekomendasi yang mungkin diperlukan berdasarkan temuan audit.

      7. Pemeriksaan Keselamatan Fisik dan Peralatan: Periksa kelengkapan peralatan keselamatan, kondisi fisik area kerja, serta kondisi alat dan fasilitas untuk memastikan keamanan dan kesiapan dalam menghadapi audit.

      8. Komunikasi dan Pemberitahuan: Berikan pemberitahuan kepada semua pihak terkait, termasuk manajemen, staf, atau departemen yang akan diaudit tentang jadwal dan tujuan dari audit K3.

      9. Siapkan Pertanyaan dan Wawancara: Jika audit melibatkan wawancara dengan staf atau pengelola, siapkan pertanyaan yang relevan terkait praktik K3, kesadaran, dan pemahaman mereka terhadap kebijakan K3.

      10. Asesmen Risiko Awal: Lakukan asesmen risiko awal untuk mengidentifikasi area-area yang memiliki risiko tinggi dan membutuhkan penekanan khusus selama proses audit.

      Dengan melakukan persiapan ini dengan baik, proses audit K3 dapat berjalan lebih efisien dan efektif, serta memastikan bahwa semua aspek terkait keselamatan dan kesehatan kerja dapat dievaluasi secara menyeluruh.

      Hapus
  47. 3D_15_214116033_Khoirunnisa Wahidah
    Izin bertanya :

    Bagaimana proses identifikasi, pelacakan, dan penilaian risiko dilakukan selama audit internal K3?

    BalasHapus
    Balasan
    1. 3E_05_2141160105_Bafian Atha F
      Izin menjawab
      Proses identifikasi, pelacakan, dan penilaian risiko selama audit internal Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sangat penting untuk memastikan bahwa potensi bahaya diidentifikasi, dinilai, dan ditangani dengan tepat. Berikut adalah langkah-langkah umum dalam melakukan proses ini:

      Identifikasi Risiko:

      Tinjau dokumen dan catatan terkait K3 yang ada, seperti laporan kecelakaan, insiden, atau temuan audit sebelumnya. Libatkan karyawan, manajemen, dan ahli K3 dalam sesi identifikasi risiko untuk menentukan potensi bahaya yang mungkin terjadi di tempat kerja.
      Penilaian Dokumentasi:

      Tinjau kebijakan, prosedur operasional standar (SOP), dan dokumen K3 lainnya untuk memastikan bahwa perusahaan telah mengidentifikasi dan mendokumentasikan risiko yang berkaitan dengan kegiatan operasional dan proses kerja.
      Inspeksi Fisik dan Observasi Lapangan:

      Lakukan inspeksi fisik dan observasi lapangan untuk mengidentifikasi potensi bahaya secara langsung di tempat kerja. Amati praktek kerja, kondisi lingkungan, serta penggunaan peralatan dan mesin.
      Wawancara dan Konsultasi:

      Lakukan wawancara dengan pekerja, manajemen, dan ahli K3 untuk mendapatkan perspektif yang lebih mendalam tentang risiko yang mungkin ada. Pertimbangkan untuk melakukan konsultasi dengan pihak eksternal jika diperlukan.
      Analisis Data Historis:

      Analisis data historis terkait kecelakaan, cedera, atau insiden K3 sebelumnya. Identifikasi pola atau tren yang dapat memberikan wawasan tentang risiko potensial yang mungkin muncul di masa depan.

      Hapus
  48. Izin bertanya

    Bagaimana organisasi dapat mengidentifikasi potensi pelanggaran keselamatan dan kesehatan kerja melalui hasil audit internal SMK3, dan langkah-langkah apa yang dapat diambil untuk perbaikan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. 3G_05_2141160125_Dwiki FIrman A
      izin menjawab,
      Organisasi dapat mengidentifikasi potensi pelanggaran keselamatan dan kesehatan kerja (K3) melalui hasil audit internal Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dengan melibatkan beberapa langkah dan strategi. Berikut adalah beberapa cara dan langkah-langkah yang dapat diambil:

      Identifikasi Potensi Pelanggaran K3 melalui Audit Internal SMK3:
      Penilaian Kepatuhan:

      Melakukan penilaian menyeluruh terhadap kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur K3 yang telah ditetapkan dalam SMK3.
      Pemeriksaan Dokumentasi:

      Mengaudit dokumen terkait K3, termasuk pelaporan insiden, pelatihan K3, dan prosedur operasional untuk mengidentifikasi potensi ketidaksesuaian.
      Wawancara dan Observasi:

      Melibatkan wawancara dengan pekerja dan observasi langsung di lapangan untuk menilai pemahaman dan penerapan praktik K3.

      Hapus
  49. 3G_05_2141160125_Dwiki FIrman A
    izin bertanya,
    Bagaimana auditor internal K3 memastikan bahwa kebijakan dan prosedur keselamatan di tempat kerja sesuai dengan peraturan dan standar yang berlaku?

    BalasHapus
  50. 3C_01_2141160143_Ahya Taufiq Akbar
    Izin bertanya,
    Bagaimana suaru perusahaan mengelola dan mengaudit penyedia layanan atau kontraktor untuk memastikan kepatuhan mereka terhadap standar K3 perusahaan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Manajemen dan audit penyedia layanan atau kontraktor dalam hal kepatuhan terhadap standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan langkah penting untuk memastikan keamanan di lingkungan kerja. Berikut adalah beberapa langkah umum yang dapat diambil oleh suatu perusahaan:

      Pemilihan Penyedia Layanan:

      Memastikan bahwa proses seleksi kontraktor atau penyedia layanan melibatkan penilaian K3 sebagai salah satu kriteria utama.
      Menyertakan pertanyaan dan persyaratan K3 dalam proses RFP (Request for Proposal) atau tender.
      Pengembangan Persyaratan K3:

      Menentukan persyaratan K3 yang jelas dan spesifik yang harus dipatuhi oleh kontraktor atau penyedia layanan.
      Menyertakan persyaratan ini dalam kontrak dan dokumen kesepakatan lainnya.
      Pelatihan dan Sertifikasi:

      Menyediakan pelatihan K3 kepada kontraktor atau penyedia layanan sebelum mereka memulai pekerjaan.
      Memastikan bahwa kontraktor atau penyedia layanan memiliki sertifikasi dan kualifikasi K3 yang diperlukan.

      Hapus
  51. Apa manfaat utama yang dapat diperoleh perusahaan dari hasil audit internal dan eksternal K3 yang efektif

    BalasHapus
    Balasan
    1. Audit internal dan eksternal Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang efektif dapat memberikan sejumlah manfaat besar bagi perusahaan. Berikut adalah beberapa manfaat utama:

      Manfaat dari Audit Internal K3:
      Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan Internal:

      Memberikan wawasan mendalam tentang kebijakan dan prosedur K3 internal perusahaan.
      Mengidentifikasi area kekuatan yang dapat diperkuat dan kelemahan yang perlu segera diatasi.
      Peningkatan Kinerja K3:

      Memberikan dasar untuk perbaikan berkelanjutan dalam kinerja K3 perusahaan.
      Mendorong penerapan tindakan perbaikan dan pencegahan.
      Pemantauan Kepatuhan Internal:

      Memastikan bahwa perusahaan mematuhi standar K3 internal yang telah ditetapkan.
      Memberikan jaminan bahwa kebijakan dan prosedur K3 diikuti secara konsisten oleh semua departemen dan tingkatan organisasi.

      Hapus
  52. 3C_11_2141160100_Matlubatul Masquroh
    Izin bertanya:
    Apakah boleh perusahaan melakukan audit ditingkat awal 64 kriteria dulu, karena belum percaya diri untuk langsung menerapkan 166 kriteria SMK3?

    BalasHapus
    Balasan
    1. 3G_19_2141160034_SINTIAWATI
      Izin menjawab
      Ya, dapat dimengerti jika sebuah perusahaan memilih untuk melakukan audit tingkat awal dengan mengutamakan sebagian dari total 166 kriteria Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). Langkah ini dapat diambil sebagai strategi untuk membiasakan diri dengan proses audit, mengevaluasi kesiapan, dan mengidentifikasi area-area yang mungkin memerlukan peningkatan.

      Dalam praktiknya, implementasi SMK3 sering kali merupakan proses bertahap, dan banyak perusahaan memilih untuk mengadopsi pendekatan ini. Beberapa langkah yang dapat diambil oleh perusahaan dalam melakukan audit awal melibatkan 64 kriteria SMK3 meliputi:

      1. **Penetapan Prioritas:** Identifikasi kriteria-kriteria SMK3 yang paling relevan atau kritis untuk perusahaan dan industri tertentu.

      2. **Pemahaman Terhadap Kriteria Terpilih:** Pahami secara mendalam setiap kriteria yang dipilih, termasuk persyaratan dan implementasi yang diperlukan.

      3. **Pengumpulan Data:** Kumpulkan data dan informasi yang diperlukan untuk mengevaluasi kriteria tersebut.

      4. **Audit Internal:** Lakukan audit internal dengan fokus pada 64 kriteria yang telah dipilih.

      5. **Evaluasi dan Perbaikan:** Tinjau hasil audit, identifikasi temuan atau kekurangan, dan tetapkan rencana perbaikan.

      6. **Peningkatan Bertahap:** Implementasikan perbaikan bertahap sesuai dengan hasil audit.

      Setelah perusahaan merasa lebih percaya diri dengan implementasi dan pemahaman terhadap sebagian kriteria SMK3, mereka dapat secara progresif memperluas cakupan audit ke kriteria-kriteria yang belum dievaluasi.

      Penting untuk dicatat bahwa kesiapan dan penerapan SMK3 adalah suatu proses yang berkelanjutan. Dengan mengambil langkah-langkah bertahap, perusahaan dapat mengelola perubahan dengan lebih efektif dan memastikan bahwa sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja dapat berjalan dengan baik seiring waktu.

      Hapus
  53. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  54. 3G_19_2141160034_SINTIAWATI
    izin bertanya
    Apa yang telah dilakukan perusahaan untuk mengidentifikasi potensi keadaan darurat di dalam dan di luar tempat kerja?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Banyak perusahaan telah mengimplementasikan berbagai strategi dan prosedur untuk mengidentifikasi potensi keadaan darurat di dalam dan di luar tempat kerja. Beberapa tindakan umum yang dilakukan oleh perusahaan untuk tujuan ini melibatkan:

      Penilaian Risiko:

      Melakukan penilaian risiko secara teratur untuk mengidentifikasi potensi bahaya dan keadaan darurat yang mungkin muncul di tempat kerja.
      Menganalisis kemungkinan dan dampak dari berbagai skenario darurat.
      Pelatihan dan Simulasi:

      Memberikan pelatihan kepada karyawan tentang tindakan yang harus diambil selama keadaan darurat.
      Melakukan simulasi keadaan darurat secara berkala untuk memastikan bahwa karyawan tahu cara merespon dengan benar

      Hapus
  55. izin bertanya
    Bagaimana perusahaan menjaga keselamatan karyawan yang bekerja di lapangan atau di lokasi yang berpotensi berbahaya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Perusahaan menjaga keselamatan karyawan di lapangan dengan menerapkan prosedur keselamatan khusus, memberikan pelatihan yang terkait dengan potensi bahaya di lapangan, menyediakan peralatan keselamatan yang memadai, melakukan pemantauan lingkungan kerja secara rutin, dan memiliki sistem komunikasi darurat serta prosedur tanggapan cepat dalam situasi darurat

      Hapus
  56. 3F_22_Zaidan Safi

    Bagaimana proses audit eksternal membantu meningkatkan standar K3 di organisasi?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Proses audit eksternal dapat membantu meningkatkan standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di organisasi dengan menyediakan evaluasi independen terhadap kepatuhan organisasi terhadap norma dan regulasi K3. Hasil audit ini memberikan wawasan mengenai keefektifan kebijakan, prosedur, dan praktik K3 yang diterapkan, sehingga organisasi dapat mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki.

      Hapus
    2. Penilaian Independen:

      Audit eksternal memberikan penilaian independen terhadap praktik K3 organisasi tanpa bias internal.
      Hasil audit memberikan pandangan objektif terkait efektivitas kebijakan dan prosedur K3.

      Identifikasi Kekurangan dan Potensi Bahaya:

      Proses audit membantu mengidentifikasi kekurangan dalam sistem K3 dan potensi bahaya yang mungkin tidak terdeteksi secara internal.
      Memberikan pemahaman mendalam tentang area di mana perbaikan dapat dilakukan.

      Pembandingan dengan Standar Industri dan Perundangan:

      Audit melibatkan pembandingan dengan standar K3 industri terkini dan perundangan yang berlaku.
      Organisasi dapat mengukur sejauh mana sistem K3 mereka memenuhi persyaratan dan standar yang berlaku.

      Rekomendasi Perbaikan:

      Setelah audit, pihak eksternal memberikan rekomendasi perbaikan yang konkret.
      Organisasi dapat menggunakan rekomendasi tersebut sebagai dasar untuk meningkatkan kebijakan, prosedur, dan praktik K3 mereka.

      Peningkatan Kualitas dan Efektivitas Sistem K3:

      Melalui pelaksanaan rekomendasi perbaikan, organisasi dapat meningkatkan kualitas dan efektivitas sistem K3 mereka.
      Hal ini dapat mencakup pembaruan kebijakan, peningkatan pelatihan, atau perubahan prosedur operasional.

      Pengukuran Kinerja:

      Audit eksternal dapat membantu organisasi dalam mengukur kinerja K3 mereka secara objektif.
      Data dan temuan dari audit dapat digunakan sebagai dasar untuk menetapkan indikator kinerja K3 yang dapat diukur dan dipantau secara berkala.

      Peningkatan Kesadaran Karyawan:

      Proses audit dapat meningkatkan kesadaran karyawan terhadap pentingnya K3.
      Informasi dari audit dapat digunakan untuk menyampaikan pesan keselamatan kepada karyawan dan mendorong budaya keselamatan yang lebih baik.

      Kepercayaan dari Pihak Eksternal:

      Hasil positif dari audit eksternal dapat meningkatkan kepercayaan pihak eksternal seperti mitra bisnis, pelanggan, dan investor.
      Ini dapat menciptakan citra positif terkait komitmen organisasi terhadap keselamatan dan kesehatan kerja.

      Kepatuhan Hukum dan Regulasi:

      Meningkatkan kesadaran dan kepatuhan terhadap peraturan dan regulasi K3 yang berlaku.
      Mengurangi risiko hukum dan sanksi yang mungkin timbul akibat ketidakpatuhan.

      Hapus
  57. izin bertanya
    Bagaimana pelatihan dievaluasi dan diperbarui sesuai kebutuhan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    2. 3D_14_2141160094_Haikal Humam
      Izin menjawab,
      Proses evaluasi dan pembaruan pelatihan dalam audit K3 melibatkan analisis kebutuhan, evaluasi efektivitas pelatihan, umpan balik dari peserta, pemantauan kinerja karyawan, revisi materi pelatihan, pembaruan teknologi, perencanaan pembaruan secara berkala, keterlibatan pihak terkait, pengukuran kembali kebutuhan, dan pemantauan terus-menerus. Dengan mempertimbangkan hasil evaluasi dan perubahan dalam regulasi atau lingkungan kerja, perusahaan dapat merinci dan memperbarui materi pelatihan secara berkala, memastikan bahwa pelatihan K3 tetap relevan, efektif, dan dapat meningkatkan kesadaran serta praktik keselamatan karyawan di tempat kerja.

      Hapus
  58. 3D_14_2141160094_Haikal Humam
    Izin bertanya,
    Bagaimana pelaporan hasil audit internal K3 dapat mendukung perbaikan berkelanjutan dalam manajemen K3 di perusahaan?

    BalasHapus
  59. 3D_10_2141160149_Faiz Gemilang Ramadhan
    Izin bertanya
    Apa saja tujuan dari pelaksanaan audit K3 di tempat kerja dan bagaimana hasil audit tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja?

    BalasHapus
  60. 3G_21_2141160036_Tri Susilo Pamungkas
    Izin bertanya:
    Apa lingkup audit eksternal K3, dan bagaimana auditor menentukan area-area yang harus dievaluasi?

    BalasHapus
    Balasan
    1. 3F_09_2141160135_Daniel Salmon Handoyo
      ijin menjawab
      Lingkup audit ini dapat meliputi beberapa area, antara lain:

      1. Kepatuhan Regulasi
      Peraturan dan Kepatuhan Hukum: Memeriksa apakah perusahaan mematuhi semua peraturan, standar, dan hukum terkait K3 yang berlaku di wilayahnya.
      Dokumentasi dan Catatan: Menilai apakah perusahaan memiliki dokumentasi yang lengkap dan akurat terkait K3, seperti pelaporan kecelakaan, rencana darurat, dan prosedur operasional standar.
      2. Evaluasi Risiko
      Identifikasi Risiko K3: Mengevaluasi risiko-risiko potensial yang ada di tempat kerja, baik itu terkait dengan peralatan, lingkungan kerja, proses kerja, atau faktor manusia.
      Analisis Data Kecelakaan: Melihat data kecelakaan sebelumnya untuk mengetahui tren, penyebab, dan area yang rentan terhadap kecelakaan.
      3. Kebijakan dan Prosedur K3
      Peninjauan Kebijakan: Memeriksa kebijakan K3 perusahaan dan memastikan bahwa kebijakan ini sesuai dengan standar terbaru dan diterapkan dengan konsisten di seluruh organisasi.
      Evaluasi Pelaksanaan: Mengaudit implementasi kebijakan K3 di lapangan, memastikan bahwa prosedur-prosedur K3 telah diterapkan dengan benar.
      4. Pelatihan dan Kesadaran K3
      Program Pelatihan: Memeriksa apakah perusahaan menyediakan pelatihan K3 yang memadai bagi karyawan, serta tingkat kesadaran karyawan terhadap masalah K3.

      Cara Auditor Menentukan Area yang Dievaluasi:
      1. Analisis Risiko: Auditor akan melakukan analisis risiko untuk menentukan area yang memiliki potensi risiko tinggi terkait dengan K3.
      2. Pedoman dan Standar: Auditor juga akan merujuk pada pedoman, standar industri, regulasi, serta praktik terbaik yang relevan untuk menentukan area-area yang harus dievaluasi.
      3. Data dan Dokumentasi: Data kecelakaan, insiden, atau catatan K3 lainnya akan menjadi acuan penting bagi auditor untuk menentukan di mana fokus audit harus ditempatkan.
      4. Konsultasi dengan Manajemen K3: Berbicara dengan manajemen K3 atau petugas K3 perusahaan juga dapat membantu auditor dalam menentukan area-area yang penting untuk dievaluasi.

      Hapus
  61. izin menjawab
    Lingkup audit K3 dapat mencakup berbagai aspek sesuai dengan kebutuhan dan risiko spesifik suatu perusahaan. Beberapa area yang umumnya dievaluasi dalam audit K3 meliputi:

    Kebijakan dan Prosedur K3:
    Peninjauan kebijakan dan prosedur K3 untuk memastikan kesesuaian dengan peraturan, standar, dan praktik terkini.

    Budaya K3 dan Kesadaran Karyawan:
    Penilaian terhadap budaya keselamatan di organisasi dan tingkat kesadaran karyawan terhadap praktik K3.

    Manajemen Risiko:
    Evaluasi manajemen risiko K3 dan langkah-langkah yang diambil untuk mengidentifikasi, menilai, dan mengatasi risiko K3.

    Peralatan dan Fasilitas:
    Pemeriksaan kondisi dan keandalan peralatan serta fasilitas untuk memastikan keselamatan operasional.

    Pelatihan Karyawan:
    Penilaian efektivitas program pelatihan K3 dan pemeriksaan catatan pelatihan karyawan.

    Laporan Kecelakaan dan Insiden:
    Analisis laporan kecelakaan dan insiden untuk menilai penyebab dan efektivitas langkah-langkah perbaikan yang diambil.

    Kepatuhan Regulasi:
    Pemeriksaan tingkat kepatuhan organisasi terhadap regulasi dan standar K3 yang berlaku.

    Audit Area Khusus:
    Fokus pada area K3 yang mungkin memiliki risiko lebih tinggi, seperti pekerjaan pada ketinggian, pengelolaan bahan kimia, atau operasi mesin berat.

    Dokumentasi dan Rekam Jejak:
    Pemeriksaan dokumen dan rekam jejak K3 untuk memastikan kelengkapan dan ketepatan.

    Evaluasi Program Pengukuran Kinerja K3:
    Analisis efektivitas program pengukuran kinerja K3 dan langkah-langkah perbaikan yang telah diimplementasikan.

    Konsultasi dengan Karyawan dan Pihak Terkait:
    Wawancara dengan karyawan dan pihak terkait untuk mendapatkan perspektif langsung tentang efektivitas praktik K3.

    BalasHapus
  62. 3D_05_2141160137_Ari Intan Hartanti
    Pertanyaan :
    Apa langkah-langkah yang diambil oleh perusahaan untuk memperbaiki kelemahan yang diidentifikasi selama audit internal K3?

    BalasHapus
  63. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  64. 3D_12_2141160104_Fitriya Anggrayni
    Pertanyaan :
    Bagaimana audit eksternal dapat memberikan wawasan tambahan dan perspektif yang berharga terkait dengan implementasi program K3 di sebuah perusahaan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. 3D_05_2141160137_Ari Intan Hartanti

      Izin menjawab :
      Audit eksternal dapat memberikan wawasan tambahan dan perspektif berharga terkait dengan implementasi program K3 di sebuah perusahaan karena:

      1. Auditor eksternal beroperasi secara independen dari perusahaan, menghindari bias internal dan memberikan pandangan objektif terhadap kepatuhan dan efektivitas program K3.

      2. Auditor eksternal membawa pengalaman dari berbagai industri dan perusahaan, memungkinkan mereka memberikan pembandingan yang berharga serta solusi yang telah terbukti dari praktik terbaik.

      3. Auditor eksternal memiliki pengetahuan mendalam tentang peraturan dan standar K3 yang berlaku, memastikan bahwa perusahaan mematuhi persyaratan eksternal yang diperlukan.

      4. Dengan mengidentifikasi potensi risiko dari sudut pandang eksternal, auditor membantu perusahaan mengenali dan mengatasi celah-celah dalam implementasi program K3 yang mungkin tidak terdeteksi secara internal.

      Audit eksternal dapat menyediakan pandangan holistik dan mendalam tentang sejauh mana perusahaan mematuhi standar K3, serta membantu mereka mengidentifikasi peluang perbaikan untuk mencapai tingkat keselamatan yang lebih tinggi.

      Hapus
  65. 3D_04_2141160089_Ardian Rifky Fahriyansyah

    Apa yang dimaksud dengan "HUMAN FACTOR" dalam konteks proses audit, dan mengapa faktor ini perlu dipertimbangkan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. 3G_07_2141160138_Icha Amelia Rahma Putri

      izin menjawab :
      Dalam konteks proses audit, "human factor" mengacu pada peran dan pengaruh individu atau manusia dalam pelaksanaan dan hasil audit. Faktor manusia ini mencakup berbagai aspek seperti penilaian, keputusan, perilaku, dan interaksi antara auditor dan entitas yang diaudit. Pertimbangan terhadap human factor menjadi krusial karena banyak aspek audit melibatkan penilaian, keputusan, dan interaksi manusia yang dapat mempengaruhi kualitas dan efektivitas audit. Beberapa alasan mengapa human factor perlu dipertimbangkan dalam proses audit antara lain:

      1. **Penilaian Subyektif:**
      - Auditor seringkali dihadapkan pada penilaian subyektif saat mengevaluasi bukti dan informasi audit. Faktor manusia, seperti pengalaman, pengetahuan, dan intuisi auditor, dapat memengaruhi penilaian tersebut.

      2. **Keputusan Auditor:**
      - Auditor harus membuat keputusan berdasarkan bukti dan temuan selama audit. Human factor, termasuk kepribadian auditor dan preferensi pribadi, dapat memainkan peran dalam pengambilan keputusan ini.

      3. **Komunikasi Auditor:**
      - Interaksi dan komunikasi antara auditor dengan pihak yang diaudit merupakan aspek penting dalam proses audit. Human factor memengaruhi kemampuan auditor untuk berkomunikasi dengan jelas, menggali informasi, dan memahami perspektif pihak yang diaudit.

      4. **Kesadaran Risiko dan Etika Profesional:**
      - Faktor manusia termasuk kesadaran auditor terhadap risiko, etika profesional, dan kepatuhan terhadap standar audit. Kesadaran ini dapat memengaruhi pemahaman dan penanganan risiko serta kepatuhan terhadap etika dan standar profesi.

      5. **Tim Audit dan Kerjasama:**
      - Jika audit dilakukan oleh tim, faktor manusia dalam bentuk dinamika tim dan kerjasama antaranggota tim menjadi kritis. Koordinasi dan komunikasi yang efektif antar auditor dalam tim dapat memengaruhi hasil audit.

      6. **Pemahaman Terhadap Proses dan Entitas yang Diaudit:**
      - Auditor perlu memahami bisnis dan proses entitas yang diaudit. Human factor memainkan peran dalam sejauh mana auditor dapat memahami entitas tersebut dan melibatkan pihak yang memiliki pengetahuan yang mendalam.

      7. **Respon terhadap Perubahan Lingkungan:**
      - Lingkungan bisnis dan regulasi dapat berubah. Faktor manusia mempengaruhi kemampuan auditor untuk merespons dan beradaptasi dengan perubahan tersebut.

      8. **Pelaporan dan Komunikasi Hasil:**
      - Human factor turut memengaruhi kemampuan auditor untuk menyusun laporan audit yang jelas, akurat, dan memberikan nilai tambah kepada pihak yang membutuhkannya.

      Pentingnya mempertimbangkan human factor dalam proses audit adalah untuk memastikan bahwa penilaian, keputusan, dan interaksi yang terjadi selama audit dilakukan secara obyektif, profesional, dan dapat diandalkan. Ini membantu meningkatkan kualitas dan integritas audit serta memberikan keyakinan kepada pihak yang bergantung pada hasil audit.

      Hapus
  66. 3G_07_2141160138_Icha Amelia Rahma Putri

    izin bertanya :
    Bagaimana organisasi menerapkan rekomendasi atau perbaikan yang dihasilkan dari audit K3, baik internal maupun eksternal?

    BalasHapus
  67. 3C_05_2141160024_DEBI DELA KURNIAWATI
    izin bertanya :

    Apa langkah-langkah yang dapat diambil oleh organisasi untuk memastikan koordinasi yang baik antara auditor internal dan eksternal terkait K3?

    BalasHapus

SAFETY LESSON TASK JTD 3A

  ANSWER CORRECTLY BY LOOKING AT THE NOTES: HANDWRITTEN ASSIGNMENTS MUST BE PHOTOGRAPHED AND SENT AS AN ATTACHMENT ( Must be the same as the...